4. Jamet Premium

266 39 16
                                    

Galen tengah berada di tongkrongannya, letaknya di pos dekat portal komplek. Ia memiliki tiga orang teman, Azuhael, Bregas dan Azriel. Jamet Premium adalah nama gengnya. Mereka saling kenal dari SMA. Di setiap tongkrongan, pasti ada saja senang dan sedihnya. Dari mana datangnya ketawa? Ya dari teman-teman yang hidupnya cemara, broken home, yatim dan orang tuanya ada empat.

Untuk soal pertemanan, laki-laki memang cepat akrab. Mereka jadi akrab satu sama lain karena menceritakan soal keluarganya. Bukannya sedih, tapi malah tertawa. Keluarga mereka memang cemara, tapi hanya Galen yang benar-benar cemara.

Galen : Cedalu (cemara dari dulu).
Galen mempunyai keluarga yang harmonis sejak kecil. Orang tuanya tidak pernah bertengkar. Sejauh ini, hubungannya dengan orang tuanya baik-baik saja.

Azuhael : Cekadut (cemara kalau ada duit).
Kalau tidak dikasih uang, Ibunya marah-marah. Tapi, kalau Ayahnya pulang membawa uang, Ibunya senang.

Bregas : Cetapak (cemara tanpa bapak).
Ayahnya meninggal sejak ia SMP dan status Ibunya saat ini masih menjanda, janda anak satu. Bregas adalah anak satu-satunya.

Azriel : Cetakan (cemara tapi berantakan).
Kedua orang tuanya masih lengkap, tapi tidak akur. Masing-masing dari orang tuanya menikah lagi, jadi Azriel memiliki dua orang Ayah dan dua orang Ibu.

"Ada yang baru jadian nih." seru Azuhael.

"Makan-makannya mana, Bro?" goda Bregas.

"Warkop depan boleh tuh, Len." timpal Azriel.

Mereka sudah tau kalau Galen tengah dekat dengan seseorang karena temannya itu memposting foto bersama dengan perempuan yang terlihat menggemaskan di Instagramnya dengan caption 's'.

"Pesen dah sana, minta anterin ke sini. Gue yang bayar." balas Galen.

Bregas langsung bersigap. "Pesen Mie Soto lima ya pake telor semua?"

"Kok lima? Kan kita cuma ada empat orangnya." heran Azuhael sambil celingak-celinguk ke arah teman-temannya.

"Khusus buat gue kan dua porsi." jawab Bregas dengan lagak santainya.

"Sunah Nabi dianjurkan sudahi makan sebelum kenyang, tapi lu jadi hamba nggak ada kenyang-kenyangnya pisan." tutur Azriel.

"Yaudah, terserah lu Bre." pasrah Galen.

Bregas melangkahkan kakinya menuju ke warkop langganan yang letaknya tidak jauh dari tongkrongan, hanya berjalan sedikit saja sampai. Dan tidak lama memesan, Mbak Yu, beliau yang punya warkop, mengantar pesanannya lengkap dengan Es Teh Manis.

"Pacar lo namanya siapa, Len?" tanya Azriel sambil menyereput Mienya.

"Serra."

"Orang mana?"

"Semarang, anak Undip dia."

"Cah Undip ayu-ayu toh Ndes" puji Azriel.
*Anak Undip cantik-cantik*

Bregas terkejut ketika mendengar Serra ternyata anak Universitas Diponegoro atau singkatan terkenalnya adalah Undip, karena Salwa yang merupakan pacarnya, juga anak Undip tepatnya jurusan Hubungan Internasional. "Lah, demi apa cok? Pacarmu anak Undip, tah?"

Karena sudah lama tinggal di Jogja dan mempunyai teman yang berasal dari berbagai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Galen dan ketiga temannya sering berbicara menggunakan bahasa campuran. Jadi, tidak heran kalau mereka juga bisa misuh-misuh khas orang Surabaya.

Bregas, adalah salah satu teman Galen yang kalau mau bertemu dengan pacarnya, Galen dan yang lain selalu ikut. Kalau kata Bregas, hitung-hitung sambil cuci mata di Semarang soalnya cewek-cewek di Semarang cantik-cantik. Banyak cewek-cewek Ibukota yang kuliah di daerah Semarang.

RomanticizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang