"Tapi aku ga mau Yun!"
Jelas ini masih sangat pagi untuk memulai perdebatan. Namun lihat lah kedua insan ini. Berdebat di depan pintu rumah.
Dan untung tidak menarik perhatian para tetangga."Tapi dia ga ada yang nganter. Kamu kan bisa bawa motor, dia nggak Ran" Yuna mencoba untuk memberi pemahaman kepada gadis yang berstatus sebagai pacarnya ini.
"Yuna… Kamu nyuruh aku bawa motor biar kamu bisa pergi sekolah bareng dia?! Yang pacar kamu itu, Aku atau Dia sih?!" Syahran mengucapkan kalimat terakhirnya dengan emosi yang memuncak. Mana ada pacar yang terima kalo digini-in, ya kan?
"Aku males ya berantem cuman gara-gara ini. Hari ini aku ga bisa bareng kamu. Kamu bawa motor aja" Setelah Yuna menyelesaikan kalimatnya, ia menaiki motornya dan mengenakan helm. Namun sebelum menancapkan gas…
"Hati-hati." Setelah itu Yuna pun melesat dengan motor nya meninggalkan Syahran yang tetap diam di depan gerbang rumahnya.
"Ishhh… Emang ya tuh cewek minta gue garuk!" sambil menggerutu Syahran mengambil motornya yang ada di bagasi.
*******
"Eh itu Kak Yuna sama Kak Ariel sweet banget yahhh"
"Eh iya. Hampir tiap hari bareng"
"Kak Yuna kayak ga punya pacar ya, tiap hari bareng kak Ariel mulu"
"Iya. Kasian Kak Syahran."
Bisik-bisikan seperti ini sudah sangat sering di dengar oleh Syahran. Bahkan saat dia baru menjejakkan kakinya disekolah, sudah banyak mulut yang menyebutkan dirinya.
"Emang keterlaluan si Yuna. Gue pacarnya tapi gue yang di suruh berangkat sendiri, kalo gue kecelakaan gimana? Oh seneng kali dia kalo gue kenapa-napa, jadi bisa berdua-an mulu sama tuh cewek" sepanjang jalan menuju kelas bibirny tak berhenti berkomat-kamit bak orang membaca mantra. Tak sedikit juga orang yang memperhatikannya karena menggerutu sendiri dijalan.
'Brak!!!'
"Astaghfirullah!!! Kalo masuk kelas ucapin salam! Jangan banting pintu! Bapak lo yang punya sekolah?!"
"Berisik!."
Oke. Kalau sudah seperti ini tidak ada lagi yang berani memarahi Syahran. Syahran lebih mengerikan saat sedang marah.
"Kenapa lo? Pagi-pagi udah emosi gitu? Pacar lo lagi?" Dia Ana sahabat Syahran. Mereka bersahabat sejak masih berada di bangku SMP. Tak heran mereka sangat dekat dan saling mengerti, apalagi mereka selalu terbuka satu sama lain.
"Siapa lagi."
"Udah berapa kali sih gue bilang. Lebih baik lo putus sama Yuna" saran Ana yang satu ini sudah sering diucapkannya. Sampai Syahran pun muak mendengarnya.
"Congor lo ya… Lo kira gampang apa mutus-in gitu aja? Gue juga masih sayang kali sama dia." Syahran capek dengan hubungan ini, tapi mau gimana lagi? Kalo udah cinta ya susah mau ngelepas-in, ya kan?
"Ya dari pada lo galau terus kan? Mending lo putusin. Lagian gue heran sama si Ariel, ngintil-in Cowok lo mulu."
"Nah gue juga ngerasa gitu. Masa ya tadi pagi gue disuruh bawa motor terus dia bareng Ariel berangkat sekolah. Lo tau gimana perasaan gue?!" Syahran menceritakan nya dengan rasa kesal dan penuh emosi.
"Sabar Ran… Bentar lagi masuk, lo tahan emosi lo sampe istirahat"
Pembicara-an itu diakhiri karena bel masuk sudah berbunyi dan mereka siap untuk mengikuti pelajaran.
*****
Setelah 3 jam pelajaran berlalu akhirnya mereka bisa mengistirahatkan otak mereka yang rasanya penuh dengan rumus-rumus yang sangat sulit untuk di ingat.
"Gila! Tuh tadi apa-an dah? Banyak banget rumusnya. Ga ada satu pun dari tuh rumus yang gue inget!" Ana bukan seorang murid yang terlalu pintar tapi tidak bodoh juga.
"Biasa aja tuh." balas Syahran
"Iya tau yang pinter, apalah dayaku yang goblok ini" ucap Ana sedikit melebih-lebih kan.
"Kantin yok! Gue laper banget…"
"Mager. Lo aja lah"
"Nitip apa?"
"Air mineral"
Setelah ucapan terakhir Syahran, Ana pun meninggalkan Syahran sendiri di kelas. Semua teman-teman kelasnya pasti berada dikantin. Hening beberapa saat hingga suara ketukan di meja merebut atensi Syahran dan mendongakkan kepala ke depan.
"Aku beli-in ini." Ternyata Yuna, ia datang ke kelasnya dengan membawa Susu kotak rasa Strawberry dan juga beberapa cemilan lainnya.
"Makasih."
"Hm. Masih marah?" tanya Yuna setelah duduk dihadapan Syahran.
"Nggak marah. Kan udah biasa" ucap Syahran datar.
'Hahhh'
Hela-an nafas terdengar dari bibir Yuna setelah mendengar perkataan Syahran. "Ya kan kamu tau kalau…"
"Kalau Ariel ga ada yang nganter, terus ga bisa bawa motor dan Dia takut naik kendaraan umum." dengan cepat perkataan Yuna di potong oleh Syahran.
"Ran kamu harus ngerti dong. Dia sahabat aku satu-satunya, dan aku paling deket sama dia, begitupun sebaliknya."
"Ya aku tau. Tapi aku selalu ngerasa kalau kamu tuh lebih peduli sama dia di banding aku Yun. Kadang aku mikir aku ini siapa sih? Aku berasa kaya simpanan atau selingkuhan kamu."
"Ga boleh ngomong kaya gitu Ran. Kalian berdua itu penting buat aku. Udah ya… diminum susunya. Aku mau balik ke kantin lagi, kasian si Ariel sendiri ntar nunggu lama." Setelah itu Yuna pun pergi meninggalkan kelas Syahran
"Tuh kan. Baru gue bilang. Emang berasa selingkuhan banget gue."
********
✎ Tulisan Author
Hai!!!
Wah seneng banget ada yang baca cerita ini. Makasih ya:")
Maaf kalo part ini gak nge-fell:"(
Saya masih belajar. Kalo suka jangan lupa Vote (Touch Bintang disudut kiri bawah).
Dan kalau mau kritik bisa Coment.See you guys
Tertanda; 'ameylia_sndy'

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours But You Not Mine
Teen Fiction"Kadang aku mikir. Kita ini punya hubungan apa sih? Kamu selalu jadiin aku yang kedua seakan aku itu selingkuhan kamu dan Dia pacar kamu." -Syahran "Kamu pacar aku. Dia sahabat aku. Itu posisi kalian di hidup aku gak ada yang berubah." -Yuna Pacar...