6. Boncengan

250 25 2
                                    

Reyhan berjalan menuju ruangan kepala sekolah ketika bel pulang sudah berbunyi, ia berdo'a dalam hati semoga kepala sekolah belum pulang.

Saat Reyhan mengetuk pintu ia mendengar ada sahutan, untunglah kepala sekolah nya belum pulang.

"Permisi pak" ucap Reyhan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.

"Iya, ada apa Rey?" tanya kepala sekolah.

Sebelum menjawab Reyhan dipersilahkan duduk terlebih dahulu oleh kepala sekolah, setelah ia mendudukkan dirinya di kursi ia langsung mengatakan amanat yang tadi Farhan titipkan padanya. Mulai soal sekolahnya, pindah jurusan, sampai meminta dipindahkan ke kelas yang sama dengannya.

"Baik, tapi bukannya dulu Farhan siswa jurusan ipa. Kenapa pindah ke jurusan ips saat sudah mendekati waktu kelulusan?" tanya kepala sekolah.

Memang, sekarang adalah semester terakhir Reyhan berada di sekolah smanya, begitu pula dengan Farhan. Ia akan segera meninggalkan semua hal yang pernah dia lakukan disini, sedikit sedih namun ia juga senang karena sebentar lagi dia akan duduk di bangku kuliah dan akan melanjutkan perusahaan milik sang ayah.

"Saya sendiri kurang tau pak, tapi mungkin memang sudah keputusan dari Farhan dan orangtuanya" jawab Reyhan membuat kepala sekolah mengangguk dan mempersilahkannya keluar.

Reyhan keluar dari ruangan kepala sekolah, berjalan kembali menuju kelasnya untuk mengambil tas yang tadi ia tinggalkan disana.

Sesampainya di kelas ia mengambil tas ranselnya dan menyampirkannya di bahu kanan. Saat hendak pergi ia ingat gulungan kertas yang ia simpan dibawah meja.

Sesaat Reyhan mengambil gulungan itu dan membukanya, membaca kembali sederet kalimat yang membuat alisnya saling bertautan. Sebenarnya siapa yang mengirimnya kertas ini?

Dinding berpilok? tempat dia menelpon Farhan tadi? Untuk apa? Apa orang ini ada masalah dengannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinding berpilok? tempat dia menelpon Farhan tadi? Untuk apa? Apa orang ini ada masalah dengannya?

Reyhan pergi meninggalkan kelas dengan pertanyaan yang terus mengelilingi pikirannya. Seakan merasa tak penting ia tak mempedulikan ajakan orang itu dan pergi meninggalkan sekolah dengan motor ninja merah hitamnya.

"Mari semuaaa rekan dan kawan borya suka-suka kami dendangkan.." nyanyi Reyhan ditengah kemacetan jalan raya.

"Kenapa kudu macet terus sih? Gak liat apa orang ganteng mau lewat? bukannya pada minggir," gumam Reyhan. Membuat pengendara yang membonceng perempuan disampingnya menengok.

Perempuan yang dibonceng oleh seorang lelaki itu terus menatap Reyhan, mungkin ia penasaran dengan wajah Reyhan yang ditutup helm full face.

Reyhan hanya menaikkan alisnya dua kali untuk menyapa perempuan itu, dan dapat dilihat ulah Reyhan membuat perempuan itu bersemu. Lalu memeluk laki-laki yang Reyhan tebak adalah pacarnya.

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang