BS 4 - Di Antara Dua Bidadari

6K 874 395
                                    


BS 4. Di Antara Dua Bidadari


Ini panjang, pakai banget. Muqaddimah-nya selesai, ya. 😂😂 Kita akan masuk ke core cerita. Wkwkwk anw, this part is almost 3K words. 300 votes and comments, baru aku lanjut, ya. 😝

🍁🍁🍁

Bicara tentang cinta.
Memang selalu indah.
Hingga seringkali menuai alpa.
Bahwa banyak hal lainnya,
yang juga bisa memberi bahagia.
Memiliki sahabat terbaik, salah satunya.
-Fatimah Kirey Ashalina -


Ahad pagi yang cerah, Fatimah baru saja menyelesaikan tulisan di buku merah muda, yang selalu menjadi tempat curahan hati selain pada Sang Ilahi Rabbi. Buku itu ia desain sendiri, dengan gambar dreamcather di bagian sampul, juga huruf "F" di tengah-tengah benda penangkal mimpi tersebut. Sejujurnya Fatimah tidak percaya dengan kegunaan dreamcatcher, ia tidak ingin memercayai hal-hal yang tidak ada petunjuk jelasnya di kalamallah. Fa hanya menyukai bentuk benda yang pernah populer itu, sehingga ia mendesainnya menjadi sampul dari buku diary miliknya. Dan, hanya ada dua orang saja yang memiliki buku diary seperti ini. Ia dan sahabat tersayangnya, Khadijah.

Kicau burung di balik pepohonan dan tanaman atau bahkan dari halaman belakang rumah Fatimah, menyambut hari istirahat bagi sebagian orang. Termasuk keluarga Yamashita yang minggu ini sedang lengkap dan tak memiliki aktivitas apa pun. Fa bisa menebak jika Papi-nya sedang bermain bersama burung peliharaan beliau di halaman belakang, Mami sedang sibuk di dapur bersama Bibi menyiapkan sarapan, juga sopir keluarga mereka pasti sedang mencuci mobil. Sudah kebiasaan sejak dulu dan ia selalu menyukai suasana berisik dari rumahnya. Sebab Fa tidak akan mendapati itu di hari-hari biasa.

Terlebih sebentar lagi akan terdengar suara penjual sayur, lalu ibu-ibu akan keluar untuk mengerumuni beliau. Fa sering memperhatikan mereka dari balik jendela kamarnya. Atau bahkan gadis itu bisa terkekeh sendiri jika melihat si biang rusuh komplek perumahan mereka turut mengganggu. Peachia yang selalu menjadi moodbooster semua orang.

"Fa, di depan udah ada Mang Yan, lho. Mau ikut turun, nggak? Katanya kamu mau ikut Mami belanja!" Suara Mami terdengar. Mang Yan adalah penjual sayur yang sering berjualan di perumahan mereka.

Fa bergegas menutup buku diary-nya, memasukkannya ke dalam laci, lalu mengambil khimar ungu mudanya yang tergantung di balik pintu. Gadis itu segera menghampiri Almira yang telah menunggu di ujung tangga.

"Ayo, Mi!" ujarnya bersemangat.

Almira tertawa kecil melihat antusias putrinya. Membiarkan Fa menggandeng lengannya dan mereka keluar bersama.

Seperti dugaan Fatimah sebelumnya, sopir keluarga mereka sedang mencuci mobil di carport. Fa menyapa Pak Aman dengan ramah, juga dibalas sopan oleh beliau.

"Kamu mau beli apa memangnya?" tanya Almira saat Fatimah membuka pagar rumah.

"Ada camilan, kan, Mi? Aku pengin risoles, deh. Dimakan bareng nasi goreng, kan, enak. Ada nggak, ya?" ujar Fatimah.

"Biasanya ada. Mang Yan sering bawa kue-kue kecil juga, kok," jawab Almira sembari melangkah menuju penjual sayur yang berhenti tepat di antara rumah mereka dan Bu RT -tetangga sebelah kiri keluarga Yamashita.

"Pagi ibu-ibu," sapa Almira saat keduanya bergabung dengan yang lain.

"Eh, Mbak Almira, pagi ... pagi," balas yang lain.

Bidadari Surga ✔️ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang