Prolog

2K 67 7
                                    


Happy Reading

~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekolah Music Academy

Sebuah sekolah menengah disalah satu wilayah kota Jakarta yang berdiri sejak puluhan tahun silam. Misi sekolah tersebut ialah mencetak para murid untuk menjadi musisi dan juga penyanyi berbakat. Untuk pembelajaran yang dilaksanakan disana tidak perlu diragukan lagi. Itulah sebabnya banyak orang tua murid hampir dari segala penjuru kota menyekolahkan anak2 mereka disMA ini.
 
Hanya saja, ada satu keistimewaan disekolah ini. Keistimewaan yang membuat
kegegeran para murid dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Yaitu, adanya larangan wajib bagi murid laki-laki dan perempuan untuk menjalin hubungan. Entah berteman, ataupun berpacaran.

Bagaimana bisa dikatakan sebagai gegeran.?? Karena, setiap angkatan disekolah ini pasti ada
saja masalah, seperti adu battle salah satunya.

Dan itu pula yang terjadi diangkatan tahun ini. Mereka adalah angkatan dari Lesty dan
Abadi/ Abdi. Keduanya merupakan ketua diasrama, sekaligus mengetuai genk masing2. Dua genk tersebut bernamakan D'Boys dan D'Kyut. Tepat ditahun yang ke 25 ini,
akankah kisah mereka berakhir
dengan tetap bermusuhan atau
justru persatuan.??

**Okey, kita langsung go to story.

Hari ini, para murid tengah menikmati waktu istirahat mereka dikanteen sekolah. Kanteen yang terdiri dari sebuah ruangan yang amat luas, dan diperuntukkan untuk semua murid. Baik laki2 maupun perempuan. Sesuai dengan aturan yang ada, murid cewek harus satu meja
dengan sesama cewek. Begitu juga sebaliknya.

Genk D'Kyut siang ini sedang dilanda kegusaran. Terutama Lesty yang mendapat protes dari anggota genknya.

"Les, gimana kalo kita gak bisa kalahin mereka coba.?! Kan loe tau sendiri, tenaga cewek mana bisa sebanding sama tenaga cowok.?!" Ketus Rara, sicewek tomboy.

"Tau nih! Lagian nih ya, kulit kita ntar pasti bakal lecet2 dan berotot. Ih, gak mulus lagi donk ntar... hmm, gue gak mauu.." rengek sicantik, Putri.

"Gue juga sebenernya sih gak setuju sama keputusan loe itu, Les. Tapi, mau gimana lagi."
Pasrah sicupu, Selfi.

Selama mendapat protesan, Lesty hanya bisa mendengarkan dan memandangi mereka satu
persatu. Lesty juga bingung. la merasa agak menyesal karena menerima tantangan dari Abdi. Tapi dia bisa apa.? Lesty kan hanya tidak ingin terlihat lemah dimata para cowok, termasuk Abdi.

Lesty yang memiliki sifat tak ingin kalah itupun terpaksa mengiyakan, saat ketua genk
D'Boys memberinya sebuah tantangan.

"Yaaa. sorry girls, gue juga gak tau kenapa bisa jadi kayak gini." Lirih Lesty, disambut hembusan nafas kasar dari tiga temannya.

Hening.

.
.
.
.
.


Brakk!

Tubuh Rara, Putri, dan Selfi terlonjak kaget karena Lesty menggebrak meja dengan keras.
Sontak mereka bertigapun  menatap tajam kearah siketua genk. Sementara Lesty malah
menunjukkan cengiran kudanya sebelum kembali bersuara.

"Tapi gue disini juga mau bilang. Karena ini udah terlanjur kejadian, itu artinya kita harus
kerja keras buat buktiin ke mereka kalo anak2 asrama cewek itu gak lemah. Kita emang perempuan. Tapi asal mereka tau, perempuan
juga punya hati yang lebih kuat dari pada laki2. Bener gak.??" terang Lesty mantap.

Tapi reaksi tiga temannya tetap sama. Mereka justru memasang wajah lemah seakan tak memiliki daya juang.
 
Ditengah kebingungan mereka, tiba2 seseorang datang dengan suara besar nan menggelegar.

"WOI,, KALIAN!! UDAH BEL MASUK, GAK PADA DENGER APA GIMANA.?!"

D'Kyut sontak menutup telinga mereka rapat2 akibat suara besar tersebut. Lantas, mereka semua menatap orang bertubuh besar dan tinggi yang tak lain adalah Pak Dirga. Beliau adalah guru nyanyi disekolah itu.

Lesty memberi aba2 pada ketiga temannya itu diikuti oleh mereka semua.

Satu,


Dua,




Tiga,

"KABUUURRRRRR....!!!!"

Semua anggota D'Kyutpun berlari meninggalkan kanteen.

***

"Whuuuu... dasar cewek2 lemah! Masak masuk kelas aja telat sih, pasti gak bisa lari tadi." Celetuk Randa, si palyboy cap kodok. Begitulah D'Kyut menyebutnya.

Sahutan dari anggota genk D'Boys pun seketika ikut meramaikan saat ketiga anggota genk Lesty sampai didepan kelas. Sementara murid yang bukan anggota genk hanya tertawa.

"Ehh! Loe semua denger ya, kita gak lemah kayak yang loe loe kira koq. Enak aja kalo ngomong." Bantah Rara ngegas.

"Waahh... si tomboy mungil satu ini berani juga rupanya." Sahut Irwan dengan smirk mautnya.

"Waduhh, koq dia sih yang nyaut. Gue kan jadi dag dig dug serr." batin Rara menjerit.

"Iiihh.. meskipun keliatan garang, tapi Irwan makin ganteng aja kayak gitu." Batin Selfi yang berdiri disamping Rara.

"Eh, udah deh. gak usah pada berantem kenapa sih.? Keburu Pak Dirga dateng lohh." Afis menengahi perdebatan mereka
dengan logatnya yang lembut.

"Gue pengen ngakak liat Afis ngomong, sumpah gak bo'ong. Tapi takut dosa." Batin Randa yang  duduk sebangku dengan Afisan.

Sementara Irwan sebangku dengan Abdi. Dan Ridwan duduk sendiri. Kan dia jones. Padahal
semua anggota genk pun masih
jones seh:D

"Bener tuh apa kata Afis. Kayak kalian gak tau Pak Dirga aja kalo marah gara2 kelas rame." Uja Abdi.

Meskipun terkenal keras kepala sebagai ketua, Abadi atau akrab dipanggil Abdi ini seringkali
membenarkan pendapat Afisan. Bisa dibilang, Afisan itu meskipun kemayu, tapi dia juga berfikir lebih dewasa dalam mengatasi masalah. Tidak seperti Randa, dan Irwan.

Sedangkan Ridwan? Sudah tidak perlu ditanyakan kedewasaannya. la justru yang sering menjadi pengarah genk D'Boys. Hanya saja dia tidak mau menjadi ketua. Makanya, ia menunjuk Abdi sebagai ketua. Ridwan berharap, keras kepalanya bisa berubah seiring menjadi pemimpin ketua asrama sekaligus ketua genk mereka. Dan untuk menanggapi perdebatan ini, Ridwan memilih
diam. Karena sudah ada Afis yang menengahi.

Lesty memilih diam, walaupun bibirnya sudah gatal untuk mengomeli Abdi dkk. Iapun
mengisyaratkan Rara, Putri, dan Selfi untuk duduk dikursi mereka masing2.

Rara dengan Selfi, Putri dengan Lesty. Sedangkan Weni duduk serndiri, sama seperti
Ridwan. Etciee udah keliatan
banget kalo bakalan jodoh^^

Tak butuh waktu lama, Pak Dirga yang mereka bicarakan akhirnya datang.

"Selamat - Siang - anak - anak." Sapanya dengan nafas tersengal2 karena baru saja berlari.

"Waduh Pak! Asma bapak kambuh ya.?? Mending istirahat dulu aja Pak. duduk terus minum air putih dimeja bapak itu." Saran Ridwan setengah meledek gurunya itu, bahkan mendapat sambutan tawa seisi kelas.

Tapi karena memang keadaan sedang genting, Pak Dirga menuruti perkatannya. Setelah
dirasa tenang, Pak Dirga langsung memulai mata pelajarannya dijam kedua itu.

--------

Bagaimana untuk prolognya.?
Udah puas.? Belum.??
Makanya Vote sama komentar

Author tunggu selalu apresiasi kalian...

"Hate Or Luv♡" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang