l

984 170 50
                                    

"kau masih tidak ingin menemui Jungkook?" Jimin berucap ketika masih melihat Somi terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

"aku akan pulang sekarang, pekerjaanku di Korea masih menumpuk." tanpa menunggu respon dari Somi Jimin pergi, taxi yang dipesannya sudah tiba.

Somi menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, bagaimana bisa Jungkook berhubungan dengan putri Bae Yong Joon? Apa lelaki itu memanfaatkan Bae Suzy? Setaunya Bae Yong Joon adalah saingan terberat Jungkook. Tapi tidak mungkin jika Jungkook memanfaatkan wanita itu, Ia bahkan rela menunggu wanita itu sampai berhari-hari. Atau Jungkook tidak tahu kalau wanita itu putri Bae Yong Joon? Sejak dua hari yang lalu Somi masih memikirkan hubungan antara Jungkook dan Bae Suzy.

"apa ada informasi baru dari wanita itu?" lama tidak ada jawaban akhirnya Somi menertawakan dirinya sendiri, gadis itu baru sadar bahwa Jimin sudah tidak ada disana.
.
.
.
"maaf Jungkook aku baru bisa membalas pesanmu, aku dan Hoon baik-baik saja."

Jungkook berdiri di depan rumah Suzy, menekan terburu bell rumah itu. Setelah membaca pesan singkat dari Suzy, tanpa pikir panjang Jungkook langsung pergi menemui wanita itu. Dengan nafas yang terburu serta keringat yang terus bertambah di pelipisnya, Jungkook terus menekan bell rumah Suzy sesekali berteriak memanggil nama  wanita itu. 

Lima menit berlalu, namun tidak ada tanda-tanda pemilik rumahnya akan keluar. Jungkook menggerutu untuk dirinya sendiri ketika sadar ponselnya tertinggal di apartemen miliknya. Membuat Jungkook hanya bisa menghela nafas kecil.

Suzy baru saja menidurkan Hoon, anak itu minta dibuatkan susu dan akhirnya tidur setelah menghabiskan satu botol susu berukuran seratus mili. Suzy menepuk pelan Hoon berharap tidur anaknya lebih nyenyak, setelah di rasa Hoon sudah tertidur pulas Suzy keluar meninggalkan kamar Hoon.

Suzy mendesis kecil ketika mendengar suara bell rumahnya yang sejak tadi berbunyi, Ia yakin pasti itu perbuatan anak-anak di sekitar rumahnya.

Suzy membuka pintu berniat memarahi anak-anak usil namun Ia mendapati pria dewasa disana, dengan cepat Ia membuka gerbang rumahnya.

"Jungkook?" Jungkook berbalik dan mendapati wanita yang berhasil membuatnya khawatir ada didepannya, Jungkook tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya. Lelaki itu langsung berhambur memeluk Suzy, membuat tubuh Suzy sedikit terdorong. Kaget karena Jungkook tiba-tiba memeluknya.

"hey ada apa?" Jungkook tidak menjawab, namun bisa Suzy rasakan pelukan lelaki itu semakin mengerat. Seolah Jungkook tidak ingin melepaskan dirinya, bisa Suzy rasakan juga nafas berat lelaki itu yang menerpa tengkuknya.

"aku mengkhawatirkanmu, sampai rasanya akan mati. Jangan pernah tinggalkan aku tanpa kabar lagi." Suzy tertegun, benarkah Jungkook seperti ini karena mengkhawatirkannya? Diusapnya punggung lelaki itu.

"aku janji tidak akan membuatmu khawatir lagi," perlahan Suzy melepas pelukan keduanya, dapat Ia lihat wajah Jungkook sepenuhnya. Suzy semakin tertegun ketika melihat genangan air di mata lelaki itu.

"berjanjilah kau akan selalu mengabariku kemana pun kau pergi,"
.
.
.
Jungkook sesekali melirik Suzy yang sedang memasak, wanita itu menawarkan makan malam bersama di rumahnya. Tentu saja Jungkook tidak akan menolaknya. Keduanya-Suzy dan Jungkook-sudah menceritakan mengenai apa yang terjadi, Jungkook menceritakan kepergian Ayahnya dan Suzy menceritakan kepulangannya yang mendadak ke Korea. Jungkook terkekeh kecil ketika mengingat hal itu lagi, Ia merasa benar-benar di permainkan oleh keadaan. Namun Jungkook senang mendengar kabar bahwa wanita itu akan menetap di Korea, seolah penantiannya beberapa hari ini terbayarkan.

Jungkook memangku Hoon yang berjalan ke arahnya dengan membawa mobil mainan dikedua tangannya, anak itu memperlihatkan giginya dan memberikan satu mobilnya pada Jungkook.

CrypticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang