➖ II

2.6K 332 14
                                    

"Menyingkirlah dari jalanku!" Yunho tidak habis pikir dengan orang yang ada di depannya itu.

Setelah Mingi berangkat ke kantornya, Yunho pun berencana ingin pergi ke market dekat tempat tinggalnya. Namun, setelah berbelanja dirinya justru dihadang oleh seseorang yang bahkan tak pernah ingin dilihatnya.



"Jalanmu? Bukankah jalanan di sana masih luas?" tanya pria itu dengan tangannya yang menunjuk ke segala arah.

"Hah~ Bangchan, ku mohon..."

"Apa?" tanya pria bernama Bangchan itu dengan bingung.

"... Ku mohon jangan ganggu aku lagi, aku sudah bersua-" ucapan Yunho terpotong karena Bangchan yang dengan cepat menyahutnya.

"Suami? Suami macam apa yang tidak pernah melihat istrinya sendiri?! Di mata, otak, dan hatinya hanya ada orang lain, Yunho." Yunho menunduk, merasa sedikit tak percaya akan kenyataan itu.

"Lihat sekarang Yunho! Apa yang kau dapat dari orang sepertinya?" Yunho diam tak menjawab, hatinya terlampau sakit begitu mendengar penuturan Bangchan yang nyatanya memang seperti itu. Dirinya tak lagi mendapat kasih sayang yang tulus semenjak menikah dengan Mingi, namun keputusan untuk berbalik dengan Bangchan juga bukanlah yang terbaik.


"Tapi aku mencintai Mingi." Bangchan tersenyum remeh atas jawaban Yunho.

"Cinta? apa kau juga mendapatkan itu darinya?" Yunho pun langsung terdiam lagi, otaknya benar-benar tidak bisa bekerja sama sekali. Bangchan menyunggingkan senyum kemenangannya, dirinya merasa rencananya sekarang akan berhasil untuk mendapatkan Yunho kembali.



"Pikirkan baik-baik, Yunho. Tawaranku masih sangat berlaku untukmu." setelah berujar seperti itu, barulah Bangchan berjalan menjauh meninggalkan Yunho yang masih terdiam, entah tengah memikirkan apa.

Hingga beberapa saat kemudian, tetesan demi tetesan air hujan turun mengguyur kota tersebut dan membasahi dirinya.

Yunho mendongak seraya menutup kedua matanya, satu tangannya ia gunakan untuk menampung air yang turun. Ia tak mempedulikan keadaan dirinya yang belum sepenuhnya pulih setelah demam 4 hari yang lalu, yang ia pikirkan sekarang adalah hubungannya dengan Mingi.
































"San-ah... Tolong aku."

⭐⭐⭐

"Bagaimana keadaannya?" seorang pria bertanya pada Dokter yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.

"Pasien tidak apa-apa, hanya saja ia kurang beristirahat, ia juga demam. Saya sarankan untuk memberinya istirahat yang cukup dan ini resep obat yang harus di tebus nantinya." pria itu menerima selembar kertas yang di sodorkan oleh Dokter itu.


"Dan..." pria itu mendongak, menatap Dokter itu dengan bingung.

"... Apa pasien alergi terhadap sesuatu?" dengan perasaan bingungnya, pria itu pun mengangguk.

"Iya, dia alergi dengan daging ayam."

"Kalau begitu, tolong beri ini untuknya nanti." ujar Dokter itu seraya menyodorkan selembar kertas yang bertuliskan jenis-jenis obat yang harua ditebusnya untuk sahabatnya itu.

"Saya pamit undur diri." pria itu mengangguk, membiarkan Dokter itu berlalu pergi.





















Ceklek!

Pria itu, yang sekarang sedang menjadi pasien di salah satu Rumah Sakit, ia menoleh ke arah pintu ruangannya di mana ada seorang pria yang merupakan sahabatnya.


"Yunho-ya..." Yunho diam tak menyahut panggilannya, ia justru mengalihkan pandangannya ke luar jendela di ruangannya itu.

Pria itu pun berjalan mendekat, duduk di samping Yunho, lalu tanpa seijinnya memeluk Yunho.

"Yunho-ya, kau baik-baik saja kan?" Yunho juga tak menjawab, dirinya justru terisak, air matanya turun seketika, dan ia pun berbalik dan membalas pelukan dari sahabatnya.

"Hiks... A-aku lelah, Hyung... Hiks..." pria itu mengelus punggung Yunho, berharap hal itu mampu membuatnya merasa sedikit lebih tenang. Namun dibalik tindakannya, dirinya justru tak mampu menahan rasa sakit di hatinya begitu melihat sahabatnya yang tersakiti seperti itu.

"Ada aku di sini, ku mohon kuatkan dirimu. Bertahanlah sebentar lagi, aku yakin Mingi akan kembali." Yunho tak menjawab dan masih terisak, bahkan pria itu merasa jika pelukan Yunho semakin mengerat.



















































"Aku harus apa?"




































































TBC🔜

Ahoy!:v
Gimana? Ada yang bingung nggak?:v

Sorry for typo yak:v
Maklumi juga, karena typo itu manusiawi:v

Btw, voment ya gaess! Janlup!
Ku bakal lanjutin kok, ehe:v

[✔] 3. FEAR; MinYun (yungi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang