8. Mantan

195 16 5
                                    

Rumah.
Rumah bukan hanya tentang bangunan yang mewah dan megah. Tapi, rumah adalah tempat berpulang, tempat berkeluh kesah dan tempat di mana kita bisa merasakan kenyamanan dan ketenangan satu sama lain. Dan, itu kamu, kamu rumahku.

Dia memang terlihat biasa saja. Tapi, dia mempunyai cara tersendiri untuk membuatku bahagia melalui hal yang sederhana.

Effort-mu yang tidak main-main itu membuatku kagum. Bagaimana tidak? Kamu seringkali menemuiku di Semarang, yang jelas-jelas jaraknya terbilang cukup jauh dari Jogja, tapi kamu tidak memperdulikan hal itu dan kamu menemuiku untuk sekedar menanyakan ada cerita apa hari ini.

Semoga, kita bisa sama-sama terus ya? Gimana pun kita nanti, dan semoga semesta merestui apa yang aku harapkan untuk hubungan kita.

Serra senang menyambut hari ini karena hari ini tanggal 25, di mana setiap tanggal 25, ia dan teman kerjanya menerima gaji.

Di waktu pagi, Serra kuliah terlebih dulu. Setelah kuliah selesai, langsung lanjut bekerja. Karena ia kedapatan shift middle, jadi nanti tidak perlu closingan dan pulangnya masih sore, jam lima sudah waktunya pulang. Sebelum memulai bekerja, wajib untuk absen dan memakai apron. Suasana di outlet saat ini, ramai sekali, banyak orderan yang masuk terus-menerus.

Serra yang sedang memasukkan es batu pada Matcha Latte buatannya, sedikit terkejut ketika melihat stok es batu sisa sedikit. "Es batu tinggal dikit Rel, lo udah pesen belum?" tanyanya pada Karel, teman kerjanya.

"Aman, udah gue pesen." jawab Karel tanpa mengalihkan pandangannya yang sedang fokus meracik Toast.

Di tempat kerja, Serra mempunyai lima teman yaitu Abam, Aufa, Karel, Razan dan Shafa. Karena sistem bekerjanya menggunakan sistem shift, jadi mereka dibagi per-shift. Untuk shift-nya terdiri dari shift opening, shift middle dan shift closing. Masing-masing per-shift terdiri dari dua orang. Di tempat kerjanya ini shift-nya bebas, tidak ditentukan dari atasan melainkan disesuaikan melalui teman saja.

Saat ini, semua shift tercampur jadi satu, tapi Aufa dan Razan yang masuk di shift opening sebentar lagi pulang.

"Eh, udah pada cek M-Banking? Masa belum di tf anjir sama Bang Haikal." keluh Razan, sudah lima kali ia bolak-balik mengecek M-Banking tapi saldonya masih saja 0.

Bang Haikal adalah atasan mereka. Ia yang mengurusi semuanya termasuk memberikan gaji karyawan. Usia Haikal tidak beda jauh dengan para karyawannya, jadi tidak heran kalau bicaranya memakai lo-gue. Walaupun dirinya seorang bos, yang mana biasanya seorang bos laki-laki dipanggilnya dengan sebutan Bapak, kali ini sedikit berbeda. Ia tidak suka dipanggil Pak atau Mas, melainkan lebih suka dipanggil dengan Bang.

"Nanti kali, lagi sibuk." balas Serra.

"Tiap gajian yang heboh lo doang Zan, asal udah di tf aja nyengir lo kaya monyet." Aufa meledek.

Razan hanya membalas dengan cengiran khasnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia melanjutkan kembali aktifitasnya membuat americano.

Saat outlet sudah mulai sepi, Serra mengecek ponselnya. Ada pesan masuk dari pacarnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RomanticizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang