BS 1 - Fatimah Kirey Ashalina

10.7K 1K 223
                                    

BS 1. Fatimah Kirey Ashalina

🍁🍁🍁
Assalamu'alaikum.
Aku kembali, semoga masih ada yang menanti. Pesanku, baiknya baca cerita ini ketika on-going, ya, teman. Kenapa? Ini proyek pribadi yang jika selesai akan segera kuhapus dari Wattpad untuk diterbitkan. Harapanku selesainya sebelum Ramadhan. Jadi, bisa terbit sebelum atau setelah lebaran. Biar jadi teman kalian menyambut suka cita di bulan Syawal. Tetapi wallahu a'lam, aku hanya bisa merencanakan. Semoga Allah mudahkan.

Jadi, silakan berikan dukungannya. Mari bertemu seperti biasa. Barakallahu fiikum. Semoga bermanfaat.


🍁🍁🍁


Salam bagi Az-Zahra.
Sang penghulu wanita, wangi-wangian surga.
Engkaulah penata resah, obat luka Baginda.
Engkaulah yang paling setia, di dalam suka duka.
Engkaulah teladan wanita, cermin sepanjang masa.
- Putri Nabi by Mayada -



Salam terjunjung atas putri nabi yang begitu dicinta. Tersampaikan lewat alunan lembut penuh kerinduan tertuju pada penata resah sang Baginda. Seorang wanita dengan nasab mulia, yang kehadirannya dijaga malaikat dan kembalinya dirindu surga. Hangat dada mencerna setiap bait yang dilantunkan dari putaran musik qasidah yang mengisi ruangan bercat kuning lemon itu.

Sebuah senyum terbingkai dari gadis yang sedang memejamkan mata dan menikmati bait demi baitnya. Menyatakan rindu pada pemilik nama sama dengannya, tetapi tentu keseluruhan akhlak seorang Az-Zahra jauh lebih sempurna. Ada tetesan yang mengalir di pipi putih dari wajah mungil itu, membiarkan sesak di dada yang mendamba.

"Salam atasmu, Putri. Maafkan diri ini belum mampu menjadi sosok sebagaimana yang telah engkau contohkan," gumamnya seraya membuka mata.

Netra bening di balik bulu mata lentik itu berkaca-kaca. Namun, senyum tak lenyap di bibirnya saat kasidah berganti dengan lagu Kisah Sang Rasul. Lirihan kecil mengiringi setiap lirik yang terputar, semakin memperlebar senyuman.

"Rohatil athyaaru tasydu, fi layaa lil maulidii. Wa bariiqunnuri yabdu, min ma'aani Ahmadi. Fi layaa lil maulidii. [1] Abdullah nama ayahnya, Aminah ibundanya, Abdul Muthalib kakeknya, Abu Thalib pamannya. Khadijah istri setia, Fatimah putri tercinta, semua bernasab mulia dari Quraisy ternama ...." Ada kecut di sudut bibirnya saat teringat bahwa lirik ini pernah viral di dunia maya. Teriris hati mendengar pujian pada sang tauladan, dijadikan candaan dengan sebegitu mudahnya. Dalam diam ia bertanya-tanya, "Tidakkah kita nanti membutuhkan syafaat beliau di alam perhitungan? Tidakkah beliau sungguh mencintai kita hingga akhir napas kehidupan? Lalu, di mana letak penghargaan kita terhadap beliau?" Rasanya ingin menyuarakan, tetapi terhenti di kerongkongan.

"Dan jika dipermasalahkan, semua akan berkelit di balik kata bercanda. Lucu sekali dunia ini. Jika hati manusia saja bisa dibercandai dengan mudah, lalu apa kabar hati sang Baginda? Sopan santun telah runtuh, kecintaan semakin luruh. Yaa Rabb, jauhkanlah hambamu ini dari gemerlap dunia yang sementara. Walau kutahu, aku sungguh jauh dari kata mampu untuk menjadi wanita sesolehah para bidadari surga." Kalimat itu terlisan seiring dengan helaan napas panjang. Membiarkan lagu bergulir dengan list yang lain, mengisi ruangan cerah itu dengan jejak rindu yang nyata.

Namanya, Fatimah Kirey Ashalina Yamashita. Putri satu-satunya dari keluarga Nizama Yamashita, seorang Manajer Pemasaran dari Baskoro Grup yang memiliki cabang di Jepang. Ia memiliki darah dari negeri sakura, terlihat dari nama keluarga yang tertera di akhir namanya dan juga kata 'Kirey' bermakna cantik dalam bahasa yang sama. Hanya saja Fa –begitu ia sering disapa, jarang menggunakan nama keluarga sebab terlalu panjang menurutnya.

Bidadari Surga ✔️ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang