Part Six

170 26 18
                                    

V.O.T.E

Apa yang kalian rasakan jika sebenarnya orang yang kalian sayangi ternyata adalah seorang dalang di balik kejadian buruk dan miris yang kalian dapatkan? Apa kalian akan memaafkannya dan memberi kesempatan sekali lagi?

Malam ini seorang gadis bernama Park Yuna sedang duduk di ruang tv dengan tatapan kosong. Seperti tv yang menonton dirinya bukan dia yang menonton tv tersebut.

Yang ada di dalam pikirannya hanyalah bagaimana caranya dia tidak terus hidup semakin menderita dan menyedihkan seperti sekarang. Apa kesedihan dan penderitaan nya tidak memiliki waktu kadaluarsa.

Sedang asik termenung dia di kaget kan dengan pintu yang di buka dan di tutup dengan kencang, Yuna tersentak kaget ketika kakaknya bernama Park Haneul melakukan hal tersebut. Di lihatnya wajah sang kakak yang terlihat memerah dan berjalan dengan tidak seimbang menandakan jika kakaknya sedang mabuk berat.

"Hey Yuna Park! Apa kamu puas membuat orang tua ku pergi huh?! APA KAMU PUAS?!!" Tiba tiba Haneul mericau tidak jelas sambil menyalahkan kepergian orang tuanya karena dirinya.

"Kamu kira aku peduli jika dirimu sedih?" Lirih Yuna.








•••








Keesokan harinya, Haneul keluar dari kamarnya dengan membawa koper besar beserta barang berharganya. Dia melihat Yuna yang selalu dan memang kebiasaan duduk di depan tv dan termenung. Seperti orang kehilangan gairah hidup dirinya hanya seperti patung tanpa bicara, karena patung adalah benda mati jadi Haneul sesuka nya mengatai adik kandungnya sendiri tanpa memikirkan perasaan nya. Karna yang ada di pikirannya adalah adiknya hanya seorang gadis tidak berguna yang di beri nyawa.

Sebenarnya jauh dari hati kecil yang terdalam Haneul sebenarnya sangat merutuki mulut kasarnya, dia sebenarnya menyesal membuat Yuna seperti ini. Ingin dia memeluk adiknya dan mengatakan maaf tapi ego dan gengsinya jauh lebih tinggi, jadi dia menepis jauh jauh pikiran baik itu.

"Aku akan pergi dari rumah ini, kamu jangan cari aku atau hubungi aku lagi karena aku pergi untuk melupakanmu, anak sialan" ucap Haneul dengan nada normal dan tenang.

Yuna yang merasa diajak bicara memandangnya dengan tatapan sendu, dengan wajah pucat yang memang bawaan nya dari lahir.

"Kema-"

"Aku akan pergi jauh dari mu Yuna Park, aku akan pergi dari kehidupan menyedihkan mu" ucapnya memotong perkataan Yuna.

Lalu dia pergi dengan barang barang yang banyak dan mobil bersamanya. Entah lah, menurut Yuna dia akan tinggal di luar negeri atau akan membeli apartemen.

Yuna menyaksikan kakak nya pergi, tapi apa ini? Setelah kakaknya pergi raut wajahnya yang sendu berubah menjadi datar dan dingin seperti biasa.





•••





Seseorang sedang berjalan santai menuju kesebuah tempat yang menjadi tempat peristirahatan terakhir seseorang. Dia juga membawa dua buket bunga kesukaan nya sambil sesekali mencium aroma bunga tersebut.

Sesampainya disana dia menatap dua batu nisan yang bertuliskan nama dua orang bermarga 'Park' disana. Orang ini melihatnya dengan tatapan sedih dan sedikit tersenyum.

My Anxiety [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang