Sakit

478 62 4
                                    

Keadaan Syahran pagi ini cukup kacau, dengan mata bengkak, bibir bagian atas yang sedikit bengkak dan hidung yang memerah membuat penampilan Syahran bisa di bilang 'kacau'.

Syahran tak yakin untuk pergi kesekolah dengan keadaan fisik nya yang seperti itu, ia merasa sedikit pusing dan juga perutnya sedikit nyeri. Ia merasa akan demam hari ini. Apa ia bilang ke Bunda dulu biar ga sekolah ya?

"Ran bangun! Udah siang!" gedoran pintu mengalihkan perhatian dari kondisinya.

'Ceklek'

"Astaghfirullah!!! Kamu kenapa?! Kamar kamu kenapa?! Habis ada gempa?!" Bunda jelas terkejut dengan pemandangan yang ada dihadapan nya ini. Dengan kondisi Syahran yang seperti itu dan juga kamar yang terlihat layaknya kapal pecah.

"Bun…" suaranya yang serak ditambah kondisinya yang seperti ini. Syahran langsung memeluk Bundanya.

"Badan kamu panas Ran! Kamu sakit?!" ucap Bunda setelah memeriksa suhu tubuh Syahran yang masih berada di pelukannya.

"Pindah ke kamar Bunda yuk" dengan susah payah Syahran berjalan akibat dari kepalanya yang mulai terasa berat. Sesampai di kamar Bunda Syahran langsung tidur di kasur.

"Bunda keluar sebentar ya" Syahran hanya mengangguk lalu kembali memejamkan mata. Benar kan apa yang dia bilang, kalau dia mau demam

Tak begitu lama Bunda kembali membawa mangkok yang berisi air kompresan dan juga handuk.

"Bunda udah panggil dokter. Sekarang kamu Bunda kompres dulu ya" Syahran tak banyak bergerak karena kepala nya sangat sakit. Dengan telaten Bunda mengompres Syahran, hingga suara ketukan pintu menghentikan aktivitas itu.

"Buk ada dokter Damar di bawah" ucap Bik Ani, asisten rumah tangga mereka.

"Langsung disuruh masuk aja Bik" titah Bunda. Bik Ani mengangguk lalu turun untuk memanggil dokter Damar.

"Selamat Pagi…" suara berat itu membuat netra Syahran sedikit terbuka. Seorang dokter muda dan tampan berdiri disana. Dokter Damar adalah anak dari Dokter Keluarga mereka. Karena sang Ayah--Dokter Misri di pindahkan ke rumah sakit yang cukup jauh akhirnya Dokter Damar lah yang menggantikan.

"Selamat Pagi Dok…" balas Bunda ramah

"Saya langsung periksa saja ya…" ucapnya lalu mendekati Syahran yang masih terbaring.

Melakukan beberapa pemeriksaan, dengan waktu yang tidak terlalu lama akhirnya Dokter Damar menyudahi pemeriksaan tersebut.

"Magh Syahran kambuh, asam lambungnya juga tinggi dan sedikit demam." ucap Dokter Damar setelahnya.

"Apa kamu belum makan Ran dari semalam?" tanya Bunda

"Belom…" balas Syahran dengan suara lirih.

"Jaga Pola makan kamu Syahran, Saya akan kasih resep obat, supaya kalau sakit lagi kamu bisa minum ini. Dan jangan lupa makan. Saya Permisi" ucap Dokter Damar. Bunda mengantar Dokter Damar sampai ke pintu depan. Setelah itu Bunda kembali ke kamarnya.

"Bunda harus ke sekolah kamu dulu untuk mengizinkan kamu. Apa Bunda ga usah kerja biar jagain kamu?"

"Bunda kerja aja. Kan udah ada Bik Ani. Dan jangan kasih tau Yuna dulu bun." permintaan Syahran yang terakhir membuat Bunda mengerutkan dahi nya. Tapi tak ingin membahasnya dulu Bunda mengangguk saja.

Setelah bersiap-siap Bunda pamit untuk pergi kesekolah Syahran dan pergi bekerja.

******

Kelas XII MIA 3 terasa cukup hening, padahal hari ini ada Jamkos sebanyak 3 jam tapi entah kenapa suasana kelas tak seriuh biasanya.

"Ana! Kok Syahran ga dateng?" tanya Naura selaku Sekretaris kelas.

"Ga tau. Coba tanya meja piket sana!" jawab Ana

"Syahran sakit." Tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu. Dia Aldi Ketua Kelas XII MIA 3.

"Lah serius? Ternyata bisa sakit juga si Syahran" ucap Naura sambil menulis buku absensi kelas.

"Ya bisa lah. Kan manusia goblok!" ucap teman disebelahnya sambil menoyor kepala Naura. Pembicara-an berhenti disitu dan kelas kembali sepi.

*****

Sedangkan di lain tempat.

"Makasih pak kalau begitu saya permisi, karena saya juga harus bekerja. Sekali lagi terima kasih" Bunda berpamitan kepada guru yang berada di ruang piket.

Saat akan menuju parkiran tak sengaja ia berpapasan dengan Yuna dna seorang gadis di sebelahnya yang tak ua ketahui siapa. Mulai muncul pemikiran bahwa gadis ini yang membuat Syahran sering sedih akhir-akhir ini.

"Eh Bunda…" Yuna langsung menyalami Bunda. Sorot mata Bunda memandangi gadis di samping Yuna yang saat ini menggenggam erat tangan Yuna.

"Emm… Kenalin Bunda ini Ariel sahabat aku" ucap Yuna dan menyuruh 'Iyel' untuk bersalaman pada Bunda.

"Oh Hai." entah kenapa Yuna merasa bahwa Bunda sedikit berbeda. Dan juga ada urusan apa Bunda datang ke sekolah pagi-pagi begini.

"Bunda kenapa disini?" Pada akhirnya ia pun bertanya

"Ada sedikit urusan. Kalau begitu Bunda pamit dulu ya, udah telat masuk kerja." Setelah itu Bunda pergi tanpa menunggu jawaban Yuna.

"Bundanya Syahran ya? Kayaknya dia ga suka sama aku deh Yun" Akhirnya Ariel mengeluarkan suaranya setelah tadi hanya diam.


"Udah ga usah di pikirin" ucap Yuna menenangkan.

"Bundanya Syahran pasti mikir kalo aku orang ketiga di hubungan kalian" ucap Ariel lagi

"Ssttt… kamu tuh bukan orang ketiga. Kamu dan Syahran itu penting di hidup aku. Dan kalian itu sama. Udah ah mending langsung ke kelas." Setelah itu mereka berlalu dan pergi menuju kelas masing-masing.

Tanpa di sadari sejak tadi Bunda mendengarkan Pembicara-an mereka di balik pilar yang ada di sana.

'Ternyata benar karena dia Syahran jadi seperti ini'

*****
Tulisan Author
Hello!!!
Yuna dan Syahran comeback.
Nah buat yg baca terimakasih ya. Terus dukung cerita ini. Terimakasih perhatiannya>_<

Jangan lupa Vote dan Coment isi nya boleh kritik dan saran pasti aku terima dengan lapang dada:)

See you guys
Tertanda; 'ameylia_sndy'

I'm Yours But You Not MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang