δώδεκα

6.2K 1K 77
                                    

Happy Reading...

-----------------------










"e-eh, bentaran Jun woi!" Haechan panik sendiri ketika Jaemin mulai menjalankan mobilnya

"hmm" jawaban Renjun yang hanya gumaman membuat Haechan semakin was-was

"Jun lo seriusan dong! kok kaya ragu gitu sih bangsat!" Haechan Geram sendiri

"ya lo juga tenang dong anjir!" Jaemin pusing sendiri mendengar ocehan Haechan. Jaemin memang terlihat sangat tenang. namun jauh dilubuk hatinya dia merasa sangat khawatir pada Jeno, temannya sejak kecil.

Dia juga ragu dengan keputusan Renjun awalnya. namun Jeno lebih penting. sedikit demi sedikit dia berusaha menenangkan dirinya sendiri karena dia sedang bersama putra dewa dewi Olympus termasuk dirinya sendiri.

Karena yang selama ini terdengar meninggal misterius ditempat itu adalah demigods anak dari dewa/dewi dengan para pelayan yang kemudian dibuang ke bumi. sedangkan orang tua mereka bukanlah manusia sembarangan

"Jun jangan diem aja ngapa!"

Haechan tidak bisa untuk tenang. dia belum pernah tau tentang tempat ini. namun tiba tiba satu fakta mengejutkannya bahkan tepat disaat dia sedang menuju ke tempat tersebut? tolong katakan bagaimana caranya dia bisa tenang?

"gue juga belom pernah kesini. lo jangan panik sendiri" suara tenang Renjun menyeruak

"ya gimana kaga panik lu diem mulu daritadi!" pekik Haechan gemas

"ya makanya lo diem dong bangsat! gue lagi mikir strategi" desisnya membuat Haechan langsung kicep

"pelan aja Jaem jalanin mobilnya. gua perlu 10 menit buat mikir" lanjut Renjun, Jaemin hanya mengangguk sambil mengurangi kecepatan mobil

mobil berjalan sangat lambat. Renjun terlihat fokus berfikir. matanya terpejam, tangannya terlipat didepan dada, serta keningnya yang berkerut dalam.

Haechan menghela napas gelisah. dia benar benar ingin melompat keluar dari mobil sekarang juga jika tidak ingat bahwa Jeno adalah temannya.

"gue harus gimana, gue harus apa" gumamnya pelan nyaris tak terdengar

"lu pasti bisa, Renjun pasti dapet cara" lanjutnya berusaha menenangkan diri

Jaemin yang meliriknya dari depan hanya menggelengkan kepalanya

5 menit... masih hening

sesekali Renjun terdengar membuang napas kasar sambil memegangi kepalanya lalu kembali diam seperti batu. sungguh, Haechan bisa frustasi jika terus seperti ini.

"Jaem! ayo jalan! cepet!" Renjun tiba tiba bersuara membuat Jaemin serta Haechan terperanjat

tanpa menunggu lama Jaemin menancapkan gas. membuat mobil yang semula berkecepatan sangat lamban itu berjalan sangat cepat.

"gimana? lo udah ada cara?" Haechan bertanya sambil berpegangan pada sabuk pengamannya

"caranya ada didepan sana"

Il Est, Demigod [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang