Seperti ucapannya, Jungkook akan menemui Suzy lagi. Lelaki itu baru sampai Melbourne kemarin sore dan bermalam di apartemennya yang di belikan oleh Jimin. Apartrmen yang nyaman dan stategis. Tidak rugi Jungkook mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli ini dan yang paling penting jarak apartemennya tidak terlalu jauh dengan rumah Suzy. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit jika memakai kendaraan.Jungkook harus memberi bonus lebih untuk Jimin sepertinya.
Sekitar jam delapan pagi Jungkook sudah berada di depan rumah Suzy. Lelaki itu memang tidak ada kerjaan lain dan niatnya ke Melbourne benar-benar untuk menemui wanita ini.
"aku tidak tahu kau akan berkunjung sepagi ini," Suzy memberikan cangkir berisi kopi untuk Jungkook, lelaki itu yang memintanya. Apakah jam delapan masih termasuk pagi? Kalau iya, ingatkan dirinya untuk berkunjung jam sembilan saja nantinya.
Jungkook menyesap aroma kopi buatan Suzy, untuk pertama kalinya Jungkook meminum kopi beraroma seperti ini. Sangat wangi dan rasanya sangat enak.
"Arabika, kopi Arabika. Dari Indonesia." Jungkook meletakan kembali cangkirnya.
"aku belum meminum ini sebelumnya, aku suka." Suzy membenarkan ucapan Jungkook, Ia juga sangat menyukai kopi ini.
"apa ada pekerjaan tambahan? Berapa hari?" Jungkook terkekeh lalu menggeleng kecil.
"hanya ingin kesini saja."
"liburan? Lagi?" Jungkook hanya tersenyum kecil melihat Suzy, ah wanita itu sangat menggemaskan.
Jungkook melihat Hoon yang sedang di pangku bibi Nam menuruni tangga, anak itu melingkarkan tangannya pada leher bibi Nam.
"dia baru bangun tidur dan akan meminta dibuatkan susu." Suzy berdiri untuk menghampiri Hoon, hendak membawanya menemui Jungkook dan meminta bibi Nam membuatkan susu formula untuk Hoon.
Hoon berlari kecil kearah Ibunya, menengok ke arah Jungkook dan tertawa. Seolah Hoon mengajak Jungkook untuk bermain. Anak laki-laki itu tanpa malu menghampiri Jungkook. Rambut acak-acakan, mata bulat serta bibir dan hidung yang mungil membuat Jungkook gemas akan Hoon. Jungkook hendak memangkunya ketika anak itu sampai didepannya, namun dengan cepat anak itu berbalik dan berlari menuju Ibunya dibarengi dengan tawa khas Hoon.
"sepertinya Hoon mendapat Mood yang baik pagi ini," Suzy menimpali mencium anaknya dan di balas oleh Hoon.
"salanghae.." Hoon mengatakannya setelah mencium bibir Ibunya.
Jungkook tersenyum kecil, lagi-lagi Ia bisa merasakan kebahagian Ibu dan Anak ini. Jika Ia di takdirkan untuk menjaga keduanya, Ia tidak akan membiarkan seorang pun menyakiti mereka. Meski pun sekarang perasaan Jungkook pada Suzy belum jelas-cinta atau sebatas kagum-tapi berharap dimasa depan bisa melihat keduanya bahagia seperti ini.
Hoon menerima botol susu dari Ibunya yang dibuatkan oleh bibi Nam, Ia meminumnya dengan tenang di dekat Suzy.
"kau berhasil membesarkannya Suzy." Jungkook masih memperhatikan Hoon, tanpa sadar wajah Suzy memerah menahan air matanya mendengar ucapan Jungkook, wanita itu jadi teringat perjuangannya membesarkan Hoon seorang diri. Tanpa seorang suami.
Hoon tersenyum kecil melihat Jungkook yang terus menatapnya, sedangkan lelaki dewasa itu tertawa. Melihat senyum Hoon seperti ini mengingatkan Jungkook pada seseorang, tapi siapa?
~~~
Hari ini, hari ke tiga Jungkook di Melbourne. Suzy mengajaknya ke salahsatu tempat yang berjarak sekitar 2 km dari rumah Suzy.
Kadunya sedang dalam perjalanan dengan Jungkook yang menyetir membawa mobil Suzy. Keduanya tenggelam dalam obrolan yang tidak pernah putus sejak berangkat dari rumah Suzy, mereka nyaman satu sama lain seolah sudah saling kenal sejak lama. Lagu ballad menjadi backsound obrolan mereka.
"apa pekerjaanmu Jungkook?"
"aku hanya seorang karyawan biasa di salahsatu perusahaan kecil di Seoul."
"seorang karyawan biasa yang bisa berlibur selama satu minggu di Melbourne? Baiklah aku percaya." Jungkook tertawa, wanita ini memang pintar. Akan sulit jika Jungkook membohonginya. Sedangkan Suzy hanya menggeleng kecil.
.
.
.
Jungkook menepikan mobilnya di depan salahsatu lestaurant Korea, Ia pikir Suzy akan mengajaknya makan disini karena perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah. Pantas saja Ia tidak mengajak Hoon dan memilih menitipkannya pada bibi Nam.Suzy meminta Jungkook untuk mengikutinya, membuat lelaki itu mentapnya bingung. Jungkook sudah memilih tempat duduk yang cukup nyaman dengan View yang bagus. Kenapa harus pindah lagi?
Suzy menghampiri salahsatu pegawai disana dan hendak mengikuti pria korea itu. Sebelum Suzy mengikuti lelaki di depannya, Ia melihat ke arah Jungkook dan mengisyarakan lelaki itu untuk ikut bersamanya.
Jungkook hanya diam mendengarkan pembicaraan Suzy dengan salahsatu pegawai disana, Ia baru tahu bahwa lestaurant ini milik wanita itu yang sudah bercabang dibeberapa kota disana.
Hal yang paling Jungkook suka dari Suzy ialah saat wanita itu berbicara, melihat Suzy berbicara terasa sangat berbeda dari perempuan lainnya. Jungkook jadi bertanya, perempuan seperti apa Suzy? Kejutan apa lagi yang akan wanita itu berikan? Wanita ini selalu membuatnya penasaran.
Jungkook hanya tau sedikit tentang Suzy dari Hoseok, Bae Suzy seorang singgle parrent yang sudah bercerai dengan suaminya satu tahun lalu.
.
.
.
"kenapa? Kau terlihat sedang berpikir? Tenang makananya gratis." saat ini sudah tersaji beberapa makanan yang Suzy pesan untuknya dan juga Jungkook. Bahkan meja yang mereka tempati hampir penuh."percuma aku pergi kesini jika sama saja memakan makanan Korea." Jungkook bergurau sambil menyumpit daging untuk memanggangnya.
"baiklah, besok aku akan mengajakmu memakan makanan khas disini." Jungkook tersenyum kecil.
"tidak perlu, aku pulang besok pagi."
"mau menikmati sunset disini?"
.
.
.
Suzy dan Jungkook terdiam dengan pemikirannya masing-masing. Setelah usulan dari Suzy, keduanya memutuskan untuk melihat sunset di pantai. Mereka memandang laut lepas, memikirkan permasalahannya masing-masing.Jungkook bertanya-tanya, setelah kepulangannya apakah hatinya akan tetap baik-baik saja atau malah sebaliknya? Kepergian Jungkook kemari bukan semata untuk menemui Suzy, namun menghindari Somi. Hati Jungkook tidak akan baik-baik saja jika terus melihat gadis itu, Ia ingin mencoba melupakan Somi dan berhenti mencintai gadis itu. Jungkook tidak pernah tahu Jeon Somi sama mencintainya. Yang Ia tahu hanya dirinyalah yang mencintai gadis itu, sudah cukup belasan tahun lelaki itu bertahan dalam posisi ini. Maka biarkan kali ini Jungkook mencoba menyerah akan cintanya.
Permintaan Somi untuk tidak menghubunginya membuat Jungkook sadar bahwa gadis itu tidak membutuhkannya.
Jungkook menatap Suzy yang sedang memejamkan matanya, Ia tahu wanita ini memiliki hidup yang berat. Perceraian dan membesarkan anak seorang diri bukanlah hal yang mudah. Namun Suzy bisa melakukannya sendiri. Ia wanita yang hebat, Jungkook akui. Menyukai wanita ini bukanlah hal yang sulit, bahkan pertama kali mereka bertemu Jungkook sudah menyukainya. Jika menyukainya saja tidak sulit lalu bagaimana jika mencintainya? Apakah tidak akan sulit untuk Jungkook mencintai Suzy?
Bolehkah Jungkook mencobanya? Mencoba mencintai Suzy dan melupakan Somi?
"Suzy.." wanita itu perlahan membuka matanya.
"bolehkan aku mencintaimu?"
.
.
.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cryptic
Fanfic"Kim Jae Hoon, dia baru berumur satu tahun delapan bulan. Maaf dia sedikit rewel sekarang." Suzy