서른하나

16.7K 1K 82
                                    

'Thirty-One'
~If Only That Could Be~

"Berarti itu tandanya dia sangat mencintaimu, 'kan? Dia rela menolak perjodohannya demi kau, lho."

"Well, aku setuju dengan Yugyeom-ah. Kau saja yang terlalu khawatir, Kook."

Jeon Jungkookーbersama dua kawannya; Yugyeom dan Jacksonーberjalan setelah kelas mereka selesai, menuju ke rumah makan terdekat untuk mengisi perut mereka yang kosong.

Jungkook mendengus. Namja kelinci ini tidak pernah meluapkan isi hatinya ke hadapan temannya. Baginya, hal itu seperti yang dilakukan wanita dan tidak ada penyelesaiannya. Ia tidak mengira ia akan hari ini datang jugaーhari dimana ia mencurahkan isi hatinya. Dan benar, jawaban dari kedua temannya ini tidak sesuai ekspetasinya; tidak menyelesaikan masalah.

"Kalian tidak mengerti. Dibanding sepasang kekasih, aku ini merasa hubungan kami sangat aneh. Dia menghidupi seluruh kebutuhanku dan aku bergantung padanya. Sampai kapan begini terus? Tidak mungkin selamanya, 'kan?"

"Ohh..." Yugyeom mengangguk, dia mengerti, "Kau hanya merasa gengsi, bukan?"

"Well, gengsi bukan kata yang tepat juga, sihー"

"Tidak. Itu gengsi," balas Yugyeom, "Kau dominannya dan kau bergantung padanya, jadi lama-lama kau mempermasalahkan itu."

"..." Jungkook menutup mulutnya mendengar pernyataan si sahabatnya itu. Gengsi, ya...? Harga diri sebagai seorang dominan? Mungkin memang benar itu yang terjadi. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Jungkook akui, dia bahkan tidak bisa hidup tanpa uang Daddynya.

• • •

Di dalam kamarnya, ada sebuah kamar mandi besar. Jungkook suka menghabiskan dirinya untuk berendam di sana. Belum lagi, ada sauna juga di sana. Tempat yang sangat pas untuk menghangatkan diri.

Di tempat itulah, Jeon Jungkook menyandarkan sebagian tubuhnya di antara hangatnya air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat itulah, Jeon Jungkook menyandarkan sebagian tubuhnya di antara hangatnya air. Ia ingin menjernihkan pikirannya. Akhir-akhir ini, pikirannya kalut sekali. Dia merasa seperti wanita, yang galau karena sesuatu yang tak pasti.

'Ingin putus saja.'

'Aku 'kan tidak pantas untuk Daddy.'

'Tapi aku cinta dengannya.'

Kurang lebih, kontradiksi di dalam kepalanya membuat circle seperti itu. Sungguhーpikiran 'happily ever after' tidak ada di dalam dirinya. Semuanya pasti akan berakhir suatu saat nanti, itu yang ada di pikirannya.

Tok. Tok. Tok.

Jungkook mengernyitkan alisnya mendengar suara pintu kamar mandi itu diketuk. Dia memang tidak mengunci pintunya, tetapi bukankah suara germicik air dan lampu yang menyala sudah menjelaskan dia ada di dalam? Lagipula jarang sekali ada orang yang memasuki kamarnya kecuali...

Little Sugar Daddy《KookV Fanfiction》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang