Part Three

265 32 9
                                    

V.O.T.E


Hujan lebat membasahi seluruh kota Seoul dengan deras. Sementara ada sorang gadis yang duduk sambil menangis dan meraung keras.

Dirinya benar benar tidak bisa memikirkan akal sehat sekarang. Yang dirinya pikirkan saat ini hanya bagaimana jika dia mati saja dengan begitu mungkin dirinya tidak lagi mendapatkan rasa sakit di dunia ini.

"Tolong dengarkan aku!! Tidak adakah satu orang pun yang peduli dengan perasaan ku?! Tidak adakah satu orang pun yang mengerti rasa sakit hati ku?! Ku mohon pada kalian jangan seperti ini pada ku!! Aku hanya ingin hidup normal!! Aku benci kalian semua!! Arghh!!" Teriak nya yang tidak terdengar begitu jelas karena suaranya berlomba lomba dengan derasnya hujan yang turun.

Mina dan Rosé melihat itu dengan tatapan sedih bahkan mereka berdua menangis. Mereka mendengar jelas teriakan itu di taman belakang rumah besar ini dengan perasaan yang bercampur aduk.

Keduanya berlari menuju ke tubuh lemah itu. Mereka memeluk erat Yuna tanpa memperdulikan tubuh mereka yang telah basah akibat hujan deras ini.

"Lepaskan aku!! Aku ingin mati saja!!" Yuna meronta ronta agar dirinya terlepas dari pelukan erat Mina dan Rosé.

Mereka berdua tidak membalas perkataan Yuna. Mereka membiarkan dia menangis sambil melepaskan seluruh emosi dan rasa sakit hati yang selalu dia pendam selama ini. Dia depresi dan cemas selalu karena kakak dan teman teman baj*ngan nya itu. Semuanya sama di mata Yuna, tidak ada yang benar benar tulus menyayangi nya.

Karena tidak lagi mendengar isakan tangis Yuna mereka berdua membuka matanya dan melihat Yuna pingsan dengan wajah pucat dan bibirnya sedikit membiru. Kondisi nya begitu terlihat kacau dan memprihatinkan.

"Yuna!! Rosé ayo angkat dia!" Seru Mina panik dengan segera mereka mengangkat tubuh Yuna ke sofa terdekat mereka.

"Minari, kamu ambilkan handuk dan baju ganti untuk Yuna biar aku mengobatinya"

"Nee"

Mina kembali dengan barang barang yang di minta di bawakan oleh Rosé tadi. Mereka segera mengganti baju basah itu ke baju yang kering. Mereka malu? Tentu saja tidak mereka sudah biasa menangani pasien yang seperti ini.

"Bantu aku angkat dia ke kamar mu" ucap Rosé yang sudah bersiap untuk mengangkat tubuh Yuna yang masih belum bangun.

Mina berbaring di sebelah Yuna dia menatap wajah tenang yang sedang tertidur sambil mengelus pipi dingin Yuna dengan lembut. Dirinya sungguh tidak bisa berpikir seberapa beratnya masalah anak sekecil ini di dunia ini. Mina mengerti kerasnya dunia saat dirimu hanya memiliki sebuah kekurangan.

Bahkan kekurangan sekecil apapun diri mu bisa membuatmu jatuh sedalam dalam nya karena hanya perkataan tidak pantas dari mulut mulut busuk tidak bertanggung jawab itu.

Jika orang yang mereka hina itu mati karena hanya perkataan mereka sendiri mereka masih saja mengucapkan kata kata bodoh itu dari mulut nya. Seperti 'alah lebay banget pake bunuh diri padahal cuma di katain dikit udaj cengeng, pura pura depresi'

Benar benar tidak mengerti cara pikir mereka yang seperti itu. Jangan bilang karena mental nya lemah atau banci lebay atau sebagainya. Kalian pikir saja sendiri bagaimana satu melawan puluhan bahkan ratusan orang yang menyerangnya dengan kalimat kalimat tidak baik itu. Lalu dengan santainya berkata bahwa orang bodoh seperti mu harus mati saja.

Mereka juga sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan orang orang yang di perlakukan seperti itu sebisa mungkin bertahan walaupun sudah tau jika semakin lama dia hidup semakin banyak dia mendapat perlakuan seperti itu.

Maka tidak heran jika orang orang yang mendapat depresi dan anxiety itu pada meninggal karena sakit ataupun bunuh diri. Bukan salahnya karena setan setan seperti mereka harus juga merasakan apa yang orang seperti ini rasakan. Jangan bertindak bodoh dalam perkataan atau lisan.

"Yuna...mianhae, aku menambah beban pikiran mu dan membuatmu seperti ini. Jinjja mianhaeyo" ucap Mina dengan mata berkaca kaca.

Rosé dari tadi pergi ke rumah sakit karena dia akan mengambil beberapa botol infus dan peralatan lainnya untuk merawat Yuna di rumah mereka saja.

"Apa unnie mu tidak pernah mengerti dirimu hm? Kenapa kamu begitu menyayangi nya sedangkan kamu sendiri tidak baik baik saja"

"Aku berjanji akan menjagamu apapun yang terjadi" lanjut nya sambil mencium pipi dingin itu sekilas.


















•••














"Unnie jeball, aku tidak ingin di suntik" sedari tadi terdengar suara rengekan yang membuat Mina dan Rosé jengah mendengar nya. Namun sebisa mungkin mereka menjaga emosinya agar tidak membuat Yuna tersakiti lagi. Mengingat Yuna yang masih sangat sensitif.

"Tapi Yuna kau harus di infus dan ini tidak akan sakit hanya seperti di gigit semut" ucap Mina yang sedari tadi membujuk anak kecil di hadapan nya.

(Aaa dokter bilng gitu ke aku trs aku percaya taunya rasanya sakit bgt, di gigit semut matamu huhu T-T)

Rosé menahan tangan dan tubuh Yuna agar dia tidak terus terusan meronta ronta. Dirinya sedikit kewalahan. Namun jarum itu sukses menembus kulit nya.

Dan sekarang mereka melihat hujan yang kedua kalinya. Karena Yuna menangis namun dia berusaha menahannya itu terlihat lucu bagi kedua kakaknya.

"Kalau mau nangis ya nangis aja tidak usah ditahan seperti itu" ucap Rosé terkekeh melihat wajah memerah itu.

"Iya nangis aja tidak apa apa kok" lanjut Mina yang juga terkekeh sama seperti Rosé.

Yuna, dia tidak menjawab tentu dia sangat kesal pada Rosé dan Mina. Mereka tidak pernah percaya dengan rasa sakit jarum suntik ini jika di masukkan ke kulit seperti itu. Dasar dua dokter menyebalkan.

Karena hari sudah malam dan dengan kondisi tubuh Yuna yang belum pulih jadinya dia bisa terlelap terlebih dahulu di banding Mina dan Rosé.

"Rosé-ah kamu tidurlah biar aku yang menjaga Yuna" ucap Mina yang memeluk Rosé dengan hangat.

"Tapi kamu juga pasti lelah Minari"

"Aniiyo Rosé-ah, aku sedang insomnia hari ini jadi aku akan tidur lambat"

"Baiklah jaga Yuna baik baik, kalau kamu sudah bisa tidur lalu tidurlah cepat jika aku kedapatan kamu tidak tidur aku tidak akan membiarkan mu menyentuh adik ku" ancam Rosé lalu beranjak ke kamarnya.

"Ya!, ancaman macam apa itu!" kesal Mina lalu masuk ke kamar nya dan lagi memeluk Yuna manja sambil membenamkan kepala Yuna di dadanya.

"Ku mohon bertahanlah, aku memang tidak mengerti masalah mu seperti apa yang jelas unnie tau jika masalah mu tidak bisa di bilang sepele. Unnie akan benar benar memberi pelajaran pada orang orang yang menyakiti mu sekalipun itu unnie mu sendiri" batin Mina.

"Sweet dream uri dongsaeng" ucap Mina yang mengelus rambut halus itu sambil tersenyum menatap wajah tenangnya.







•••








Bernyanyi bernyanyi🤙🤙


My Anxiety [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang