HeeB : Kembali atau Loncat?

30.3K 1.4K 58
                                    

Dunia seperti menjadi kelabu untuk saat ini. Biasanya diriku berangkat sekolah lebih awal. Tetapi kali ini, rasanya berat sekali untuk keluar dari kamar. Meskipun diriku sudah siap menggunakan seragam. Aku menatap kosong kearah sepatu yang seharusnya sudah aku pakai 30 menit lalu.

Setelah berkelahi dengan isi hati dan pikiran. Akhirnya ujung kaki ku mulai menelusup kedalam sepatu. Memakai alas kaki tersebut dengan sempurna dan pergi beranjak.

Lomba melukis pupus dan Ibuku sudah pergi dari rumah tadi malam. Ia meninggalkan ku menggunakan uang hasil menjual lukisan. Dia tidak terlihat memiliki niat untuk membawa ku pergi bersamanya. Jadi, aku hanya menatap kepergiannya dari arah jendela.

Entah apa yang akan ku perbuat kedepannya. Bayang-bayang mati kelaparan terus menghantui pikiranku. Aku sudah tidak mau lagi bertindak untuk merubah hidup. Setelah semua yang aku lakukan malah membuatnya lebih berantakan.

Bruk!

Ransel ku sampai terjatuh dari pundak saat dua orang murid menyenggol lengan ku. Mereka tertawa sambil meminta maaf tanpa membungkukkan badannya.

Seperti dikendalikan, aku memukul wajah mereka dengan emosi yang tersulut.

"Woi orang gila! Beraninya menghajar ku?!" Salah satu dari mereka dengan rambut berwarna merah berteriak tak terima.

Langkah ku maju untuk menantangnya. "Kau bilang apa tadi?"

"Orang gila," dia terkekeh. "Bukan kah ini dirimu? Wah, aura gilanya memang kuat sekali."

Bola mata ku memerah saat melihat sebuah video diriku yang dihajar Ibu kemarin. Video tersebut menyebar seperti virus. Karena terus mendengar suara Ibuku yang menyebutku gila. Aku merebut ponselnya, membanting serta menginjaknya hingga hancur.

Dia terlihat akan melemparkan bogeman, namun teman satunya menahan dirinya dengan alasan akan telat simulasi ujian jika tidak pergi sekarang juga.

Karena perkataannya, aku baru ingat hari ini adalah jadwal simulasi sebelum bulan depan akan ujian sungguhan.

Persis seperti yang aku katakan jika videonya menyebar seperti virus. Saat diriku memasuki kelas, suara bising mereka seketika hilang. Sibuk menatap diriku dengan banyak arti.

Bukan hanya kelas ini yang tahu, tapi satu sekolah.

Aku duduk dan langsung menenggelamkan wajah di atas meja. Suara mereka mulai kembali lagi. Berbisik-bisik tentang ku, tetapi karena dekat aku secara mudah dapat mencernanya.

Kau lihat lengannya tadi? Sepertinya dia memang melukai diri sendiri.

Kazuha pernah dekat denganya memberi saksi jika Heeseung mudah sekali marah dan melakukan kekerasan padanya.

Pernyataan itu tidak aku setujui. Aku sangat lembut dengan wanita itu, namun kenapa Kazuha memberikan kesaksian palsu di tengah panas nya berita pasal diriku? Ingin sekali berdebat dengan kumpulan penggosip itu, namun diriku tidak memiliki tenaga.

Lihat! Kazuha mengunggah foto bukti kekerasan padanya di forum sekolah.

Wah... Heeseung memang gila...

Akhirnya aku tidak bisa menahan diri dan merebut salah satu ponsel mereka. Ingin melihat bukti apa yang Kazuha posting. Tiga slide foto yang memunculkan luka abuh pada spot-spot tertentu. Setelah melihat semuanya aku mengalihkan pandangan pada sekitar.

Terciduk jika ketiga wanita penggosip tadi sudah menghindar dari tempat duduk untuk menjauh dariku. Raut wajah mereka tampak ketakutan.

Kau lihat tadi? Dia sungguh kasar.

Mendengar bisikannya aku mengembalikan ponselnya ke atas meja dan segera di ambil oleh sang pemilik karena bel masuk sudah berbunyi. Mereka berbondong-bondong menuju lab komputer untuk simulasi.

Selama berjalannya ujian percobaan dengan basis komputer aku tidak bisa mencerna sama sekali satu soal dengan benar. Semua soal terus aku lewati tanpa memilih jawaban yang aku yakini. Fokus ku sungguh pecah berkeping-keping.

Kepala ku mulai sakit karena soalnya berupa pilihan ganda. Aku benci memilih.

Cahaya dari layar komputer membuat pandangan ku mulai semu. Berkali-kali menggoyangkan kepala untuk menyadarkan diri sebab jika tidak aku akan tumbang karena pusing.

Jemariku meremas rambut untuk menghilangkan kunang-kunang yang membuat pandangan ku buram. Hingga guru menegur ku.

"Heeseung! Kau akan mengikuti ujian atau keluar saja dari sini!" Teriaknya.

Aku tidak menjawab membuat dia berjalan kearah ku. Ia kembali mengulangi ucapannya.

"Kau akan tetap menunduk? Kerjakan atau keluar sekarang!"

"..."

"Heeseung!"

Kepala ku semakin ditusuk-tusuk saat guru itu memberikan sebuah opsi. Aku benci memilih.

"Kerjakan atau keluar!"

Aku benci memilih. Pilihan hanya akan membuat hidupku lebih berantakan.

"Kalau ditanya itu dijawab!" Dia mulai menarik kerah ku. "Kerjakan ujiannya atau keluar dari sini!"

"Aku benci memilih," desis ku membuat dirinya berkata "hah?".

Sedetik kemudian diriku menyentak tangannya dan tergesa-gesa berlari dari sana. Meninggalkan ruangan dengan banyak pasang mata menatapku penuh pertanyaan.

Sangat benci akan pilihan. Aku tidak sanggup memilih. Kenapa hidup penuh dengan opsi? Diri ku hanya ingin berada di kehidupan yang lebih baik.

Di tengah lorong langkah ku terhenti. Baru sadar jika diriku berada di sebuah pilihan "Keluar". Aku ingin kembali lagi, namun diriku berada di sebuah opsi lanjut atau kembali.

Kenapa bisa? Meneruskan langkah yang entah akan kemana, atau kembali dengan langkah yang jelas? Pilihan mana yang harus aku jalani?

Dunia seperti berputar memutari diriku yang dilanda kebingungan ini. Surai kembali aku jambak karena rasa bingung dan pusing yang muncul secara bersamaan.

Otak ku penuh dengan pertanyaan. Kenapa aku bisa ada pada sebuah pilihan meskipun sudah melewati satu opsi sebelumnya?

Langkah ku berubah menjadi cepat. Aku berlari sekaan dikejar oleh pilihan. Kepala ku semakin berkunang-kunang. Dunia seperti diremas-remas. Mereka semua berputar. Hingga saat aku berkedip. Aku sudah berada di ujung rooftop.

Anginnya seperti menyapu bersih pikiran ku. Hati ku menjadi tenang. Aku menghirup udara di sana yang menyegarkan. Selangkah lagi diriku akan terbebas dari berbagai pilihan. Ini adalah pilihan terakhir ku.

Kembali atau Loncat?

"HEESEUNG!"

tbc...

Heebreath ๑ HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang