➖ IX

1.6K 205 0
                                    

"Eh? Yeosang juga ikut?" Jongho mengangguk lesu membenarkan pertanyaan yang dilontarkan Seonghwa padanya.

Sekarang ketiga pria cantik itu sudah ada di dalam rumah Yunho dan Mingi. Jongho dan Seonghwa sedang terlibat sebuah obrolan di mana Jongho yang juga sedang ditinggal oleh suaminya, sedangkan Yunho sendiri sedang menata belanjaannya lalu membuatkan tamunya sebuah minuman.

"Lalu? Kau mau apa sampai datang kemari?" tanya Yunho yang keluar dari arah dapur dengan membawa sebuah nampan dengan tiga gelas minuman di atasnya.

"Kau tahu sendiri, Hyung. Aku tidak suka sendirian, apalagi di rumah Yeosang Hyung yang sebesar lapangan bola itu." Yunho merotasikan matanya malas. Lalu meletakkan minuman itu di atas meja, setelahnya ia kembali ke dapur untuk menyimpan kembali nampannya.

"Kalau mau menumpang tinggal bilang saja, Jongho. Aku tidak akan melarang, hanya saja..." Yunho menjeda kalimatnya sesaat sebelum mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada di seberang Jongho dan Seonghwa.

"Hanya saja?" tanya Jongho penasaran.

"... Hanya saja aku akan membungkusmu dengan karung dan akan kujual pada pria hidung belang." Jongho merengut dan menatap tajam Yunho yang tengah tertawa terbahak-bahak.

"Tidak lucu, Hyung. Lagipula siapa yang mau dengan orang yang sedang bebadan dua?" mendengar penuturan Jongho, seketika Yunho langsung berhenti tertawa dan menatap Jongho dengan tatapan terkejut, begitupun Seonghwa.

Tunggu? Berbadan dua? Jongho hamil?

"K-kau hamil?" tanya Seonghwa yang terkejut bukan main. Jongho tersenyum sangat lembut lalu mengangguk pelan, membuat kedua pria cantik yang lebih tua darinya melongo karena terkejut.

"Huwaaaaa, aku akan jadi paman!" seru Yunho heboh seraya melompat kegirangan. Sedangkan Seonghwa langsung mendekat ke arah Jongho dan mengelus perut yang sudah sedikit membesar itu.

"Sudah berapa lama?" Seonghwa bertanya dengan satu tangannya yang masih bergerak mengelus perut Jongho.

"Baru 6 minggu, Hyung." Seonghwa mengangguk paham lalu terdiam dan seraya mengelus dan menatap perut Jongho.

"Ngomong-ngomong, apa Yeosang sudah tau?" mendapat pertanyaan dari Yunho, pria bermarga Choi itu justru menggelengkan kepalanya.

"KAU BELUM MEMBERITAHU YEOSANG?!" pekik Yunho yang langsung mendapat pukulan sayang dari Seonghwa di kepalanya.




Bugh!

"Akh! Sakit Hyung, kenapa kalian suka sekali memukulku sih?" kesal Yunho seraya memegangi kepalanya yang di pukul Seonghwa.

"Karena kepalamu sangat cocok untuk menjadi korban pemukulan." sahut Seonghwa yang tak kalah kesal dengan Yunho. Sedangkan Yunho yang mendengarnya justru merengut.

⭐⭐⭐

"Ah, jadi begitu. Kalau begitu, tinggalah di rumahku saja." Mingi menatap tak percaya pada Ten yang baru saja menawarinya untuk menumpang di rumahnya. Bukan apa-apa, hanya saja Mingi ini orang yang baru dikenalnya beberapa jam lalu, tapi kenapa ia bisa berlaku seolah mereka sudah saling mengenal dalam waktu yang lama.

Sedangkan Wooyoung yang pada dasarnya hanya sekretaris dari seorang Song Mingi hanya memilih untuk diam dan menyimak saja, lagi pula ia tak mengenal siapa itu Ten.


"Kau serius? Bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja kita baru berkenalan." Ten yang mendengar penuturan Mingi pun terkekeh pelan.

"Ah, wajar kalau kau berpikir seperti itu. Tapi semua teman San itu juga temanku." Mingi hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan sosok di depannya itu.

"Sudahlah, Mingi. Akan lebih baik kalau kita menerima tawaran nona cantik ini." ujar Wooyoung sedang tatapan dan senyuman genitnya yang ia tunjukkan pada Ten. Astaga, tidak tahukah kau Wooyoung kalau Ten itu seorang pria?


Bugh!

"Akh! Hey, kenapa memukulku?!" ringis Wooyoung seraya mengelus kepalanya yang baru saja dipukul Mingi. Sembarangan sekali Wooyoung berucap, bahkan tangan Mingi langsung gatal ingin memukul wajah sok genit itu.

"Apa kau buta, lihat baik-baik Wooyoung! Dia itu seorang pria, bukan wanita." Wooyoung merengut kesal dengan Mingi, percayalah kepalanya itu sekarang seperti berputar, kenapa? Karena pukulan Mingi meski pelan itu akan tetap terasa sakit.

"Aku kan hanya bercanda. Kau itu selalu menganggap serius ucapanku yang jelas-jelas sudah pasti ngawur."

Ten yang melihat interaksi keduanya hanya bisa terkekeh pelan. Teman-teman San ternyata memang menyenangkan.

"Jadi bagaimana?" tanya Ten tiba-tiba yang membuat kedua makhluk yang duduk di seberangnya langsung terdiam dari pertengkaran kecil mereka.

"Eum... Jika tidak merepotkan, kurasa lebih baik." jawab Mingi dengan senyum canggungnya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aku tidak merasa direpoti. Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan menyiapkan kamar untuk kalian." Mingi dan Wooyoung kompak mengangguk dan membiarkan Ten pergi ke arah lantai dua di rumah yang terbilang sangat mewah itu.

Sepeninggal Ten, Wooyoung pun langsung menyerbu Mingi dengan pertanyaan.


"Mingi, kau menyadarinya?"

"Apa?" tanya Mingi yang tak menangkap ke mana arah pertanyaan Wooyoung.

"Dia mirip sekali dengan San, senyumannya bahkan sangat mirip." Mingi yang mendengarnya pun mengangguk setuju, lalu menoleh ke arah Wooyoung.

"Jangan bilang kalau kau curiga kalau dia itu San?" tanpa ragu, Wooyoung pun mengangguk mantap. Ia memang merasa curiga dengan sosok Ten yang sangat mirip dengan San, terlebih Ten mengaku kalau dia adalah sepupu jauh San.

"Young-ah, dengarkan aku! Dia adalah Ten, bukan San. Kalau kau curiga dia adalah San, maka kau itu salah, kenapa? Karena aku sangat tau dengan jelas seperti apa itu sosok San. Ya meski Ten juga terlihat sangat mirip dengannya." Wooyoung mengangguk setuju dengan Mingi, tapi tetap saja ia masih curiga dengan Ten.

"Tapi kan kita orang asing, lalu kenapa dia mudah sekali menawarkan untuk menginap di rumahnya?" Mingi menggeram kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Wooyoung yang seharusnya tak perlu ia tanggapi.

"Kau mendengarnya sendiri dengan jelas, Jung Wooyoung. Alasannya karena teman San adalah temannya juga."






















































































Tbc🔜

Astaga, otakku buntu banget buat mikirin ni ff😭

Maaf lho kalo isinya gaje banget, sumpah otakku nggak bisa mikir jernih...

Janlup voment yak:')

[✔] 3. FEAR; MinYun (yungi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang