HeeB : Terlahir Kembali

34.3K 1.5K 16
                                    

Satu hari yang terasa begitu panjang. Persidangan sudah tuntas menjelang siang tadi. Pilihan ku adalah Ibu. Aku melihat Ayah memijat pelipisnya di persidangan tadi. Namun, ia juga bingung harus melakukan apa untuk kembali mengajukan banding tentang hak asuh.

Ibuku sudah mengurus semua perpindahan ku. Mulai dari barang dan berbagai hal lainnya. Aku hanya pindah rumah, untuk sekolah aku tetap berada di tempat yang sama.

Setelah persidangan kami makan siang di rumah pacar baru Ibu yang akan menjadi tempat tinggal ku kedepannya. Hari itu aku tahu jika anak dari sang pacar tidak tinggal bersama di sana. Ia tampak izin pulang dan menginfokan akan berkunjung lagi pekan depan.

Tanpa diriku tanya, ibuku menjelaskan jika anak itu bernama Nicholas memang menyewa apartemen sendiri selama masa kuliah.

"Setelah makan kau bisa beristirahat sebentar di kamar, sambil menunggu barang-barang mu sampai. Malam ini kita akan ketempat les melukis mu yang dulu untuk mendaftar kembali."

"Sungguh?" Harapan ku seperti terkabulkan.

Ibuku melirik Ayah tiriku, menyuruhnya untuk bicara. "Iya, kami juga menghubungi sebuah agensi untuk mengikutsertakan dirimu pada audisi minggu ini."

Dadaku mencuat senang mendengar hal tersebut. Aku tersenyum lebar. Ini adalah bahagia kedua kalinya tanpa rasa khawatir tentang kesedihan. Setelah pekan lalu diriku menikmati hidup bersama teman ku di pantai.

"Kau harus menyiapkan diri secara maksimal! Kamu sendiri yang menentukan nasib mu kedepannya," pertama kali aku mengangguk mantap menyetujui motivasi dari Ibuku.

Inikah rasanya bahagia? Aku bahkan sama sekali tidak mengkhawatirkan perkataan kau akan menangis hebat setelah tertawa yang selalu muncul di otak ku. Padahal kini perkataan tersebut sudah mendengung terlalu keras.

Kau akan tenggelam dengan lautan kesedihan.

Penderitaan menunggumu, Heeseung!

Jangan bahagia! Kau akan menangis!

Aku tambah bahagia karena berhasil mengabaikan bisikan yang selama ini selalu menggerogoti cara pikir ku.

Sekitar dua jam aku tertidur tenang di atas kasur. Sebelum akhirnya diriku terbangun karena suara bising orang-orang yang mengusung barang ke dalam rumah. Setelah dilihat ternyata petugas properti yang membantu Ibuku menata barang.

"Oh Heeseung! Box merah itu milik kamu, bisa menata di kamar sendiri kan? Ibu harus memandu petugas untuk menata barangnya."

Tanpa menunggu persetujuan Ibuku sudah kembali sibuk memarahi petugas yang asal menaruh barangnya. Aku mengecek barangku sekilas. Melihat beberapa alat melukis ku yang masih lengkap dan apik.

Dengan penuh energi aku mengangkat lima tumpuk box secara bergantian untuk aku tata pada kamar baru ku. Sambil menyetel musik "Landslide" aku merasa sehabis berjalan pada lautan duri.

Hari ini sangat melegakan. Aku terbebas dari berbagai hal, ini adalah jiwa ku yang terlahir kembali.

Clek.

Bunyi pintu terbuka membuat ku berhenti menata baju. Terlihat sosok Ibu berdiri di ambang pintu dan menatapku sabar.

"Bisa kecilkan musik-nya? Diluar sudah repot jangan bikin suasana panas karena musik!"

Aura Ibuku yang dulu kembali muncul. Senyuman yang sedari tadi terukir tiba-tiba merosot begitu saja.  Aku berjalan kearah nakas untuk mematikan musik.

Ibuku tetap menjadi seseorang yang tidak menyukai kebisingan.

tbc...

Heebreath ๑ HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang