HeeB : Atlantis Milik Jake

35.9K 1.5K 150
                                    

"Hei Kazuha! Cepat!" Jake terlihat mendesak sosok Kazuha di depan banyak orang. Aku hanya diam di balik punggung milik Jake. Kami berada pada lorong kelas Kazuha sengaja berada di sana lebih awal untuk menunggu sosok wanita yang pernah dekat dengan ku.

Masalahnya tidak jauh dan bukan adalah tuduhan kekerasan yang pernah Kazuha berikan kepadaku. Jake berada di sana untuk membelaku seperti pengacara.

"Aku mengatakan yang sebenarnya!" Kazuha tetap kekeuh pada pendiriannya. "Pasti dia sengaja melakukan bunuh diri untuk membalikkan fakta!"

Hampir saja Jake melemparkan tamparan kepada gadis itu. Jika bukan Jay yang menahan lengan temannya. Kemudian berbalik menghadap sang wanita.

"Kau dari dulu tetap menjijikan ya, Kazuha?" Ucap Jay mengeluarkan ponselnya. "Ini dia bukti jika kamu menjadikan Heeseung taruhan? Cih!"

Tampak pria itu meludah singkat. "Hama seharusnya aku basmi dari dulu, tapi masih bisa aku sabari. Namun, sepertinya kamu tidak peka dengan warning yang aku berikan ya?"

Secara kasar Jay menggulung hoodie Kazuha untuk memperlihatkan lengan gadis tersebut. Memang benar ada luka di sana, banyak sekali. "Ini bukan ulah Heeseung. Melainkan ulah pacar barumu kan? Perlu aku usut hingga ke pengadilan?"

Mendengar Jay mulai mengancam, Kazuha segera mebenarkan kembali hoodienya. "Ini karena Heeseung! Kamu jangan mengada-ada!"

"Denda untuk pencemaran nama baik tidaklah mahal, pasti kamu sanggup kan?" Jay mulai mengotak-ngatik ponselnya. Ia menelpon seseorang. "Hallo, Om. Saya udah nemu pelaku dari pencemaran nama baik anak Om nih."

Kazuha gemeteran. Dia tidak tahu jika Ayah ku adalah seorang yang bekerja di bidang hukum.

"Baiklah! Memang bukan Heeseung! Puas kalian?!"

Keramaian di sana mulai bubar dan bersorak kesal terhadap Kazuha yang terlihat berlari meninggalkan bangunan sekolah.

Setelahnya Fuma dan Jungwon mulai bergabung dengan tiga sobat nya tersebut. Pergi bersama ke arah markas untuk merayakan kembalinya diriku ke sekolah. Di sana sudah ada dua kotak pizza, colla, dan beberapa makanan ringan.

Masih pagi, namun sepertinya mereka tidak akan masuk ke kelas hari ini. Selagi ada Jake, guru tidak akan mencari atau mengomel.

"Makasih ya," aku mengucapkan kata penting pada sela-sela kami berbincang.

"Itu guna nya teman, Hee. Jangan takut buat memulai relasi. Kalau ada apa-apa jangan di pendem sendiri. Kita ada buat saling bantu," Jay menyampaikan nasehat nya.

"Betul, aku bisa bantu apapun. Bantu tawuran juga bisa asal jangan masalah duit. Kalau duit ke Jay aja," Fuma menyahuti membuat dia terkena jitakan dari Jungwon.

Aku dan Jake bagian terkekeh. Kami memilih keluar dari markas meninggalkan tiga teman di sana. Sambil duduk di kursi panjang dan menghirup udara yang sedikit tercampur asap bekas pembakaran. Sebab sampah di sana sedang dibakar.

"Kamu terapi ke psikiater nya kapan aja?" Jake memulai cakap.

"Tiap jumat sore, kamu?"

"Minggu depan terapi lagi, harus menetap dirumah sakit sekitar 2 minggu," info Jake mendapat anggukan dari ku.

"Boleh dibesuk?"

"Boleh, tapi jam besuk cuma sekitar jam 2 siang sampai 5 sore."

"Noted," jawab ku memberi intruksi kalau dia tidak akan datang subuh-subuh.

Setelah itu kami kembali terlelap dalam diam. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk menanyakan hal sensitif pada Jake.

"Prediksi Dokter berapa lama kamu bertahan?"

Jake menatap diriku kemudian terkekeh. "Astaga kamu bisa tidak basa basi dikit? Rasanya sangat aneh jika ada orang yang bertanya langsung pada intinya."

"Ah maaf..."

Topik tersebut tidak dilanjutkan karena tiga teman yang lain keluar dengan membawa gitar. Memainkan senar tersebut dan mulai mempersilahkan Jake untuk bernyanyi.

Aku menatap interaksi mereka dengan senyum singkat. Jake menyanyikan lagu miliknya yang berjudul Atlantis. Aku menikmati nada dan lirik-lirik tersebut. Pada bagian reff sebuah bagian yang aku suka dengan lirik seperti ini.

Keinginanku yang lemah dan rapuh
Semua orang mengatakan untuk
menjadi normal. Pertemuan itu
menyadarkan ku, jika aku tidak sendirian
"Aku di sini, aku di sini"

Berjalan tanpa alas di atas es.
Membawakan mu sebuah harapan
yang lebih berat dari luka hidupmu.

tbc...

sksksksk bentar lagi tamattt😔😔😔😔

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heebreath ๑ HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang