Part Five

173 25 6
                                    

V.O.T.E

"Hallo, apa kamu menerima job hari ini?"

"Tentu nona, apa yang bisa saya bantu?"

"Tolong rusaklah mesin pesawat xxxx agar mereka jatuh dan semua penumpang nya mati"

"Baik nona"

"Apa bayarnya sepadan?"

"Apa aku pernah bercanda soal bayaran mu?"

"Maaf nona, saya akan segera melakukannya"

"Good"

•••

Pagi hari ini keluarga Park sedang mengadakan makan bersama keluarga. Terdengar candaan dan tawa dari mulut mereka bertiga, karena Yuna tidak ikut sama sekali dalam pembahasan mereka kalaupun di tanya sesuatu dia akan menjawab seadanya saja.

"Hari ini eomma dan appa akan pergi menuju ke LA" ucap sang ayah dengan senyum nya.

"Ahh...wae? Baru saja semalam kalian kesini sudah mau pergi lagi" Haneul tidak mau orang tua nya pergi lagi karena urusan pekerjaan.

"Tapi kan kami hanya pergi 4 hari saja lalu eomma dan appa akan berlibur bersama kalian" jelas sang ibu pada putri sulungnya.

"Yuna-ah kenapa diam saja? Apa kamu sedih kami akan pergi?" Tanya ibu Park sambil mengelus rambut halus Yuna.

"Hmm aku sedih" jawab nya singkat.

"Aku ingin pergi ke rumah Rosé dan Mina unnie" lanjut nya lalu pergi dari rumahnya setelah mendapatkan izin dari ayah dan ibunya.

Yuna menelepon supirnya untuk mengantarnya kerumah Rosé dan Mina. Padahal ini masih pagi dan pastinya Yuna tau jika mereka berdua sedang berkerja.

Yuna tidak bersekolah seperti remaja pada umumnya. Dia pikir sekolah tidak penting jika dirinya sudah tau semua yang akan guru ajarkan padanya.

Di mobil dia hanya melamun mendengarkan lagu kesukaan nya tanpa bicara pada supir yang sekarang sudah setengah mati tidak bisa menahan suasana canggung seperti ini.

"Hmm....nona muda apa Anda ingin berhenti di suatu tempat?" Tanya sang supir untuk mencarikan suasana. Walaupun pada akhirnya tidak dijawab sang empu karena telinganya yang tersumbat dengan Air pords.

Mobil berhenti di sebuah rumah besar yang beberapa hari yang lalu sempat ia kunjungi. Yuna menekan bell rumah itu padahal dia tau di rumah itu tidak ada orang kecuali satpam nya.

"Maaf nona, nona Rosé dan Mina sedang berkerja" ucap satpam itu sopan.

"Ahh iya aku lupa ahjussi, apa aku boleh masuk?" Tanya Yuna yang juga sama sopan nya seperti satpam tersebut.

"Tentu saja Anda jangan malu malu kata nona Mina ini juga rumah nona jadi nona tidak apa apa masuk" senyum pak satpam menghiasi wajah yang tidak terlalu tua itu.

"Nee, gumawo"

Masuk ke rumah itu membuat dirinya menjadi tenang karena suasana dingin rumah Mina dan Rosé yang menenangkan.

Yuna sudah mengirimkan pesan pada Mina dan Rosé jika dia sekarang ada dirumah mereka. Karena merasa bosan menunggu sekitar hampir 4 jam jadi dia menyalakan tv sambil terus mencari film yang bagus untuk dia tonton.

Sebenarnya dengan waktu hampir 4 jam itu bisa dia gunakan untuk mengantar orang tua nya ke bandara. Tapi dia sangat malas jika nanti dia akan pulang berdua dengan si manusia iblis itu.

Breaking news
Dikabarkan pada waktu 9.30 KST tanggal 07 Januari 2016 terjadi sebuah kecelakaan mengenaskan karena pesawat xxxx jatuh dan menjadikan semua penumpang nya jadi korban, tidak ada yang selamat satupun karena bangkai pesawat di temukan terjatuh di sebuah gunung dengan ketinggian 7.138 meter. Karena tinggi gunung yang begitu tinggi semua pihak interogasi menyimpulkan kasar jika tidak ada yang selamat pada kejadian tersebut.

Yuna terkejut mendengar berita itu bertepatan juga Rosé dan Mina yang sudah pulang bersama. Mereka sudah sampai saat berita itu disiarkan, mereka sama terkejutnya dengan Yuna karena pesawat itu adalah pesawat yang tumpangi oleh ayah dan ibu Yuna.

"Yu-yuna gwenchana?" Tanya Rosé hati hati.

Tidak ada jawaban karena dia sudah mulai membasahi pipinya dengan air matanya. Bagaimana bisa ini terjadi sedangkan 4 hari lagi mereka akan pulang dan akan menghabiskan waktu bersama.

"E-eomma ap-pa" ucapnya terbata bata. Mina dan Rosé langsung berlari dan membiarkan barang mereka berjatuhan tidak peduli karena yang lebih penting adalah Yuna.

"Unnie, jangan bilang itu pesawat orang tua ku" ucap Yuna berharap itu bukan pesawat yang ditumpangi oleh ayah dan ibunya.

"Mianhe Yuna, kamu harus kuat" kata Rosè lembut berusaha memenangkan Yuna.

Yang sekarang bisa dilakukan Yuna hanya menangis tersedu sedu karena sepeninggalan kedua orang tua nya yang pergi secara bersamaan. Sungguh itu membuatnya sedih.

Yang lebih buruknya lagi jasad penumpang pesawat tersebut banyak yang tidak ditemukan termasuk orang tua nya.

•••


Pemakaman di lakukan tanpa ada jasad, karena memang setelah di lakukan evaluasi dan bantuan dari Rosé dan Mina memang orang tua Yuna tidak ditemukan.

Haneul menangis meraung keras. Dirinya amat sangat menyayangi orang tua nya tapi kenapa Tuhan mengambil dan membawa mereka terlalu cepat sedangkan mereka berdua sudah berjanji untuk mengajak mereka berlibur bersama.

Ketika pemakaman sudah selesai semua sudah pulang kerumah masing masing termasuklah Yuna dan Haneul.

Yang semulanya hanya ada suara isakan tangis tiba tiba menjadi panas saat seseorang membentak orang yang satu nya.

"Ini gara gara kau dasar kepar*t!! Harusnya kau bersikap lebih baik pada orang tuaku agar mereka tidak pergi! Just go and die bitch!!"

Yuna hanya menundukkan kepalanya sambil terus mendengarkan kata kata kasar dari mulut Haneul. Kesabaran nya sungguh di uji oleh Tuhan.

"Kenapa aku yang disalah kan? Bahkan aku juga sedih jika mereka pergi!" batin Yuna.

Karena sudah puas dengan celotehan nya, Haneul dia pergi kekamarnya dan tidak memperdulikan Yuna sama sekali.

Karena tersisa dirinya sendiri jadi dia juga pergi ke kamarnya untuk menenangkan pikiran dan hatinya karena ucapan tak senonoh Haneul tadi.

Disaat sedih seperti ini juga masih ada orang yang tersenyum penuh arti. Siapapun yang melihatnya pasti akan bergidik ngeri.

"Well...orang yang dia sayang udah pergi. Perlahan aku akan membuatmu sama seperti ku"

























•••••








"people you care about won't even know can actually betray you too"

My Anxiety [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang