➖ V

2K 255 47
                                    

Sudah seminggu semenjak Yunho keluar dari Rumah Sakit, kini hubungan dengan suaminya juga mulai membaik.

Dengan sebuah apron yang terpasang di tubuhnya, kedua tangannya yang sibuk mengotak-atik alat-alat memasak, ia tengah membuat sarapan untuk dirinya dan suaminya yang mungkin masih belum membuka matanya.

Saat tengah berkutat dengan alat penggorengan, Yunho sedikit tersentak kala ada kedua tangan yang memeluk tubuhnya dari berlakang.

"Astaga, kau membuatku terkejut, Mingi." Mingi hanya tersenyum tanpa dosa lalu mengeratkan pelukannya pada Yunho.

"Mingi sesak, lepaskan pelukanmu." Mingi diam tak membalas, hanya menggelengkan kepalanya yang bersandar di bahu sang istri.

"Aku sedang memasak, kau membuatku susah bergerak." akhirnya dengan berat hati, Mingi kemudian melepaskan pelukannya dan membiarkan Yunho beranjak setelah menyelesaikan sesi menggorengnya.

Yunho berjalan ke arah meja makan, lalu menata semua makanan yang telah ia buat sedemikian rupa.

"Mingi-ah, bisa kau siapkan air minum." Mingi mengangguk cepat lalu segera berjalan menghampiri tempat di mana ia bisa mengambil minuman.

Setelah itu, keduanya makan dengan damai, hanya suara detingan piring dan sendok yang menemani mereka, sampai akhirnya Mingi memilih untuk membuka mulutnya.

"Sayang..."

"Hm?"

"Aku harus keluar kota, ada urusan perusahaan yang harus ku selesaikan di sana." Yunho tersenyum seraya menahan tawanya.

"Lalu?"

"Aku tidak ingin meninggalkanmu." dan pada akhirnya tawa Yunho pun lepas begitu saja. Astaga, apa Mingi berpikir kalau ia masih kecil?

"Aku sudah dewasa, Mingi. Kau bisa meninggalkanku sendiri kapan pun. Bukankah sebelumnya juga seperti itu?"

Deg.

Perkataan Yunho seolah menjadi hantaman kuat yang menyerang hati Mingi, ia tau kalau Yunho hanya bercanda dan tak sengaja berbicara seperti itu. Tapi tetap saja, ia terlalu jahat karena tak pernah melihat Yunho sedikit pun selama ini.

Sadar akan apa yang baru saja diucapkannya, Yunho pun langsung merubah raut wajahnya menjadi khawatir begitu melihat Mingi yang tiba-tiba terdiam.

"Astaga, M-mingi aku tidak bermaksud menyinggungmu. M-maafkan aku." senyuman tulus terpatri di wajah Mingi kala ia melihat Yunho yang sepertinya khawatir akan dirinya.

"Tidak apa-apa, aku sudah sangat jahat karena tak pernah melihatmu."

"T-tapi, Mingi... Aku minta maaf."

"Sudah, tidak apa-apa." senyumannya masih belum luntur dari wajah tampannya, namun hal itu justru membuat rasa bersalah Yunho semakin meningkat.

Setelahnya, hening pun menyelimuti mereka berdua hingga acara sarapan mereka selesai. Yunho membereskan peralatan makannya, sedangkan Mingi pergi ke kamarnya untuk menyiapkan keperluan yang harus dibawanya ke luar kota.










"Kau akan pergi berapa lama?" Mingi menoleh begitu suara Yunho menyapa telinganya.

"Kira-kira satu minggu. Jika selesai lebih cepat, aku akan segera kembali." Yunho mengangguk, lalu ikut membantu Mingi menyiapkan keperluannya.

⭐❇⭐

Bangchan tau jika Mingi akan pergi ke luar kota selama satu minggu, dan waktu itu akan ia manfaatkan dengan sangat baik untuk merebut Yunho kembali ke pelukannya.


"Akan ku lakukan apapun untuk membawamu kembali, Yunho. Meski dengan cara kotor sekali pun." gumam Bangchan seraya menatap jalan kota Seoul yang tampak begitu ramai dari jendela apartemennya.

"Astaga, bisakah kau lupakan saja pria itu? Masih banyak wanita dan bottom yang cantik nan sexy di luar sana. Kenapa kau terus saja mengharapkan hal yang sudah menjadi hak paten seseorang?" Bangchan menoleh ke arah seorang pria dengan status sebagai sekretaris serta sahabatnya itu, Kim Woojin yang berujar dengan seenak jidatnya hingga sedikit menyulut emosi seorang Bangchan.

"Dia tidak akan jatuh ke pelukan orang lain kalau bukan karena gadis sialan itu." kening Woojin mengernyit bingung setelah mendengar penuturan Bangchan.

"Maksudmu, Lalisa? Gadis Thailand itu?" Bangchan mengangguk lesu lalu berjalan menghampiri Woojin dan mendudukkan tubuhnya tepat di samping sahabatnya itu.

"Keputusan yang bodoh karena sudah memilih gadis itu daripada Yunho, karena nyatanya sekarang aku semakin dibuat buta cinta oleh Yunho." Woojin menggelengkan kepalanya heran akan sahabatnya itu.











"Dasar, budak cinta. Makan itu cinta!"
































































Tbc🔜

Maaf ya kalo aneh, otakku lagi nggak bisa konsen buat mikir karena kebanyakan tugas😭

Huwee, kesel banget-_

Janlup voment yak ★

[✔] 3. FEAR; MinYun (yungi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang