The Beginning

1.2K 54 8
                                    

Tidak semua orang bahagia atas kelahiran seorang anak, ada beberapa di antara mereka yang mungkin membenci nya. Ada yang mungkin senang ketika mereka tau sang buah hati akan lahir di dunia ini. Namun anak tak berdosa yang lahir belum tau kejamnya dan kerasnya dunia.

Saat ini yang hanya di temukan oleh hanyalah perkataan yang menyakiti batin secara brutal dan mati matian bertahan dengan rasa sakit itu.

Alasan mengapa berusaha untuk tetap hidup adalah karena masih adanya rasa mempercayai Tuhan dan percaya suatu hari nanti Tuhan akan mempertemukannya dengan orang yang benar benar ada di saat dia senang dan duka.

•••

Sore menunjukkan pukul 15.00 KST. Sungguh hari yang cerah untuk sekedar berjalan jalan di kota kelahiran seorang gadis ini.

Ia menghirup udara segar di sore hari ini, dia mengitari sungai Han yang terkenal dengan sebagai tempat menenangkan diri.

Benar saja ketika dia sampai di sana dia sudah di suguhkan dengan pemandangan alam laut yang menenangkan diri.

Mata nya terbuka dan meneteskan setetes air mata sambil tersenyum pahit. Dirinya kembali menyadari bahwa ketidak terima-an nya di dunia oleh orang orang terdekatnya yaitu keluarga nya sendiri membuat dirinya hancur, bahkan orang yang ia percaya hanya menyakiti hati saja.

Entah apa salahnya kakaknya benar benar membenci dirinya.

"Hahh...aku rasanya ingin terus seperti ini" ucapnya dengan suara yang sangat pelan.

"Kenapa dia begitu membenci ku? Aku tidak tau apa salah ku padanya sehingga dia membenci ku sampai seperti itu" dia kembali meneteskan air matanya.

"Aku tau hanya dia yang membenci ku, aku yakin. Tapi kenapa kata katanya selalu menyakiti batin ku sampai aku depresi seperti ini? Jujur saja, jika ini ujian dari Tuhan aku tidak sanggup menahan nya lebih lama lagi. Bahkan orang tua ku menyayangi ku selalu saja sibuk dengan perkerjaan mereka. Aku yakin hanya unnie yang membenci ku" air matanya terus mengalir dengan deras.

Ia menghapus jejak air matanya dengan kasar. Dia membalikkan badannya dan dia ingin kembali ke rumah nya yang mungkin ada seorang yang selalu ia jumpai dan sering juga menyebutkan kata kata yang tak meng-enak kam hati.

Saat perjalanan pulang ia hanya termenung dan tidak memperhatikan jalan. Hingga ia tertabrak oleh sebuah mobil yang untungnya tidak melaju terlalu kencang ia hanya mendapatkan luka di kepalanya.

Iya hanya terluka di bagian kepala, lukaini sebanding dan tidak sesakit hati nya yang terluka. Setidaknya rasa sakit itu seketika berpindah pada luka ini.

Seorang wanita keluar dari kendaraan tersebut dengan wajah panik dan cemas. Ia mendekat ke arah nya.

"M-mianhe ak-u tidak sengaja" ucap wanita itu terbata bata karena ketakutan.

Untungnya di jalan ini tidak ada orang saat ini karena dirinya pulang terlalu larut.

Lawan bicara nya hanya diam saja dan tidak mengatakan apapun. Wanita itu hanya melihat wajah cantik penuh dengan darah itu diam dengan tatapan kosong nya.

"Mari ku bawa kamu ke rumah sakit" dia segera membopong tubuh itu ke dalam mobil mewahnya.

"Tidak perlu, Anda saja yang obati luka saya lalu saya akan pergi" ucap nya datar dan tenang.

"T-tapi" ucapannya terpotong.

"Obati saja lukaku, kumohon"

"Baiklah"

Wanita itu segera melajukan mobil nya menuju ke sebuah supermarket terdekat dan membeli revanol, perban dan barang lainnya untuk mengobati luka yang menurutnya lumayan parah tersebut.

My Anxiety [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang