•Part 9

294 25 2
                                    

Unsur kekristenan, kalo ada yang gak berkenan, dipersilahkan untuk dilewati.

------------------------------------------------

22.31

Aku terbangun karena haus, aku memutuskan untuk pergi ke dapur. Dari lantai 2 aku samar-samar mendengar suara kak Yeosang berbicara. Aku pun mengintip dari lantai 2.

Loh, itu kak Seonghwa. Belum pulang ternyata. Dia asik bercerita bersama kak Yeosang.

"... Mama sama papa tuh emang bener-bener jadi teladan buat kakak sama Yeonjae. Kamu sudah tau latar belakang keluarga Yeonjae, kamu pacarnya, saya harap kamu bisa jaga Yeonjae baik-baik."

Aku tersenyum pahit, air mataku mengalir begitu saja. Entahlah, kak Yeosang selalu memikirkan diriku, berjuang keras dari 0 hingga sekarang ia mendapatkan pekerjaan yang sangat baik, bahkan ia menjadi manajer. Dulu bahkan ia bekerja sambil kuliah, kelebihannya, kecerdasannya diatas rata-rata anak seumurannya. Jadi, dia wisuda lebih cepat.

Bahkan ketika ia sakit, ia memaksakan lembur. Ah, sangat bahagia aku bersama kak Yeosang. Meskipun seperti itu, aku jarang meminta uang atau apapun padanya. Hanya uang jajan saja, itupun biasanya aku tidak jajan disekolah.

"Itu pasti, kak! Saya akan jaga Yeonjae dengan baik. Saya minta maaf kalo harus buat kakak cerita,"

Aku pun perlahan menuruni tangga dan menghampiri 2 orang kesayanganku, masih dengan keadaan menangis. "Kak.."

"Loh, kok-eh nangis kenapa astaga?" Aku memeluk kak Yeosang erat. Kak Yeosang membalas pelukanku, ia mengelus-elus punggungku.

"Kangen banget kak, kangen!" Seakan tau apa maksudku, kak Yeosang makin mengeratkan pelukannya.

Kak Seonghwa menatapku sendu, ia tersenyum, berusaha menguatkanku. Kak Yeosang pun melepaskan pelukan kami. Ku lihat mata kak Yeosang yang mulai berair, ia menatap langit-langit rumah. Seolah tidak ingin menumpahkan air matanya.

Kak Yeosang selalu kuat, ia selalu kuat. Aku tau ia lelah dengan semuanya, ia tetap kuat.

"Seonghwa, kakak minta tolong temani Yeonjae sampai tidur, ya. Saya ada urusan diluar sebentar," ucap kak Yeosang dan segera mengambil mantelnya.

"Kakak kemana? Ini malam banget," tanyaku berusaha menahan sesegukan.

"Direktur telfon, ada masalah di kantor. Maaf ya, kakak tinggal kalian sebentar. Jaga diri baik-baik!" Pesan kak Yeosang sebelum ia pergi.

"Ayo ke kamar,"ajak kak Seonghwa dan ia merangkulku lalu kami menuju kamarku.

Tidak usah berpikiran macam-macam, kami tidak akan melakukan hal aneh.

Aku menyandarkan kepalaku pada bahu kak Seonghwa dan memeluknya dari samping, ia masih merangkulku.

"Aku tau perasaan kamu, aku tau kamu kangen sama mereka. Silahkan nangis, tapi cukup hari ini." Aku kembali menangis, terus menangis.

Sungguh, aku merindukan sosok ayah ibuku, "Selanjutnya, kamu gaboleh nangis lagi. Kamu itu kuat, ada aku disini. Kita jalani sama-sama!"

Kak Seonghwa juga memelukku dari samping, tangisanku telah berhenti begitu saja. Aku nyaman sekali, sangat nyaman. Aku mengubah posisi ku menjadi tidur, kak Seonghwa masih tetap pada posisinya.

Kak Seonghwa➖Park Seonghwa [ATEEZ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang