[7] I Don't Like Her

257 21 0
                                    

Ji Hyo dan Jong Kook adalah pasangan kekasih. Mereka cukup mesra, sering bertemu, dan jarang bertengkar. Jadi, apa masalahnya?

Hari ini, mereka sedang berjalan bersama. Tangan mereka saling bergenggaman sembari mengobrol tentang banyak hal. Senyuman Ji Hyo tak pernah pudar sedikitpun saat bersama Jong Kook. Tidak pudar hingga Jong Kook menerima telfon dari seseorang.

Sebenarnya Ji Hyo sudah melihat nama seseorang yang menelfon Jong Kook itu, tapi gadis itu tampak berpura-pura tak tahu, "Siapa?"

Jong Kook menatap Ji Hyo ragu-ragu. "Bukan siapa-siapa." jawabnya sembari tersenyum tipis. "Kalau begitu aku mau menjawabnya dulu." ucapnya lalu melepaskan genggaman tangannya dari Ji Hyo.

Ji Hyo hanya terdiam. Telfon itu berasal dari mantan pacar Jong Kook. Itu tak masalah, tapi sikap lelaki itu seolah ada sesuatu yang disembunyikannya.

Ini sudah ke berapa kalinya selama beberapa minggu. Ji Hyo yang selama ini menahan rasa marah tampaknya sudah tak bisa menahannya lagi. Tanpa mengatakan apa-apa, dia berjalan pergi tanpa memedulikan Jong Kook yang terus memanggilnya, namun tak mengejarnya.

Saat sampai di rumahnya, Ji Hyo melepas sepatunya dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia melemparkan tasnya ke sembarang tempat, merasa tak peduli lagi dengan segalanya. Lalu, dengan santainya merebahkan tubuh di ranjangnya.

"Bodoh." umpat Ji Hyo dalam hati saat teringat akan sikap Jong Kook tadi.

Tangannya meraih handphone dari saku bajunya. Setelah memeriksa dan tak ada satupun telfon masuk dari Jong Kook membuat Ji Hyo ingin melempar handphone-nya juga, tapi untung saja dia masih waras untuk membanting benda yang penting untuknya itu.

Ji Hyo pun memilih untuk tidak mempedulikan Jong Kook.

•••

Setelah mandi dan mencuci pakaiannya, Ji Hyo kembali masuk ke dalam kamarnya dan kembali memeriksa handphone-nya. Tetapi masih tak ada panggilan masuk dari Jong Kook. Sudah berkali-kali ia mematikan dan menyalakan kembali handphone-nya, jika saja ada yang bermasalah. Tapi, tetap saja nihil.

Ji Hyo menghembuskan napas kasar. Tadinya dia marah, tapi sekarang dia malah menjadi sedih. Setelah bertahun-tahun Jong Kook berpisah dengan gadis itu, tapi kenapa laki-laki itu masih saja menjawab telfon darinya? Apalagi dia menyembunyikannya dari Ji Hyo.

"Aku benar-benar tak menyukai gadis itu." kini, Ji Hyo sudah meneteskan air matanya.

Tiba-tiba, handphone-nya berdering. Ji Hyo yang masih menangis langsung menatap benda yang menampakkan nama seseorang yang sedang menelfonnya. Melihat nama itu, ia segera menghapus air matanya dan sedikit berdeham, jika saja suaranya serak.

"Apa?" jawab Ji Hyo dengan datar.

"Soal yang tadi, maaf." ucap Jong Kook di seberang sana. "Sebenarnya aku ditelfon Soo Jin, kau tahu Soo Jin, kan?"

Ji Hyo tak menjawab. Dia masih memasang ekspresi datar dan menatap lurus ke depan, seolah-olah Jong Kook sedang berbicara di hadapannya.

"Belakangan ini aku terus dihubungi dengannya. Aku pun tak tahu harus bagaimana. Aku menjawab panggilannya hanya karena takut tak bersikap sopan." sambung Jong Kook.

Ji Hyo tertawa tak percaya. "Kau menjawab panggilannya hanya karena takut tak bersikap sopan? Jika kau menjawab panggilan mantan pacarmu dan tidak pernah memberitahuku, apakah itu sopan?"

"Bukan begitu, aku tak mau kau terlalu memikirkannya."

"Tak usah menghubungiku jika kau masih mau menjawab telfon gadis itu. Aku tak suka." ucap Ji Hyo. "Jangan pernah beralasan dia hanya teman. Kau mempunyai banyak teman, kau tak harus berteman dengannya."

Jong Kook tak menjawab.

Mendengar tak ada jawaban dari laki-laki itu, Ji Hyo pun memutuskan percakapan telfon itu. Apakah dia terlalu egois? Apakah dia terlalu cemburu?

•••

Ji Hyo baru saja pulang dari kampusnya pada pukul enam sore. Sudah tiga hari semenjak percakapannya dengan Jong Kook melalui telfon. Lelaki itu masih tidak menghubunginya, Ji Hyo pun tak berniat untuk menghubungi duluan.

Setelah mengganti pakaiannya, Ji Hyo hendak menyalakan laptop untuk mengerjakan tugasnya. Tetapi, perhatiannya teralihkan pada handphone-nya yang berdering. Ada sms dari seseorang.

Aku ada di luar. Bisakah kau keluar sebentar? -Jong Kook

Ji Hyo mengenakan jaket tipis karena sudah memakai piyama. Lalu, berjalan ke luar rumah untuk menghampiri Jong Kook yang katanya sedang menunggunya.

"Ah, kau sudah ingin tidur?" tanya Jong Kook yang merasa bersalah karena telah menyuruh Ji Hyo keluar rumah.

"Tidak." jawab Ji Hyo. "Aku hendak mengerjakan tugas, tapi..." dia tak melanjutkan kalimatnya.

Jong Kook pun memberikan kantung plastik yang berisi sekotak ayam goreng. "Sebenarnya aku ingin membeli bunga untukmu, tapi kupikir bunga tak akan mengenyangkanmu." ucapnya.

Mendengar kalimat itu membuat tawa Ji Hyo lepas. Namun, dia sadar, situasi mereka tak seharusnya tertawa seperti ini. Walaupun begitu, Ji Hyo tetap menerima pemberian dari Jong Kook.

"Apakah kau masih marah?" tanya Jong Kook.

Ji Hyo terdiam sejenak, lalu menatap Jong Kook. "Maaf, sepertinya aku terlalu egois. Seharusnya aku tak melarangmu seperti itu, tapi lain kali aku ingin kau lebih jujur."

Jong Kook tersenyum. "Aku juga minta maaf. Juga, aku sudah memintanya untuk tak menghubungiku lagi."

Mendengar itu, Ji Hyo tersenyum lebar. Jong Kook ternyata sanggup melakukan itu hanya untuknya.

"Maaf kalau ini terlambat, karena aku tak ingin menghubungi dia duluan. Aku menunggunya untuk menghubungiku lalu aku bisa mengatakan padanya agar tak melakukannya lagi." ucap Jong Kook lagi. Dia pun berjalan mendekat pada Ji Hyo dan memeluk tubuh gadis itu. "Aku tak akan mengulanginya lagi."

Ji Hyo mengangguk dalam pelukan Jong Kook. Malam ini dia benar-benar bahagia.

•••

SpartAce Oneshot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang