4. Seni kalung

354 18 0
                                    

Reyhan memencet bel yang terdapat pada pagar besi sebuah rumah megah yang tak lain adalah rumahnya. Seorang satpam yang melihat putra dari majikannya pulang langsung lari terburu-buru lalu membukakan pagar untuk putra majikannya.

"Sore den" sapa pa Adang selaku satpam yang menjaga rumahnya.

"Sore juga pa" balas Reyhan lalu melajukan motornya kedalam bagasi.

Setelah menyimpan motornya ia masuk ke dalam rumah megah itu dengan tas yang bergenter di bahu kanannya. Seketika dahinya berkerut ketika melihat seorang gadis tengah berbaring dan menonton tayangan netflix di ruang televisi.

"Khm" Reyhan berdehem membuat si empu yang tengah fokus menonton menengok.

Gadis yang tak lain adalah sepupu dari ibunya langsung berdiri lalu memeluk tubuh tegap Reyhan.

"Akhilnya lo pulang juga, bulukan gue diem disini sendili" ucap gadis bernama Azmi Wildan Elandri yang kesulitan dalam mengatakan huruf r -cadel-.

Reyhan tak memedulikan ucapan sepupunya dan langsung duduk di sofa yang tadi Azmi tempati.

"Bokap nyokap gue belum balik?" tanya Reyhan.

"Belum, makanya gue nungguin lo" ucap Azmi ikut duduk disamping Reyhan.

Reyhan yang melihat lingkaran hitam di bawah mata Azmi dengan rambut yang sedikit kusut langsung mengkerutkan keningnya, ia sudah tau apa penyebab sepupunya terlihat seperti anak yang tak terurus begini.

"Putus lagi lo?" tanya Reyhan tepat sasaran.

Azmi yang ditanya seperti itu langsung mengerucutkan bibirnya dan mengangguk, sudah menjadi kebiasaannya jika sedang patah hati atau sedang ada masalah Azmi akan pergi ke rumah Reyhan dan akan menginap selama beberapa hari.

"Makanya jangan gampang jatuh cinta" ucap Reyhan asal sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Alah, ucapan lo udah kayak olang yang gak pelnah jatuh cinta aja" sindir Azmi dengan mata yang sudah terlihat memerah.

"Emang. Gue gak pernah yang namanya jatuh cinta" ucap Reyhan asal.

"Gak deng, yakali umur segini gak pernah jatuh cinta. Drama banget kali ya hidup gue" sela Reyhan menertawakan ucapannya sendiri.

"Idup lo kan isinya cuman dlama semua. Kagak ada yang selu, kalau ga ngeljain olang apa lagi idup lo?" ujar Azmi dengan air mata yang sudah menetes, mau tak mau membuat Reyhan tertawa keras.

"Hahaha, kebiasaan lo kalau udah putus cinta lebay banget ya. Hahaha, itu muka lo mau gue apain biar ga terlihat menyedihkan kayak gitu?" Reyhan malah mengejek tanpa menghiraukan ucapan Azmi, hingga akhirnya suara pintu utama terbuka membuat mereka menengok ke sumber suara.

Seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat modis berjalan masuk dengan pakaian yang tidak seperti biasa perempuan itu gunakan, menebar senyum ketika pandangannya menangkap putra serta keponakannya yang tengah menatapnya dengan kening berkerut.

"Kalian kenapa?" tanya Wulan Elandri, istri dari pengusaha bernama Wisnu Elandra.

Azmi dan Reyhan terlihat bingung melihat penampilan perempuan dihadapannya yang terkesan menor, bukan hanya pakaiannya tapi juga make up yang ia kenakan terlihat mencolok.

"Bunda abis dangdutan dimana?" pertanyaan itu spontan keluar dari mulut Reyhan.

Bulan -bunda Wulan- yang mendengar pertanyaan tak senonoh dari putranya langsung melotot, tak jauh berbeda Azmi pun ikut kaget mendengar pertanyaan Reyhan.

"Apa tadi kamu bilang?" tanya Bulan kepada Reyhan.

"Bunda abis dangdutan dimana?" tanya Reyhan sekali lagi.

Azmi yang mendengar pertanyaan itu tak mampu menahan tawanya, hingga detik itu juga tawa Azmi terdengar memenuhi ruangan itu.

Berbeda dengan Azmi, Bulan yang mendengarnya malah merajuk dan menatap sinis Reyhan. Reyhan yang ditatap seperti itu merasa bingung, dan dalam sekejap ia menyesali ucapan yang tadi ia lontarkan.

"Aduh bunda maaf Reyhan gak sengaja ngomong kayak gitu" Reyhan tampak panik ketika melihat bundanya pergi meninggalkan ruangan itu.

Reyhan yang melihat Azmi masih tertawa langsung menjitak dahinya, lalu menyusul sang bunda yang tengah merajuk. Ia mengetuk pintu kamar yang tadi bundanya masuki.

"Bunda.. Reyhan minta maaf ya" teriak Reyhan dari luar kamar.

Bulan yang tengah duduk didepan cermin make up nya berdehem dengan keras agar putranya mendengarnya. Lalu ia membilas wajahnya yang dilapisi make up menggunakan pembersih make up dengan kasar.

Reyhan yang mendengar deheman bundanya langsung tersenyum dan pergi berjalan menuju kamarnya.

***

Amira yang baru saja hendak mandi kaget melihat tanda planet di dahinya. Saat baru menutup pintu kamar mandi dan hendak mencuci muka Amira ditampakkan pada alasan kenapa laki-laki yang tadi menolongnya terus tertawa.

"Untung aja gak teriak" gumam Amira ketika mengingat ucapan Reyhan saat di halte bus tadi.

Setelah sekian lama hanya menatap lukisan seni yang ada di dahinya, Amira langsung mencuci mukanya dengan air dan mulai melakukan rutinitas mandinya seperti biasa.

"Sebenernya kalung apa sih itu, keras banget kayak besi. Dan kenapa siswa sekolah bisa pake kalung kayak gitu? bukannya dilarang guru?" selama di kamar mandi tanpa Amira sadari ia masih terus menerus memikirkan kalung yang berhasil mengukir seni indah di dahinya, lain tak lain pemiliknya adalah Reyhan Wisnu Elandra yang belum Amira ketahui namanya.

Amira keluar dari kamar dan mulai memakai pakaiannya, setelah memakai pakaiannya ia segera turun untuk mengambil makanan kucing di dalam kulkas yang sudah ia beli kemarin malam.

Ketika ia mengeluarkan makanan kucing itu tanpa ia sadari kucingnya sudah mengikuti dia sejak dari kamar tadi. Dengan gemas ia menggendong kucing Reyhan dan membawa kembali ke atas untuk memberikannya makanan.

Terkadang lebih senang bersama hewan peliharaan dibanding dengan sesama manusia. Karena hewan tidak akan mengelak ucapan kita dan tidak akan pernah menyalahkan kita saat kita menceritakan sebuah masalah.

Dan Amira bersyukur bisa bertemu dengan kucing Reyhan. Ya, kucing Reyhan.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang