BS 7 - First and Last

5.2K 794 358
                                    



BS 7. First and Last


🍁🍁🍁
Setelah kupikir lagi.
Lucu sekali kisah ini.
Sebab cerita yang hendak terukir.
Selalu berhenti di sebatas hampir.
-Ibrahim Albiansyah Arshad-



Seperti sebuah kebiasaan yang telah mereka lakukan bahkan sejak remaja. Berkumpul bersama di dalam rumah Allah, mendengarkan materi yang disampaikan oleh murabbi, dan sesekali bercanda agar suasana tak terlalu tegang dan serius.

Liqo' hari ini dilakukan bersama teman-teman SMP juga murabbi yang merupakan alumnus Al-Azhar University. Sahabat baik dari murabbi mereka saat SMP dulu. Tak ada canggung, hanya terlihat keakraban sebab walaupun mereka tak berada di SMA ataupun kampus yang sama, komunikasi tetap berjalan dengan baik. Fatimah dan Khadijah yang sempat kuliah di Bandung pun seperti merasa kembali ke rumah sendiri.

Saat di Bandung dulu, mereka juga memiliki lingkaran liqo' masing-masing. Namun ketika kembali ke Jakarta, keduanya ditransfer lagi pada murabbi yang sejak lama menaungi. Sebab rindu itu akan selalu terpatri. Pada mereka yang senantiasa mengajak mendekap cinta Ilahi.

Fatimah yang hari ini didaulat sebagai MC baru saja membuka liqo' mereka. Membacakan salawat dan salam kepada Pemilik Jagat Raya beserta kekasih-Nya. Mempersilakan kepada salah satu teman untuk bertausiyah singkat sesuai tema. Sebelum akhirnya materi disampaikan oleh Kak Azzura.

"Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh ...." Salam itu terdengar hangat dan bersahabat, dari perempuan cantik yang binar matanya terlihat bening.

Empat bulan lalu pun, Fatimah bahkan sempat mengira jika Kak Azzura ini jelmaan bidadari. Cantiknya bikin iri sampai sakit gigi. Baiklah, Fatimah agak sedikit hiperbolis untuk ini.

Balasan salam terlisan pelan dari bibir mereka. Azzura mengulas senyum simpul sebelum melanjutkan kalimatnya. "Hari ini ..." Kalimat Azzura menggantung sembari menatap Fatimah yang mengulum senyum. "Adalah hari terakhir kita bisa berkumpul bersama Fa untuk liqo' di sini. Sebab selanjutnya, Fa akan melanjutkan pendidikannya di Paris. Maka dari itu, Kakak hanya ingin mengajak kalian diskusi saja. Kita ambil tema besar tentang kewanitaan saja, ya," lanjutnya.

Semua yang berkumpul menatap ke arah Fatimah yang tersenyum hingga matanya menyipit. Bahkan Khadijah sendiri sampai merangkulnya, ada desiran yang membuat hati gadis itu mendung saat kalimat Azzura tadi tercipta.

Untuk beberapa waktu ke depan, Kha akan berpisah dengan sahabat baiknya. Fatimah yang sejak kecil selalu menemaninya. Mereka tak pernah terpisah, tidak berniat juga untuk membentang jarak hingga melintasi benua. Tetapi kini, Kha harus berbesar hati. Fa pergi untuk melanjutkan cita-cita yang telah menjadi mimpi sahabatnya itu sejak dulu.

"Yang selalu bikin ramai suasana mau pergi. Apa nggak tambah sunyi lingkaran ini nanti." Dita berujar pelan membuat Fatimah terkekeh.

"Jangan sedih, dong. Aku kan mau lanjutin kuliah. Kalau semuanya sedih-sedih begini, bikin ikutan sedih juga tau!" jawab gadis berkhimar soft purple itu dengan bibir mengerucut.

Azzura mencubit pelan pipi putih Fatimah. "Akan sedih semua, dong, Kirey. Nggak ada yang dijahilin lagi nanti," ujarnya disambut tawa yang lain.

Azzura memang sering menggodanya dengan nama Kirey. Sebab mereka berdua memiliki sedikit kesamaan yaitu sama-sama berdarah Asia Timur. Perempuan cantik bernama Azzura Yuan Khansa itu merupakan keturunan China, sedangkan Fatimah berdarah Jepang.

"Ih, Kak Zura mah gitu!" cebik Fa.

"Abis kamu tuh gemesin Fa kalau cemberut begini ...," ucap Khadijah, "bener kata Tante Mira, pipi kamu tuh mirip moci," sambungnya.

Bidadari Surga ✔️ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang