11. Kebetulan

137 17 4
                                    

Hari ini seperti yang direncanakan Reyhan, dia menemani bundanya serta Azmi yang ikut pergi ke salon tempat dimana para wanita mempercantik tubuh mereka. Sedangkan Rey sebagai seorang pria hanya menunggu di kursi tunggu sambil menatap Bunda serta Sepupunya yang tengah di kelilingi beberapa pekerja salon.

Reyhan bukannya tak ingin berkeliling sekedar keluar dengan alibi akan kembali lagi ketika mereka sudah selesai dengan aktivitas mereka. Dia merasa bisa duduk dan menatap dua wanita yang berharga baginya saja adalah hal yang baik, bahkan lebih baik dari apapun. Dia hanya tidak ingin tidak memiliki kenangan yang cukup seperti saat dia kehilangan wanita paling elok, cantik, serta lembut yang ia anggap adalah bidadari dunia pertama sebelum bundanya.

Tak terasa kantuk perlahan menyerang Rey, dia perlahan menidurkan kepala nya diatas lipatan tangan yang dia tumpu diatas meja sambil terus menatap objek yang sama, akan tetapi kantuknya kini semakin menggerogoti dan membuat matanya tertutup sehingga perlahan akhirnya Rey mulai memasuki alam bawah sadarnya.

Disisi lain Amira sang gadis tengah berjalan beriringan dengan kucing kesayangannya, berjalan menapaki sebuah pusat pembelanjaan yang menyediakan salon perawatan untuk hewan, ketika melihat berbagai macam salon dengan salah satu salon khusus hewan diantaranya Amira dengan segera menuju kesana dan masuk dengan kucingnya yang mengikutinya dari samping.

"selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" ucap sang salah satu pekerja salon tersebut menyambut Amira.

Amira tersenyum sembari memberitahu bahwa ia ingin memberikan perawatan pada kucingnya. Sang pekerja yang mengerti langsung menuntun dan membawa Amira serta kucingnya yang bernama Reyhan ke tempat  dimana ia bisa memilih berbagai macam perawatan yang disediakan salon tersebut.

Setelah menimang cukup lama akhirnya Amira memilih perawatan yang paling direkomendasikan di salon tersebut. Reyhan yang memang dasarnya tidak manja menurut saja ketika Amira menyerahkan dirinya pada pekerja salon untuk di rawat dan di berikan beberapa imun untuk tubuhnya.

Amira yang menunggu di ruang tunggu mendudukkan tubuhnya pada sofa yang tersedia disana. Sudah dari beberapa hari yang lalu Amira berencana membawa Reyhan ke salon hewan, namun karena tugas sekolah nya yang menumpuk akhirnya baru sekarang ia bisa memenuhi keinginanya dikarenakan hari ini sekolah libur sebab kalender menunjukan tanggal dengan tinta merah.

Tak terasa kesadaran Amira mulai hilang dan mulai tertidur dengan tubuh bersandar pada sofa, untungnya salon ini sepi hanya ada dirinya sendiri disana.

Dan tanpa di sadari oleh seorang pun, semesta menatap mereka yang sama-sama tertidur dengan hanya terhalangi oleh tembok yang membatasi salon wanita dengan salon hewan itu. Di tanggal merah ini jika mereka menyadari nya mungkin pipi serta telinga mereka akan ikut memerah karena bersemu.

***

Selang beberapa waktu akhirnya Amira terbangun ketika dirinya merasakan sesuatu di sekitar wajahnya. Dan benar saja, ketika ia membuka matanya ia melihat Reyhan yang mengenduskan hidungnya pada pipi Amira. Selain itu, aroma harum menyerbak menusuk indra penciuman Amira, harum yang berasal dari kucing kesayangannya itu membuat Amira tersenyum dan segera berdiri sambil menggendong kucingnya untuk menuju pekerja salon disitu dan membayar atas pekerjaannya.

Dan ketika Amira keluar dari salon ada beberapa orang juga yang keluar dari salon di sebelahnya, Amira menengok dan mendapati 2 orang wanita dengan 1 pria yang tengah mengekor di belakang kedua wanita tersebut.

Manik mata Amira membulat ketika melihat rupa dari sosok pria tersebut, ia tidak menyangka akan bertemu seniornya disini. Reyhan yang merasa ada yang menatapnya juga mengangkat wajah nya yang sedari tadi menunduk dan menatap seseorang yang ia rasa tengah menatapnya. Tak jauh berbeda dengan reaksi Amira, ia juga kaget ketika melihat adik kelasnya berada di hadapannya sekarang.

Tapi bedanya, kekagetan Reyhan seakan teredam rasa gondok ketika penglihatannya tertuju ke arah seekor kucing yang tengah menyender ke tubuh gadis yang yang sedang menggendongnya. Reyhan yang kembali menatap ke arah adik kelas yang juga tengah menatap ke arahnya menyapa, berusaha menampilkan hawa baik sebagai kakak kelas walau kini mereka tengah berada di luar sekolah.

"hei, lagi apa disini?" sapa Reyhan asal, bisa bisanya ia bertanya seperti itu kepada seseorang yang keluar dari salon hewan ditambah sekarang ia juga tengah membawa seekor hewan.

"bodoh" ucap seorang gadis yang berada di samping Reyhan.

Reyhan yang mendengar dirinya di maki oleh sepupunya menampilkan wajah bingung dengan dahi berkerut. Merasa dirinya tidak melakukan sesuatu yang salah ia pun langsung bertanya, "bodoh apaan? lo kali yang bodoh, otak yang isinya cuman cinta-cintaan mulu".

Azmi yang merasa di maki balik langsung melotot, ia mengeraskan rahangnya dan menatap segitnya sepupunya yang tengah memasang wajah dengan raut menyebalkan.

"Dimana-mana kalau keluar dari salon hewan sambil bawa hewan ya berati abis perawatan hewan, yakal-"

"Kebanyakan ngomong hewannya, pusing gue" sela Reyhan memotong ucapan sepupunya.

Azmi yang sudah separuh divaksin dengan kesabaran untuk menyerang virus menyebalkan sepupunya hanya bisa menghela nafas. Mereka berdua tidak sadar bahwa sedari tadi Wanita yang tidak lain adalah Bunda Wulan sudah mengobrol berdua dengan Amira sambil Bunda yang tengah mengendong kucing yang tadinya berada di gendongan Amira.

Bunda Wulan yang tengah asik bermain dengan kucing Amira pun menoleh ke arah Reyhan, "abang kok ga pernah cerita kalau punya temen semanis Amira?" tanya bunda wulan.

Reyhan yang kaget bundanya sudah mengetahui nama sosok adik kelasnya mengernyitkan dahi, bisa-bisanya Bunda sudah tau padahal baru beberapa menit mereka bertemu. Mana malah kelihatan sok akrab seakan sudah kenal lama lagi.

"Dia bukan teman abang bunda, dia adik kelas abang" jawab Reyhan.

"Emang nak Amira kelas berapa?" tanya Bunda Wulan pada Amira, sedangkan Amira hanya menjawab sekenanya, "kelas 11 tante".

"Nah Azmi, dia berarti seangkatan sama kamu. Nanti kalau kamu jadi pidah sekolah ke sekolah abang bisa bareng sama nak Amira aja" ucap bunda, Azmi yang mendengarnya hanya mengangguk dan berpose hormat sambil berkata 'siap'.

"Kalau gitu ayo kita pulang, cacing peliharaan di perut Reyhan belum dikasih makan selama berjam-jam. Nanti kalau mereka marah terus ngerusak lambung Reyhan kan Reyhan juga yang harus kena penyakit yang berlabel maagh" ucap Reyhan dengan kata-katanya yang membuat ketiga perempuan disana menggeleng takjub dengan rangkaian kata membingungkan yang mereka dengar.

Siang itu, Amira tak menyadari bahwasannya dia tengah berjalan di kelilingi oleh separuh keluarga dari lelaki yang menjabat sebagai kakak kelasnya.

"Oh iya nak Amira, nama kucingnya siapa?"

Reyhan dan Amira sontak membisu mendengar pertanyaan dari Bunda Wulan.


"Happy Reading!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REYHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang