28. Keputusan

1.7K 144 28
                                    

Kek di chapter sebelumnya dong, rame, kan aku seneng wkwk.





























"Aku mau cerai" - Jeno memberikan sebuah surat di dalam amplop kepada Hana.

Hana membuka amplop itu, dan ternyata bener. Isinya surat pernyataan cerai.

Hana menangis, memegang surat cerainya itu.

"Apa harus?" - tanya Hana dengan suara tangisannya.

Jeno ngangguk.

"Ingat anak, anak kita masih kecil, dia masih butuh ayah nya" - Hana

"Arka tinggal sama kamu aja, kapan-kapan aku temui Arka" - Ucap Jeno santai, sedangkan Hana berusaha menahan tangisan.

"Tapi kenapa? Kenapa harus cerai jalan satu-satunya?" - tanya Hana lagi

"Aku mencintai perempuan lain" - jawab Jeno santai.

Hana langsung berpikir kalau semua rencana dia dulu batal, karena perceraiannya.

Yang awalnya Hana menatap mata Jeno, setelah mendengar kalimat itu, Hana menunduk kembali dan mengeluarkan air matanya.

Hana melipat kembali surat itu, dan memasukkan kembali surat itu kedalam amplop yang berwarna coklat. Tetapi di dalam amplop itu ada kertas lain berwarna putih juga, tetapi ukurannya agak kecil.

Awalnya ia urungkan niatnya untuk membuka secarik kertas lain yang ada di dalam amplop itu. Tetapi karena rasa penasarannya berlebih dari niatnya, ia membuka surat itu. Dan surat itu malah membuat ia menangis menjadi-jadi.

Hana langsung memeluk Jeno, dan menangis dipelukannya.














Kamu adalah perempuan terbaik yang hadir di hidupku dan akan selalu seperti itu. Saya mencintai semua tentang kamu. Saya cinta senyumanmu, sentuhanmu, tatapanmu, semuanya! Betapa beruntungnya saya memiliki pasangan hidup yang selalu mendukung setiap langkah dan menemaniku di saat suka maupun duka.

Saya tahu bahwa jarang sekali saya ungkapkan, tapi kamu adalah hal terbaik yang pernah hadir dalam hidupku. Perasaan bangga dan bersyukur tak pernah berhenti melimpah meski tanpa ucapan. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku. 

Selamat ulang tahun istriku, teman hidupku, ibu dari anak-anakku, dan satu-satunya penjaga hatiku tercinta.















"Happy birthday, maaf" - Jeno membalas pelukan Hana, dan mengecup pipi kiri Hana.

Tangisan Hana makin menjadi-jadi.

"Maaf aku udah bikin kamu nangis, sekarang udah ya nangis nya" - Jeno ingin melepaskan pelukannya, ingin menatap mata Hana, tetapi Hana makin menguatkan pelukannya.

"Gak! Jangan pergi" - Hana

"Sayang, aku gapergi, ga bakal pergi, ga akan pernah pergi, aku mau ngomong" - Jeno

"Gak! Gamau. Nanti aku lepas kamu pergi" - Hana tetap gamau melepas pelukannya.

"Yaudah aku ngomong nya kek gini aja. Selamat ulang tahun, jujur aku malu ngasih kek beginian, aku gugup juga berakting kek tadi, aku juga ga prediksi kok bisa berhasil gini. Dari sepanjang kalimat yang aku tulis tadi intinya untuk ngucapin selamat ulang tahun untuk kamu. Terima kasih untuk semua nya, maaf udah bikin kamu nangis, dan maaf juga udah telat ngucapinnya, dan maaf soal tadi pagi" - Jeno memegang pipi Hana yang basah karena air matanya.

"Pasti kata-kata dari google" - ucap Hana di sela tangisannya.

"Iya hehe" - Jeno

Jeno menghapus air mata Hana, dan langsung mencium Hana. Hana mengalungkan lengannya di leher Jeno. Mereka saling menikmati sentuhan itu.

Jeno, Hana, dan Arka mereka keluar dari kamar.

Hana di buat kaget, dengan sambutan teman-teman nya yang berada di ruang tv.

Ya ada Yena, Reta, Kaila, Haechan, Renjun, Jaemin. Ada pendatang baru juga, Cinta sama Shalma.

"Jadi ngerencanain ini sejak kapan?" - Tanya Hana disaat mereka semua udah ngumpul dan duduk bersama. Mereka duduknya lesehan di karpet.

Arka di pelukan Haechan. Dan untung nya Arka itu cepat akrab sama orang, padahal Haechan orang baru.

"Kalian pada kapan mau nyusul hah?" - Jeno

"Bentar lagi" - Hanya Renjun yang menjawab.

"Minggu depan, tunggu aja undangan gue" - Jaemin

Cinta melotot dengan perkataan Jaemin. Hana tertawa sambil bertepuk tangan, karena biasanya Hana memang kek gitu.

"Heh heh, Arka kenapa? Kok nangiiisss" - Haechan panik.

Jeno mengambil alih Arka, setelah di pangkuan Jeno dia diam.

"Arka mau kue juga?" - Ucap Jeno yang ingin menyuapi sepotong kecil kue ulang tahun ke Arka.

Arka membuka mulutnya, berharap kue itu masuk ke dalam mulutnya. Tetap Jeno menatap Hana dulu.

"Kecilin lagi potongannya" - Hana

Jeno menurut. Dan menyuapi kue itu ke Arka. Arka hanya melumat lumat kue itu, giginya yang tumbuh masih gigi bawah, disitu point lucu nya Arka.

Mereka saling berbicara, berbincang, curhat, gibah, dan segala macam. Selama mereka berbicara itu Arka di oper oper, tempat duduk nya pindah pindah, karena setiap orang pengen memeluknya.

Pada saatnya sampai lah di penghujung acara. Waktu juga udah mulai malam. Jam 9 malam. Teman-teman Jeno Hana juga udah pulang.

"Gausah dirapiin, biar aku yang ngerapiin, hari ini hari spesial kamu" - Ucap Jeno saat melihat Hana ingin membersihkan dan merapikan ruang tv yang berantakan.

"Aku bantu biar cepat" - Hana

"Gausah, bawa aja Arka ke kamar, tidurin, udah ngantuk berat kek nya, jangan lupa sholat isya ok" - Ucap Jeno final.

Hana ya nurut aja, sesekali bebas dari pekerjaan rumah.


Ceklek.. pintu kamar terbuka..

"Udah tidur?" - Jeno berbaring disampin Hana, mengelus rambut Hana.

Hana langsung memeluk Jeno. Dan Jeno membalas pelukannya.

"Jangan pergi ya, aku gamau kamu pergi" - Hana menangis lagi di pelukan Jeno.

"Enggak, aku gak pergi kok, aku masih disini, maaf udah bikin kamu takut kehilangan kek gini, gausah nangis ya, aku masih disini, kita tidur ya" - Jeno

"Apa alasan kamu mau nyeraikan aku? Kamu mencintai perempuan lain? Apa karena tubuhku udah gak kek dulu lagi?" - Hana masih mengingat kata cerai itu.

"By, sadar. Aku masih disini, sampai kapanpun aku gabakal ceraiin kamu, ga ada alasan untuk nyeraiin kamu, maaf udah bikin kamu susah lupa sama kata-kata itu, tapi sekarang aku disini, kita ga bakal pisah" - Jeno.

"Kamu janji?" - Hana

"Ya aku janji" - Jeno

Akhirnya mereka terlelap, dan masuk ke dunia mimpinya.


















Maapkan akuu

Males up sebenarnya, nunggu kalian ramein dichapter sebelumnya. Tapi tanganku gatel banget pengen mencet publikasikan, yaudahlah.




Padahal ga ngefeel












-Jenoooww-
26 Januari 2020

You Are My Destiny ; Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang