﷽
BS 16 - The Unwanted Moment
Deg-degan nggak? Hehehe
Teman-teman yang baik, ini 3K words, lho. Sebenernya mau aku jadiin dua bagian, tapi ribet. Jadi, jangan lupa vomments dan love IJO-nya, ya.
Happy reading!🍁🍁🍁
Jarak kita,
adalah ketika takdir tak mengizinkan untuk bersama.
Kau dan dia.
Dua sosok yang sama-sama berharga.
Yang tak bisa kusakiti salah satunya.
–Fatimah K AshalinaBulan Juli menunjukkan dimulainya summer holiday di Paris. Ada waktu sekitar dua bulan untuk mereka menyelesaikan masa liburan. Seperti halnya kebanyakan mahasiswa asing, Fatimah juga menyisihkan waktunya untuk kembali ke negara asal ayahnya. Bersama Raesha yang terlihat sangat excited dibandingkan dirinya, sebab gadis itu sudah tak pulang ke Tokyo lebih dari dua tahun. Membuat Fatimah sempat mengomelinya walau hanya dibalas Raesha dengan decakan tak acuh.
Sesuai dugaan, sesampainya di rumah sang ayah, semua keluarga sudah berkumpul di sana. Fatimah memeluk satu per satu keluarganya yang perempuan, juga menyalami laki-laki yang menjadi mahram-nya. Keluarga dari ayahnya sudah lama mengetahui tentang ini, meskipun ada beberapa yang tidak terlalu suka, tetapi mereka tetap menghargai pendapat yang lainnya. Sehingga Fa merasa beruntung menjadi putri seorang Nizama Yamashita, sebab jika saja ayahnya tidak mengerti perihal mahram ini, Fa tentu akan kesulitan menjelaskannya pada keluarga. Terutama melihat dari sisi lingkungan minoritas di mana keluarga dari ayahnya tinggal. Karena jangankan di negara minoritas, di negara kita saja pun masih banyak yang tak memedulikan hal ini.
"Deras nggak hujannya tadi?" tanya Almira saat Fa sedang membereskan pakaiannya.
Gadis itu menoleh lalu menggeleng. Meninggalkan lipatan rapi di dekat lemari, sembari berjalan ke arah sang mami. Memeluk perempuan itu erat, menyalurkan kerinduan yang selama beberapa bulan ini teredam.
"Kangen," gumamnya disambut kekehan pelan dari Almira.
"Anak manja!" Almira mengusap puncak kepala putrinya, khimar fuchsia menutupi surai Fatimah.
"Ish, Mami nggak kangen aku emangnya?" Gadis itu cemberut, melerai pelukan Almira tanpa melepasnya.
Almira tertawa, mencuil hidung mungil Fatimah gemas, lalu menoel pipi putihnya yang memerah. Padahal matahari sedang tak tampak sempurna, musim dingin pun masih jauh terasa.
"Ibu mana yang nggak kangen sama putrinya, Mociii?" ujar Almira gemas.
Fatimah menyengir, "Aku tahu, kok! Cuma mau becandain Mami aja," balasnya membuat Almira menggeleng pelan.
"Udah sana beresin pakaiannya, nanti malam kita makan bareng di sini."
"Rae juga, kan, Mi?"
"Iya. Dia kalau nggak dipaksa Oba-mu pulang kayaknya mau nginap di sini, deh, tadi." Almira terkekeh mengingat tingkah keponakannya itu.
"Dia mah emang suka ngeribetin aku, Mi. Di Paris juga gitu. Makanya seneng banget pas Mami bilang mau ajak dia ke Jakarta," ucap Fa seraya menatap Almira lekat. "Kok, aku nggak dikasih tau? Kenapa Rae duluan yang tau? Mami udah ganti anak, ya?" selidiknya lucu.
Almira menghela napas pelan sembari menggeleng. "Biar surprise! Tapi Rae bocor duluan," kilahnya.
Fatimah terbahak mendengar decakan Almira. "Yaahh ... Mami salah orang! Rae mana bisa jaga rahasia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga ✔️ [Terbit]
SpiritualKhadijah dan Fatimah. Sejatinya mereka ditakdirkan menjadi dua wanita yang dirindu oleh surga. Dicintai oleh manusia termulia. Dilindungi oleh Sang Penguasa Jagat Raya. Khadijah dan Fatimah. Adalah dua nama yang sanggup menggetarkan dada, mengiris l...