9. Kedatangan Abang

166 13 2
                                    

Satu apa?
Satu hitam manis sedikit berkumis, bulu tipis-tipis kalau tersenyum manis. Satu titik cantik, bulu mata melentik, beri yang penyayang bikin mabuk kepayang~

Serra menyangkut-pautkan potongan lirik lagu dari Bagindas yang berjudul 100 persen itu dengan salah satu pemain Timnas Indonesia yang berasal dari negara Belanda, rambutnya yang unik seperti Brokoli menjadi ciri khas pemain Timnas yang satu ini. Tidak lain dan tidak bukan, dia adalah Rafael Struick.

Serra sangat mengidolakan Rafael Struick, bahkan jika diberikan kesempatan, ia ingin sekali menonton pertandingan bola secara langsung di Stadion dan ingin berfoto dengannya.

Suasana di ruang tamu rumah Serra saat ini sedang ramai, ramai menonton pertandingan bola yang sedang berlangsung di televisi, Indonesia melawan Korea. Karena sama-sama menyukai pertandingan sepak bola, Galen mengusulkan untuk nobar (nonton bareng) di rumah Serra. Ketiga teman Galen turut ikut serta dalam acara nobar ini.

"Yuk bisa yuk, Bojone Jijah! Ayo, Bojone Jijah!" heboh Azuhael. Bojone Jijah yang dimaksud adalah Pratama Arhan, suami dari Azizah Salsha, pemain Timnas dengan nomor punggung 12.

Betapa seriusnya wajah mereka semua saat menyaksikan detik-detik Arhan mencetak gol.

"GOLLLL!!!" teriak mereka semua.

"Aduh, Rafael ganteng amat." puji Serra sambil tersenyum sumringah ketika kameramen mengarah ke Rafael Struick.

Serra tidak menyadari kalau ucapannya itu membuat Azuhael, Bregas dan Azriel, melirik ke arah Galen secara bersamaan. Seakan-akan lirikannya mengartikan bahwa Serra tidak boleh memuji laki-laki lain selain Galen, sekalipun yang dipuji adalah seorang Atlet.

"Rafael jadi saingan aku sekarang?" tanya Galen sok jutek.

"Gue nggak ikutan." sahut Azriel.

"Masa aku nggak boleh bilang Rafael ganteng? Kan emang kenyataannya dia ganteng." balas Serra tidak mau kalah.

"Pertengkaran rumah tangga nih." seru Bregas.

"Terus aku nggak ganteng gitu?" goda Galen.

"Gantengan Rafael, wleee!" jawab Serra asal.

"Serra?" panggil seorang laki-laki saat sudah memasuki ruang tamu.

Laki-laki itu tidak datang seorang diri, ia datang bersama Adiknya yang juga laki-laki dengan tinggi badan yang hampir sama dengannya. Betapa terkejutnya Serra malam ini akan kedatangan kedua Kakaknya, Ryan dan Azka yang ia panggil dengan sebutan Mas. Ryan merupakan kakak pertama, usianya 28 tahun. Sedangkan Azka merupakan kakak kedua, usianya 24 tahun.

"Mas Ryan? Mas Azka?"

Dengan gerakan yang sigap, Serra bangkit dari duduknya dan memeluk erat kedua Kakaknya secara bergantian.

Bukan hanya Serra saja yang terkejut karena kedatangan kedua Kakaknya, Galen dan ketiga temannya juga ikut terkejut. Galen meneguk ludah, keringat yang tiba-tiba menetes di dahinya menandakan ia sedang gugup karena takut akan di interogasi oleh Ryan dan Azka.

"Kenalin Mas, ini Galen, pacarku. Dan mereka ini, temen-temennya." ucap Serra memperkenalkan Galen dan ketiga temannya pada kedua Kakaknya.

Galen berjabat tangan pada kedua Kakaknya Serra disusul oleh Azuhael, Bregas dan Azriel.
Mereka saling berkenalan satu sama lain.

"Sugeng rawuh Mas, jenengku Galen, aku pacare Serra. Iki kanca-kancaku." Galen memperkenalkan diri, dilanjut dengan memperkenalkan ketiga temannya pada Ryan dan Azka.
*Selamat datang Mas, namaku Galen, aku pacarnya Serra. Ini temen-temenku.*

"Mau dibuatin minuman apa Mas?" tanya Serra menawarkan pada kedua Kakaknya.

"Torabika pake es dong." balas Ryan.

RomanticizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang