Mudah bagiku untuk memahami materi di kelas seperti logaritma, turunan, senyawa alkena, dan menghafal nama latin jamur pada pelajaran biologi. Namun, kemampuanku untuk pelajaran praktik olahraga tidak perlu ditanya. Tentu saja sangat buruk.
Teringat jika minggu lalu kelas ku mendapat materi lompat jauh dalam pelajaran olahraga. Saat guru memintaku untuk melompat aku malah melangkah satu langkah lebar.
"Melompat saja kamu perlu tutorial," guruku menggelengkan kepala tanda heran.
Lupakan saja tentang lompatan ku yang buruk. Masalah lain ada di depan ku sekarang. Mata elangku memperhatikan bola basket yang sedang didribel oleh Jay. Meskipun terlihat dengan jelas, namun aku kewalahan untuk merebutnya.
Aku sedang bertanding by one bersama Jay dalam audisi basket kali ini. Poin sudah menunjukkan 11 poin Jay lebih unggul dariku. Meskipun keterampilanku perlu ditanyakan. Tetapi tidak dengan otak strategiku.
Akan ku tunjukan jika Lee Heeseung adalah pengamat yang ahli. Pergerakan Jay mulai terganggu karena aku terus menghalangi dengan gesit. Jay mulai bosan karena tidak berhasil mencetak poin ke 12 nya.
Saat waktu itulah aku dapat merebut bola dari Jay. Pandangan ku memandang arah tribun dengan banyak orang yang kini menyemangatiku karena berhasil merebut bola. Semangatku mulai berapi-api. Seperti bukan takdirku menjadi bagian dari tim basket. Aku menangkap sosok Kazuha sedang berlatih menyorak bersama timnya di ujung lapangan.
Hal tersebut membuat diriku lengah. Sosok wanita dengan rambut berkilau panjang yang kini sudah mengganti roknya menjadi celana pendek menghancurkan semuanya. Ia terlalu sayang untuk dilewatkan.
Semua bersorak ricuh saat aku tau jika Jay kembali mencetak poin. Aku berdecak karena tidak sadar jika bolanya telah direbut. Permainan selesai, aku berjalan mendekat ke arah Jake dan gerombolannya. Di situlah aku melihat Jungwon dan Fuma menjitak Jake.
"Kau membuatku kalah taruhan," decak Jake saat pertama kali aku duduk di sampingnya.
"Dia tetap yakin kalau dirimu akan mencetak poin meski satu saja. Kamu mengecewakannya," wajah Fuma terlihat begitu puas membuat Jake merasa kesal. Aku hanya mendengarkan tanpa peduli dengan taruhan tersebut.
Fokus memperhatikan giliran Jungwon dengan seorang kelas 10 bertanding. Aku harus melihat mereka untuk menganalisis. Ini masih babak ke satu, nanti akan ada babak kedua sebagai kesempatan terakhir pembuktian layak tidaknya aku masuk ke tim ini.
Tidak diketahui apa alasan diriku semangat seperti ini. Terlebih lagi keinginan menjadi bagian dari tim basket yang berubah dari mulanya tidak minat naik ke sangat minat.
Pandangan ku terhalang oleh sepasang kaki mulus yang kini berdiri di hadapanku. Aku mendongak karena orang di depan ku ini menyodorkan sebotol minuman. Kazuha!
Tanganku meraih botol tersebut sambil berdiri menyamakan posisinya. "Thanks."
Telinga terasa sangat panas karena sekarang Jay, Fuma, dan Jake sudah terlampau berisik di belakang ku. Mereka bersiul membuatku malu terhadap Kazuha. Otak ku jadi tidak fokus untuk memikirkan topik perbincangan sekarang.
"Berjuanglah agar aku dapat menyemangatimu di lapang nanti," Kazuha yang berbicara pertama kali menjadikan ku seperti lelaki pengecut.
"Akan ku lakukan apapun," terlalu norak yang barusan ku katakan.
Dia terkekeh dengan senyuman yang membuatku akan meleleh saat ini juga. "Apapun? Bagaimana kalau aku mengajakmu ke prom night di ulang tahun sekolah sabtu depan?"
Lagi-lagi aku ketinggalan informasi. Peduli dengan itu, aku lebih peduli pada ajakan Kazuha yang tidak mungkin bisa aku hadiri. Prom night artinya dilakukan saat malam, aku tidak bisa karena Ayahku sudah pasti ada di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heebreath ๑ Heeseung
Подростковая литература(WARN: Perilaku menyakiti diri sendiri) If happy ever after did exist, nobody who need a therapy. 🏅 #6 Bestfriend 2024, 15 Jul 🏅 #1 Jake 2024, 26 Jul Sat, 9 Dec 2023