6

5 1 0
                                    

"Tapi gue minta lo nggak masuk dalam kehidupan gue lagi, gue udah punya kehidupan yang baru tanpa adanya pengganggu kayak lo. Dan tanpa lo gue bisa hidup dengan tenang, gue mau semuanya berakhir disini JESSLYN CARASA," ucap Aksa penuh penekanan. Jesslyn tidak dapat berkata-kata lagi, lidahnya kelu untuk membalas ucapan Aksa hatinya sangat sakit sekarang. Air mata Jesslyn jatuh dari pipinya.

Aksa pergi melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jesslyn. Tapi ucapan Jesslyn membuat langkahnya terhenti.

"Kalau memang itu yang kamu mau, aku turutin permintaan kamu, Sa. Anggap aja kita nggak pernah kenal, kita cuma orang asing yang nggak pernah ketemu sebelumnya. Tapi cukup kamu tau, aku pergi bukan karena aku pengen seneng-seneng. Kalau aku tau akhirnya bakalan kayak gini, aku nggak akan pernah pergi, Sa. Maaf atas semua kesalahan yang aku buat ke kamu, dan aku minta maaf karena jadi pengganggu hubungan kamu sama Cilla. Aku pergi dari hidup kamu atas permintaan kamu sendiri, jangan pernah ungkit masalah itu lagi," ucap Jesslyn lalu pergi. Aksa masih mematung ditempatnya, jujur sekarang hatinya sangat sakit mendengar Jesslyn mengatakan itu.

******

Jesslyn, Angga, Ali dan Revan sedang berada di sebuah Kafe tempat biasa mereka berkumpul. Sedari tadi Jesslyn hanya diam dengan pandangan kosong.

"Je, lo harus kuat. Please jangan pergi tinggalin gue, Angga sama Revan lagi. Kita nggak mau lo pergi untuk kedua kalinya," ucap Ali.

"Aksa bukan satu-satunya alasan lo terus ada disini, kita sahabat lo kita nggak mungkin rela ngeliat lo pergi ninggalin semua masa lalu lo yang belum selesai. Lo harus bisa jelasin alasan lo pergi, kalau lo emang nggak mau ngasih tau kita kenapa lo pergi. Lo bisa langsung kasih tau ke Aksa," ucap Angga.

"Apa gue bisa bertahan disini kalau Aksa udah nyuruh gue pergi? Gue nggak mungkin kuat ngeliat Aksa yang udah kayak orang asing di kehidupan gue," ucap Jesslyn dengan pandangan kosong.

"Ingat, Je. Lo KEMBALI UNTUK BERTAHAN bukan kembali untuk pergi. Kalau emang lo yakin, lo pasti bisa bertahan disini," ucap Revan.

"Bener, Je. Mulai sekarang lo bersikap seperti Jeje sahabat kita bukan Jeca masa lalu Aksa, seperti yang lo bilang anggap aja Aksa orang asing. Suatu saat nanti pasti Aksa akan nanya sendiri apa alasan lo pergi," ucap Ali.

"Oke, semuanya akan kembali ke awal. Gue bakalan balik jadi Jeje, nggak ada lagi Jeca masa lalu Aksa," ucap Jesslyn penuh tekad.

"Ingat Je, bukan Aksa satu-satunya penyemangat lo. Kita bakalan terus ngedukung lo," ucap Angga.

"Makasih ya, kalian udah mau nyemangatin gue. Kalian emang sahabat terbaik gue," ucap Jesslyn.

"Kitakan sahabat bagai bola ping-pong," ucap Revan.

"Kepompong kali," ucap Ali menjitak kepala Revan.

"Suka-suka gue lah, sirik aja lo, Oli," ucap Revan.

"Nama gue Ali bego," ucap Ali kesal.

"Wih ternyata nama lo sekarang ada tambahan begonya ya," ucap Revan.

"Serah lo aja deh, asal lo bahagia," ucap Ali kesal.

"Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia...." Revan malah menyanyi-nyanyi. Angga dan Jesslyn tertawa mendengar perdebatan kedua temannya itu.

Laki-laki menggunakan jaket hitam dan masker tersenyum mengawasi Jesslyn yang tertawa mendengar lelucon yang dibuat oleh Revan dan Ali.

"Gue seneng liat lo ketawa lagi, Je. Gue bakalan bales apa yang dilakuin Aksa ke lo, gue nggak akan ngelepasin lo lagi ke Aksa," batin laki-laki itu.

KEMBALI UNTUK BERTAHAN #NNDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang