Part One

566 34 7
                                    

Pagi seorang gadis di mulai dengan mendengarkan teriakan dari kakaknya yang terdengar cukup keras di rumah.

Yuna terbangun dari tidur nya. Ia sedikit merasakan pusing di kepala nya.

Dia bangun dari tempat tidur nya dan beranjak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan mukanya. Ia terburu buru melakukannya karena sang kakak sudah memanggil nya berkali kali. Jika ia terlambat maka kakaknya akan kembali marah dan menyakitinya lagi.

"Lama sekali kamu! Aku mau pergi keluar!jangan masuk ke kamar ku dan jangan coba coba macam macam di rumah ini atau aku akan benar benar membunuh mu!" Ucap sang kakak lalu pergi dari hadapan Yuna yang terlihat diam saja.

"Bunuh saja, aku juga tidak ingin hidup. Aku sadar aku memang tidak berguna..." lirihnya sambil berjalan keluar rumah besar ini.

Dirinya hanya berjalan tanpa tujuan. Berjalan tanpa melihat sekeliling dengan pikiran kosong.

Wajah cantik nya tertutup oleh hoodie kebesarannya, dan lagi dia menabrak seseorang yang sedang berjalan dengan terburu buru.

"Ahh.... maafkan aku" ucapnya sambil membantu Yuna berdiri.

Sama yang seperti Yuna lakukan sebelumnya. Dia tidak menjawab dan hanya menundukkan wajah nya dan tentu saja itu membuat wanita di hadapannya merasa bingung dengan sikapnya.

Kenapa dia tidak marah atau berkata apapun? Pikirnya.

"Maaf.. tapi celana di bagian lutut mu sepertinya robek dan Anda terluka. Biarkan saya mengobatinya dan mengganti celana mu"

"Tidak perlu" akhirnya suara itu keluar.

Wanita di hadapannya merasa sangat terkejut ketika mendengar suara itu. Suara orang yang sangat ia rindukan.

Tak di sangka Yuna menampakkan senyum tipisnya kepada wanita ini. Sungguh manis walaupun hanya sedikit tersenyum.

"Yuna..." Lirihnya lalu memeluk tubuh yang lebih pendek dari nya.

"Unnie..." Yuna pun membalas pelukan hangat itu.

"Kamu kemana saja? Aku mencari mu dimana mana"

"Aku hanya di Seoul Rosé unnie" Yuna sedari tadi terus tersenyum melihat ke arah Rosé. Dapat di lihat senyuman itu adalah senyum kebahagiaan nya ketika melihat Rosé sang sahabat sekaligus kakak baginya.

"Berhentilah tersenyum seperti itu, kamu membuatku takut"

Yuna langsung merubah raut wajah nya menjadi datar seperti tanpa ekspresi. Sebenarnya ia hanya bercanda, sengaja saja dia lakukan agar Rosé takut dan meringis melihat wajah dingin itu.

"Ahh... Yuna jangan seperti itu aku hanya bercanda" rengek Rosé manja pada Yuna, dia tidak ingin melihat wajah yang selalu menghiasi hari hari nya itu juga di tunjukkan pada dirinya.

"Aku tau unnie hanya bercanda, makanya aku juga bercanda".

"Kamu masih bersama unnie mu yang itu? Apa sifatnya sudah berubah?"

"Jika saja dia sudah berubah aku tidak akan seperti ini unnie..."

"Kamu tinggallah bersama ku, aku tidak bisa melihatmu tersakiti seperti ini terus"

"Aku tidak bisa meninggalkan nya"

"What the hell, but Yuna she always hurt you and you know it" (Apa maksudmu? Yuna, tapi dia selalu menyakiti mu dan kamu tau itu)

My Anxiety [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang