42. Rumah Sakit

1.8K 120 14
                                    

Hari ini, Hana sendirian dirumah, karena Jeno kerja dan Arka sekolah.

Semua kerja rumah sudah selesai, jadi Hana santai-santai menonton televisi.

Pintu rumah nya berbunyi. Hana membuka pintu rumah. Ga mungkin kan Hana gak buka pintu, padahal ada tamu.

Pas anak buka pintu..

"Hai, udah lama ga jumpa ya" - Dina

"Baru juga ketemu beberapa bulan yang lalu, ngapain kesini hah?" - Hana

"Mau ketemu lo lah" - Dina

"Ngapain lo ketemu gue?, Ooo ada niat buruk pasti" - Hana

"Kalau iya kenapa?" Dengan cepat Dina menarik leher baju Hana

Hana berusaha melepaskan genggaman tangan Dina di bajunya, tapi genggamannya makin kuat, dan Dina mendorong Hana kedalam rumahnya.

Hana menampar wajah Dina, tapi tak berpengaruh sama sekali. Tatapan Dina semakin kasar, dan semakin kuat mencengkeram baju Hana.

"JENO ITU PUNYA GUE!" - Dina

"BUKTINYA DIA SUAMI GUE!" - Hana

"Kalo lo mati, dia bakal jadi suami gue" - Dina

"SADAR DIN, LO UDAH TEROBSESI" - Hana

"Pokoknya Jeno punya gue, lo harus pergi dari dunia ini" - Dina

"SADAR!!!" - Hana juga sudah memukul Dina beberapa kali tetapi cengkeraman tangan yang ada di bajunya, tetap saja tidak lepas.

Dan Dina mengehempaskan Hana dilemari, yang bikin kepalanya berdarah dan sekaligus pendarahan.

Pendarahan? Ya Hana hamil, tapi dia tak menyadari, tak ada yang menyadari dan mengetahuinya.

"WOI BERHENTI!!" - terdengar suara laki-laki dari depan pintu.

"Lo apain adek gue hah?!" - Bang Doyoung

Ya bang Doyoung datang kerumah Hana. Tepat disaat Dina menghempaskan Hana.

"Cewek brengsek!" - Doyoung memukul wajah Dina.

Kasar? Iya kasar banget.

"Udah, jangan dipukul, dia perempuan" - Kak Lia

"Bang, jangan" - Lirih Hana sebelum dia pingsan.

Bang Doyoung membawa Dina keluar.

"Lo pulang sekarang, atau lo bunuh disini?!" - ucap Bang Doyoung pada Dina dengan wajah garangnya.

Pasti Dina memilih pulang.

"Ah bangsat, rencana gue gagal!" - Dina

Bang Doyoung menggendong Hana masuk ke dalam mobilnya, dan membawa nya kerumah sakit. Sedari tadi kak lia menutupi luka di bagian kepalanya, tapi darah nya tetap saja mengalir.

Sampai di UGD Hana langsung ditangani dokter. Bang Doyoung menelpon Jeno, sedangkan Lia mondar-mandir.

"KERUMAH SAKIT A LO SEKARANG! ISTRI LO KRITIS" - Ucap Bang Doyoung pada Jeno di telpon

Jeno yang ditelpon, mendengar kalimat abang iparnya itu, langsung lari dari ruangannya sampai ke parkiran, yang bikin orang sekitarnya kebingungan.

Plak.

Satu tamparan yang di dapatkan Jeno.

"Lo gabisa jaga adek gue hah?" - Bang Doyoung

"Mas, dia ga salah" - Kak Lia pada bang Doyoung

"Gak salah gimana! Dia gabisa jagain Hana!" - Bang Doyoung

"Biarkan dia tau dulu apa yang dialami Hana, baru kamu bisa nampar dia, baru bisa marah sama dia" - Kak Lia menenangkan suaminya.

"Kenapa dengan Hana kak?" - Tanya Jeno pada kak Lia.

Tidak memungkinkan untuk bertanya pada bang Doyoung.

"Tadi ada perempuan, yang bikin Hana celaka, sampai kepala Hana berdarah, dan dia juga pendarahan" - jelas Kak Lia

"Istri lo hamil! Dan lo gatau itu!" - Bang Doyoung

Jeno kaget. Hana hamil?

Dokter keluar ruangan, dan memberi kabar kalau Hana belum sadar, dan bayi yang dikandung nya selama 2 minggu itu keguguran.

"Boleh saya temui pasien nya dok?" - Jeno

Dokter itu mengangguk. Jeno langsung masuk kedalam ruangan itu, dan hati nya benar-benar sakit, dia gabisa jaga istri dan calon anaknya dengan baik.

Jeno menggenggam tangan Hana.

"Jadi selama ini kamu hamil? Kenapa gak bilang aku? Atau kita sama-sama gak tau?" - Ucap Jeno

Bang Doyoung sama kak Lia hanya menatap Jeno. Jeno benar-benar menangis.

"Na, bangun, Arka pasti mau dijemput sama mama nya" - Jeno

"Gue jemput Arka dulu, Arka gue bawa kerumah gue aja, lo jagain Hana, dan gue harus tau apa yang terjadi sama Hana sebenarnya biar gue ga suuzon sama lo" - Doyoung

Bang Doyoung dan kak Lia pamit.

"Sabar" - Kak Lia mengelus punggung Jeno sebelum ia pergi.

Kedua orang tua Hana, lagi keluar kota, mereka ada kerjaan, jadi bang Doyoung memutuskan untuk tidak memberitahu orang tuanya saat ini, tunggu saat Hana sadar.


"Na, maaf, maaf aku gabisa jagain kalian berdua, maafin aku" - Jeno menangis dengan menggenggam tangan Hana.




















Hiyaaaa konplik nya ntah apa apa haha













-Jenoooww-
19 Februari 2020

You Are My Destiny ; Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang