[3] Lost In Love

466 27 1
                                    

Ji Hyo sedang menatap handphone-nya dengan perasaan gelisah sekaligus penasaran. Sudah berbulan-bulan ia tak dihubungi oleh pacarnya, Kim Jong Kook. Ia teringat saat terakhir kali bertemu dengan pria itu lima bulan lalu. Pria itu hanya mengatakan agar Ji Hyo tetap menunggunya, tapi tampaknya penantian Ji Hyo tak akan secepat itu.

Tangan Ji Hyo kembali meletakkan handphone-nya saat seseorang datang dengan membawa belanjaan yang akan dibelinya. Dengan lincah, Ji Hyo menghitung semua potongan baju yang akan dibeli oleh pelanggannya itu. Setelah selesai, Ji Hyo kembali menatap handphone-nya.

Sudah berkali-kali Ji Hyo menghubungi Jong Kook, tapi nomornya tak pernah aktif. Apakah mungkin karena pria itu sedang berada di luar negeri? Entahlah, Ji Hyo pun tak bisa menebak. Yang ada di pikirannya saat ini adalah ia harus berhasil menghubungi Jong Kook untuk mengetahui alasan mengapa Jong Kook tak pernah menghubungi dan tak pernah dihubungi.

"Ji Hyo, berhentilah menatap handphone-mu." ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan ibunya. Ji Hyo pun meletakkan handphone-nya. "Jika dia menghubungimu, handphone-mu akan berbunyi."

Ji Hyo pun menghela napas, lalu kembali fokus di meja kasirnya. Saat ini dia sedang membantu pekerjaan di toko baju milik ibunya. Ibunya pun tahu bagaimana hubungan Ji Hyo dan Jong Kook yang mungkin sekarang terancam kandas.

•••

Hari ini Ji Hyo ada janji temu dengan seorang temannya. Nama temannya itu adalah Jeon So Min, teman sekelasnya dulu saat SMA. Dalam perjalanan ke sebuah cafe dimana Ji Hyo akan bertemu So Min, tangannya tak henti-henti menggenggam handphone-nya dan terus memeriksa jika ada seseorang yang menghubunginya, walaupun dia sendiri tahu kalau tak ada kemungkinan Jong Kook menghubunginya.

Akhirnya, Ji Hyo pun menyerah. Dia meletakkan handphone-nya asal di dalam tas, lalu berhenti di depan halte untuk menaiki bus. Tanpa sadar ada seseorang yang sedang merogoh tasnya yang merupakan tas selempang. Posisi tas itu berada di belakang tubuh Ji Hyo, jadi tas itu jauh dari pengawasan matanya.

Saat sampai di tempat tujuan, Ji Hyo pun melirik ke sekeliling mencari So Min. Tapi, dia tak menemukan wanita itu dimanapun. Dia pun merogoh tasnya untuk mencari handphone-nya agar dia bisa menghubungi So Min. Dahinya mengernyit saat mendapati tasnya tidak dalam tertutup dengan baik.

Panik ia rasakan saat tak menemukan handphone-nya dimanapun. Dia pun mengusap seluruh wajahnya, "Ini benar-benar hukuman." pikirnya. Seharusnya dia tak sering-sering memakai handphone-nya. Karena kecerobohannya itu, dia memancing seseorang untuk mencopetnya.

Yang bisa Ji Hyo lakukan hanyalah menunggu So Min di depan cafe itu. Berharap wanita itu datang secepatnya. Dalam kurun waktu lima menit, So Min pun datang dan menyapa Ji Hyo dengan gembira.

Tapi, Ji Hyo tak bisa gembira saat ini. Yang ia pikirkan hanyalah handphone-nya yang menghilang. Dia pun menceritakannya pada So Min sembari menikmati segelas kopi es yang dipesan dari cafe tersebut.

"Kau betul-betul ceroboh." respon So Min sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi, beberapa saat kemudian ekspresinya berubah menjadi heran. "Tapi, kau bilang Jong Kook tak bisa dihubungi?"

Ji Hyo hanya mengangguk.

"Beberapa hari yang lalu Se Chan dihubungi Jong Kook." ucap So Min. Se Chan adalah sahabat Ji Hyo, Jong Kook dan So Min. "Dia hanya sekedar menanyakan kabar lalu mulai mengatur pertemuan jika Jong Kook kembali ke Korea nanti."

Tentu saja Ji Hyo terkejut. "Dia mengganti nomornya? Lantas kenapa dia tak pernah menghubungiku?"

"Dia tak mengganti nomornya."

Ji Hyo semakin terkejut. "Jadi kenapa aku tak bisa menghubunginya?"

So Min hanya terdiam. Satu-satunya jawaban kenapa Ji Hyo tak bisa menghubungi pria itu padahal nomor handphone-nya tetap aktif adalah Jong Kook memblokir nomor milik Ji Hyo. Jadi, ini pertanda apa?

Ji Hyo tak bertanya lagi. Dia sudah mengetahui jawabannya walau tak dijawab oleh So Min. "Bisakah aku memakai handphone-mu untuk berbicara dengannya?" pintanya dengan senyuman miris.

So Min pun memberikan handphone-nya pada Ji Hyo. Lalu dia beralasan ingin ke toilet, karena mungkin sangat canggung jika dia tetap berada di sini mendengar percakapan Ji Hyo dan Jong Kook.

Nada sambung terdengar saat Ji Hyo menekan nama Jong Kook di handphone So Min. Dia memejamkan matanya merasakan sakit yang menjalar di hatinya. Saat suara pria yang ia rindukan terdengar di seberang sana, Ji Hyo menggigit bibirnya menahan untuk tak menangis.

"Ini aku, Ji Hyo." ucap Ji Hyo terus menahan isakan tangis yang hampir lolos.

Pria di seberang sana tampak terdiam. Ji Hyo hanya bisa mendengar suara napas pria itu. Tak lama kemudian Jong Kook pun bersuara lagi, "Maafkan aku."

Air mata yang Ji Hyo tahan pun mengalir. "Minta maaf untuk apa?"

"Kupikir kau sendiri sudah tahu kenapa aku minta maaf." jawab pria itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Ji Hyo tak habis pikir. Inikah balasannya setelah ia menunggu, mencintai, dan mempercayai pria itu selama berbulan-bulan? "Kenapa baru mengatakannya sekarang, brengsek? Kau membuatku seperti orang bodoh menunggumu dalam waktu yang lama. Aku tak bisa fokus dengan kerjaanku karena resah menunggu kabar darimu. Bahkan baru saja aku kehilangan handphone-ku karena terus-terusan memeriksanya jika saja kau menghubungiku." kini emosi Ji Hyo memuncak, air matanya juga mengalir deras.

Semua orang yang melewatinya tampak menatapnya dengan penuh heran, tapi Ji Hyo tak mempedulikan itu.

"Aku benar-benar minta maaf." ucap Jong Kook lagi, sepertinya dia tak tahu harus berkata apa. "Aku ingin hubungan kita berakhir. Buat apa kita terus mempertahan benang yang kita ikatkan dulu, jika salah seorang dalam ikatan benang itu sudah tak memiliki perasaan lagi?"

Ji Hyo memutuskan percakapannya dengan Jong Kook. Semua harapan, cinta dan penantiannya hangus seketika. Yang ia lakukan sekarang hanya berusaha menghapus air matanya dan menghentikan tangisnya.

•••

Halo. Sudah lama banget aku gak bikin fanfiction SpartAce. Terakhir aku update itu tahun 2016. Sekarang sudah 2020. Itu artinya sudah 4 tahun berlalu aku gak update.

Jadi, aku mau minta maaf untuk yang masih menunggu ff spartace update, sekaligus aku ucapkan terima kasih. Pas aku liat ada yang posting di akunku dan bertanya kalau aku masih bikin ff spartace atau tidak, aku merasa kagum. Bahkan setelah 4 tahun nggak update, ternyata ada yang tetap nungguin.

Intinya begini, untuk saat ini aku punya cerita yang ingin kutamati terlebih dahulu. Buat yang berminat dan punya waktu luang, silahkan cek 'A Story Behind Us'. Kalau soal aku buat ff spartace lagi atau tidak, mungkin saat ini tidak. Tapi, aku usahain update oneshot di sini sampai cerita 'A Story Behind Us'-ku selesai.

Setelah 'A Story Behind Us' selesai, jika tak ada halangan (karena kuliahku sedang padat + banyak praktikumnya T.T), aku mau buat ff spartace lagi (entah ini janji yang keberapa, hahaha)

Jadi gitu aja. Sekian dan terima kasih buat yang masih menunggu.

SpartAce Oneshot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang