έξι

8K 1.4K 63
                                    

"Anak Ares!"

Haechan menoleh, entah mengapa panggilan itu seperti ditujukan kepadanya

"manggil sapa lo?" tanya Haechan kepada cowok seumurannya yang kini berdiri di ujung gang

sementara yang ditanya hanya mengendikkan dagu, menujuk Haechan

"Gue?" tunjuk Haechan ke dirinya sendiri

"Aaah, ada satu lagi yang ketinggalan? yaudah sini maju" Haechan sudah muak, dia memang suka berkelahi tapi yang satu ini sepertinya cuma banyak gaya

"cepetan gue mo balik" teriak Haechan

sedetik kemudian, cowok tersebut berjalan menuju Haechan. Haechan yang sudah memasang kuda kuda mengernyit heran ketika cowok itu terlalu dekat dengannya. dan sekarang apa? meraih tangan Haechan -bersalaman? what?

"Na Jaemin" cowok tersebut tiba tiba nyengir di depan Haechan

"ha?"

"nama aing" jawabnya masih menjabat tangan Haechan

"random amat lu tai, ayo cepetan dah mau gelud pake kenalan segala" Haechan melepas jabatan tanggannya dan kembali memasang kuda kuda

"yee, sapa yang mau ngajak gelut?" cowok tadi, Jaemin, berjalan melewati Haechan dan membantu Hyunjin berdiri

"lah lu tadi ngapa neriakin gue?" tanya Haechan

"emm, kaga ada apa apa sih, mastiin aja. ternyata bener anak Ares bau melati" Jaemin tertawa

"gajelas ah lu, balik aja gue. yok jin" Haechan berjalan menjauh diikuti oleh Hyunjin

"thanks yo bro" ucap Hyunjin menepuk pundak Jaemin

"woi anak Ares, sapa nama lo?" teriak Jaemin lagi

"gue Haechan bukan anak Ares" geram Haechan sambil mengenakan helmnya lalu menghidupkan mesin motor

"besok gue samperin deh lu sama Jeno" kata Jaemin lagi yang sebenarnya daritadi ucapannya tidak dapat dipahami oleh Haechan

"serah lu dah. balik dulu gue" Haechan memerintahkan Hyunjin duduk dibelakangnya, lalu mulai menjalankan motor

"ti ati bro"








"Bundaaa" suara Haechan menggema, namun tidak ada jawaban dari sang bunda

"Bundaa?" teriaknya lagi. dan sama, tidak ada jawaban

"saya mohon, jangan sekarang, jangan sekarang" sayup sayup terdengar suara memohon sang bunda ketika Haechan melangkah mendekati kamar bundanya

"bukan dia, tapi saya yang belum siap. tolong jangan sekarang, saya masih tidak bisa membayangkan berapa banyak yang mengincar Haechan diluar sana" suara bunda Sunny terdengar sangat lirih, sangat memohon

'bicara sama siapa bunda?' tanya Haechan dalam hati. dengan hati hati, Haechan membuka sedikit pintu kamar sang bunda. matanya terbeliak ketika melihat apa yang ada didalam kamar bundanya

berantakan. semua benda yang ada dikamar bunda Sunny berserakan di lantai, sang bunda yang bersujud dengan rambut yang sudah berantakan. dan dihadapan bundanya, sebuah belati dengan mata berwarna merah pada pegangannya melayang tepat diatas kepala sang bunda

Blakkk!
"Bunda!" Teriak Haechan

Bunda Sunny mengangkat kepalanya, matanya membulat sempurna melihat Haechan diambang pintu. belati tersebut, kemudian menyerang Haechan

"Tidakkkkk!"












—Il Est
—TBC













bingungin banget ya ceritanya? wkkw maaf ya, aku juga bingung sebenernya😅😅😅 tapi karena asik yaudah lah lanjut aja..

cieelahh sok asik amat:')

Vote Pleaseee♡

Il Est, Demigod [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang