[6] Don't Be Good To Me

309 23 0
                                    

Jong Kook menatap gadis yang sedang sibuk berkutik dengan handphone-nya. Sesekali gadis itu tersenyum dengan ekspresi seperti sedang berbunga-bunga. Jong Kook tersenyum miris, hatinya terasa sakit saat melihat senyuman gadis itu.

Gadis itu tak sengaja melihat ekspresi Jong Kook, dan merasa tak enak karena dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri. "Ah, maaf. Aku terlalu asyik mengobrol dengan Dong Wook. Soalnya sudah lama aku tak bertemu dengannya." ucapnya, lalu meletakkan handphonenya.

Jong Kook menggelengkan kepalanya, "Tak apa. Lagipula memang sudah lama kalian tak bertemu, wajar kalau kau sangat merindukannya."

"Tadi kita sampai dimana?" tanya gadis itu. "Ah, jadi bagaimana dengan siswa yang kau katakan bermasalah itu? Apakah dia akan dikeluarkan dari sekolah?"

"Aku juga tak tahu." Jong Kook meminum kopi hangat yang disajikan oleh pelayan kafe.

"Bagaimana jika aku mencoba membujuk paman? Bukankah dia melakukan itu untuk menyelamatkan temannya?" tawar gadis itu, pamannya adalah kepala sekolah di tempat Jong Kook mengajar.

"Anak itu sudah melakukan banyak perkelahian, aku tak yakin ia bisa bebas semudah itu." Jong Kook tampak tersenyum pasrah.

"Tapi, aku akan mencobanya. Sebenarnya terkadang saat aku melihatnya, aku mengira dia adalah anak yang baik, tapi aku tak tahu kenapa dia suka berkelahi."

Melihat ekspresi Jong Kook yang tampak sangat memikirkan siswanya itu, membuat gadis itu menggenggam tangan Jong Kook. Tentu saja Jong Kook terkejut dengan sikap gadis itu, walaupun gadis itu selalu melakukan itu padanya. "Tenanglah, aku akan membujuk paman." ucapnya sembari tersenyum dan terus menggenggam tangan Jong Kook.

"Kumohon jangan melakukan ini terus, Ji Hyo." gumam Jong Kook dalam hati.

•••

Jong Kook telah sampai di rumahnya. Ibunya tampak menyambutnya dengan makanan yang lezat. Lelaki itu tampak tersenyum sembari memeluk dari belakang ibunya yang sedang menata makanan di atas meja, "Kan aku sudah bilang ibu istirahat saja di rumah. Biar aku saja yang memasak untuk ibu." ucap Jong Kook yang tentu saja membuat ibunya tertawa melihat sikap putranya yang sudah sangat dewasa namun tetap bersikap manis seperti ini.

"Pergilah mengganti bajumu. Sebentar lagi ayah dan kakakmu akan pulang. Jadi kita makan malam bersama." ucap ibu Jong Kook sembari melepas pelukan anaknya itu.

Jong Kook tersenyum sembari mengangguk. Kemudian berlalu pergi.

Saat ia telah masuk ke dalam kamarnya. Ekspresinya berubah. Dia kembali teringat akan gadis yang ia temui tadi, yaitu Song Ji Hyo. Sebenarnya ia menyukai Ji Hyo, dan tak ingin lagi menemui gadis itu semenjak dia sudah mempunyai pacar. Tetapi saat Ji Hyo mengajaknya bertemu, Jong Kook tak mempunyai alasan untuk menolaknya.

Setelah melamun beberapa menit, Jong Kook pun tersadar dan langsung mengganti pakaiannya, lalu duduk bersama ibunya di ruang tengah menunggu ayah dan kakaknya pulang. Ibunya tampak sibuk berkutik dengan handphone-nya sementara Jong Kook hanya menonton TV. Tiba-tiba ibunya tertawa kecil sehingga membuat Jong Kook menatapnya.

"Bagaimana menurutmu dengan gadis ini?" tanya ibunya sembari memperlihatkan foto di handphonenya pada Jong Kook.

Jong Kook kini tahu apa maksud dari sikap ibunya itu. "Yah... cantik." jawabnya lalu kembali menonton TV.

"Yah... cantik." ibu Jong Kook tampak meniru yang dikatakan anaknya barusan. "Kau bisa bilang semuanya cantik, tapi kau tak akan menemuinya, kan?"

Jong Kook terkekeh tanpa mengalihkan pandangannya dari TV.

"Ngomong-ngomong, kenapa Ji Hyo tak pernah lagi datang ke sini?" tanya ibu Jong Kook yang kini tak lagi berkutik pada handphone-nya, ia tampak menatap anak bungsunya itu. "Ah, kenapa kau tak berpacaran saja dengan Ji Hyo? Kalian sudah lama saling mengenal, kan?"

Hanya helaan napas yang bisa terdengar dari Jong Kook. Sepertinya ia tak ingin membahas tentang itu, "Kami hanya berteman, bu." jawabnya.

"Dengarlah, tak ada hubungan yang benar-benar hanya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Pasti salah satu di antara kalian menyukai satu sama lain."

"Ya, itu aku yang menyukainya." jawab Jong Kook, tentu saja dalam hati.

•••

Jong Kook telah bersiap-siap untuk pergi mengajar di sekolahnya. Saat dia hendak keluar rumah, tubuhnya tersentak kaget saat melihat seorang perempuan sedang berdiri di depan pekarangannya. Perempuan itu tampak tersenyum seolah-olah ada sesuatu yang menggembirakan hari ini.

"Siswa yang kau khawatirkan itu tak akan dikeluarkan dari sekolah." ucap perempuan itu, yang sudah dipastikan adalah Ji Hyo. "Dia hanya akan dihukum selama sebulan untuk bekerja sukarela di sekolah."

Jong Kook tak habis pikir. Perempuan ini ke sini hanya untuk memberitahukan itu padanya? Dia tampak tersenyum miris, "Kenapa kau repot-repot ke sini hanya untuk memberitahukan itu?"

Ji Hyo menatap Jong Kook heran. "Bukankah ini hal yang penting bagimu? Aku hanya ingin melihat wajah senangmu, tapi sepertinya aku tak melihatnya."

"Sebaiknya kita tak usah bertemu lagi." ucap Jong Kook berbalik dan hendak pergi.

Ji Hyo yang tak mengerti dengan sikap Jong Kook yang tiba-tiba seperti itu pun mengejar pria itu. "Kim Jong Kook! Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Bukankah kita teman?"

Jong Kook tiba-tiba menghentikan langkahnya saat mendengar kata 'teman'. Sepertinya Ji Hyo terlambat menghentikan langkahnya sehingga menabrak tubuh Jong Kook.

"Ji Hyo, kau... Apakah kau menyukaiku?"

Jelas saja Ji Hyo terkejut dengan pertanyaan Jong Kook yang tiba-tiba itu. Namun, dia tak menjawab karena tak tahu harus berkata apa.

"Jika kau tak menyukaiku, kumohon kau jangan terus berbuat baik padaku." Jong Kook mengusap wajahnya frustasi. "Aku menyukaimu, jadi aku merasa sangat tersiksa jika kau terus berbuat baik padaku dengan alasan 'teman'."

Ji Hyo semakin bungkam. Dia menundukkan kepalanya. Ekspresinya sulit ditebak.

"Kuharap kau mengerti." Jong Kook pun berlalu pergi.

•••

Oke. Mungkin ini juga menggantung, sama seperti part yang lalu. Tapi, jangan kecewa. Karena cerita yang ini aku ingin buat menjadi cerita bersambung.

Tapi, tidak dalam waktu dekat ini. Mungkin setelah aku menutup SpartAce Oneshot Collection ini. Jadi, rencana oneshot collection ini hanya ada 10 part. Setelah itu, baru aku publish "Don't Be Good To Me"

Seperti yang aku bilang di part "pemberitahuan" di ceritaku yang berjudul A Secret Behind Us, aku nggak mau terburu-buru dalam publish cerita. Aku mau memastikan semuanya aman terkendali tanpa ada kegajean (walaupun gaje sudah melekat erat dalam tubuhku :")

Terima kasih buat kalian yang masih mengikuti cerita ini 💕

SpartAce Oneshot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang