Luv 18

605 70 10
                                    


Haloooo readers...
Jumpa lagi dengan duo author disini ^^

Kuy, kita simak kisah anak2 da lida satu ini ^^

***

Setelah merasa rencananya tersusun dengan matang, kedua geng itu kembali berkumpul disamping jalan raya yang menghubungkan tempat kerja Reza dan Dewi dengan rumah mereka masing-masing.

"Gimana, ini serius mau dilakuin?" tanya Randa yang sebenarnya ia sendiri masi ragu dengan rencana sendiri.

"Iya, kan loe yang nyusul rencana," jawab Abdi terlihat sudah mantap dan perhitungan dengan kata-katanya.

"Tapi gue ragu..."

"Emang loe ragu apa lagi?" tanya Abdi sedikit emosi.

"Takut kalau nanti gagal dan Selfi kenapa-napa."

"Mulai lagi..."

"Kalian kan tau, setelah begitu lama gue menjabat sebagai play boy, baru sekarang gue mau tobat gara-gara satu gadis."

Semua diam, mendengarkan simantan play boy itu bicara, ya walaupun dengan agak malas.

"Ya... itu loe Selfi, gue ngak bisa ngeliat orang yang gue cintai tergores sedikitpun. " Randa memegang tangan Selfi, masi dengan wajah sok perhatiannya, sedangkan Selfi hanya membeku. Ia tetap bergeming tak tau harus bersikap apa.

"Au ah, lebay lo," Ridwan menarik kerah baju Randa hingga mundur beberapa langkah. "Inget dan fokus sama tugas lo," peringat Ridwan.

"Eh iya, si Irwan udah siap ditempatnya kan?" tanya Lesti.

"Udah beres, semu ada ditempatnya masing-masing. Irwan udah nunggu beberapa meter dari sini, si Afis udah ada Rs Omnya sedangkan Rara sama Weni mantau disekolah dan sekitaran. Lima menit lagi buk Dewi bakal melintas, sedangkan Om Reza lima belas menit lagi," jawab Abdi terperinci.

"Itu artinya kalian cuma punya waktu sepuluh menit, jadi harus beres semua." suruh Ridwan.

Mereka hanya mengangguk, setelahnya teman-teman yang lain langsung mencari tempat sembunyi, membiarkan Selfi berdiri sendiri dipingir jalan.

Target yang mereka tunggu pun muncul, Selfi mulai seperti orang yang akan menyebrang. Dijalan ini memang sangat sepi, jadi akan sangat aman untuk melakukan aksi.

Tepat saat mobil itu sudah hampir dekat, Selfi pura-pura mejatuhkan dirinya, yang membuat mobil itu berhenti mendadak.

Sesuai perencanaan, buk Dewi sebagai pengemudi langsung turun dan memabantu Selfi.

"Kamu ngak apa-apa kan nak?" Dewi langsung membantu Selfi berdiri, iya mengajak Selfi agak kepingir jalan.

"I..iya ngak apa-apa kok buk" jawab Selfi kikuk.

"Ya udah, ibu antar pulang ya," tawar Dewi.

Selfi sedikit mengakat kedua sudut bibirnya, iya menggeleng pelan sambil sedikit melirik kearah Randa, apakah sudah usai dengan tugasnya. "Ngak usah buk, temen saya udah jemput," tolak Selfi halus.

"Ya udah kalo gitu, saya temenin dulu ya," tawar Dewi lagi. Iya benar-benar tak tega untuk meninggalkan Selfi seorang diri.

Selfi mengangguk pelan, sembari memberi senyum kecil. Disisi lain, Randa sudah berhasip mengepeskan kedua ban mobil Dewi, lalu dengan pergerakan hati-hati kembali ketempat temannya sembunyi.

Selfi terus mengajak Dewi mengobrol, hingga sebuah mobil berhenti disamping Selfi. Didalam mobil itu sudah ada Irwan yang menunggu.

"Em... bu, saya udah dijemput."

Dewi hanya mengangguk, membantu Selfi untuk masuk kedalam mobil, lalu berpamitan mengajak Selfi pergi.

Didalam mobil yang sudah melajut, Irwan tampak menatap Selfi was-was, yang membuat siempu langsung menoleh, dengan kening berkerut.

"Lo ngak apa-apa kan?"

"Ngak apa-apa kok." pertayaan yang penun perhatian itu Selfi jawab dengan senyum kecil serta gelengan. Entah kenapa perasaannya pada Irwan akhir-akhir ini berubah, sebenarnya iya bisa aja berdrama untuk mendapat perhatian Irwan, tapi iya tak mood dan lebih suka diperhatikan oleh Randa ketimbang Irwan.

Selfi yang hanyut dalam lamunannya sedikit tersentak kaget, saat Irwan tiba-tiba menyetuh bahunya. "Lo ngak apa-apa kan?" tanya Irwan sekali lagi.

Perlakuan Irwan selalu manis kepada siapapun, tak pernah sedikitpun Irwan bermangsud tuk jadi play boy. Iya hanya suka bersikap seperti itu pada seorang wanita.

***
Rencana mereka sudah hampir sempurna, saat melihat bu Dewi seperti orang kebingungan, kedua bannya kempes, padahal tadi masi baik-baik saja. Iya mondar mandir tak jelas, hendak mencari taksi, daerah itu terlalu jarang ada taksi yang lewat, mau memesan atau menelpon orang, hapenya ilang. (Tentu itu masih kerjaan D'Boys sama D'Kyut ya wkwkw).

Dewi memijit keningnya sebentar, lalu menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah pusing. Tak tau mau pulang dengan cara apa, hingga sebuah mobil berhenti dibelakang mobilnya.

Seorang pria dengan kemeja rapinya keluar dari mobil, iya menghampiri Dewi yang tampak tertunduk. "Permisi..."

Dewi mengangkat wajahnya, menatap wajah pria yang tak asing dibenaknya. Mata Dewi membulat sempurna, menatap tak suka.  "Kenapa kamu turun dari mobil terus menghampiri saya, jangan-jangan ini semua rencana kamu ya?"

"Jangan asal tuduh ya kamu, kalaupun saya tau tadi itu kamu, saya ngak akan sudi turun dari mobil dan menghampiri kamu ya," ucap pria yang tak lain adalah Reza.

Reza balik badan. Ia hendak kembali kedalam mobilnya. Niatnya menolong sudah sirna, bersama perempuan yang tadi ia lihat wajahnya. Tapi langkahnya terhenti, saat langit sore yang berubah warna menjadi malam. Reza merasa tak tega dalam hatinya. Mau bagiamanapun ia seorang pria, yang seharusnya selalu melindungi wanita.

Dengan rasa ogah-ogahan dan malas Reza kembali berbalik badan. memandang Dewi yang hanya mengalihkan pandangannya sambil bersidekap dada.

"Kalo ngak mau jadi mangsa preman ayok ikut." ajak Reza sedikit ketus.

"Ngak perlu."

"Ya sudah," ucap Reza sok masa bodoh, sedangkan Dewi baru menyadari, kalau langit sudah mulai gelap, kalaupun memanggil nama Reza untuk bilang mau ikut menumpang pun gengsi, apalagi Reza sekarang sudah ada didalam mobil dan menyalahkan mesin mobilnya.

Dewi hanya menghela nafas, saat mobil Reza sudah berjalan untuk kembali melaju, iya sekarang tak tau nasibnya akan bagaimana, tapi entah kenapa Reza malah menghentikan mobilnya dan membuka kaca jendela mobil.

"Ini kesempatan terakhir, kalau mau ikut ayok masuk."

Dewi tak punya pilihan lain. iya tak mau menyia-nyiakan kesempatan, jadi iya langsung naik kedalam mobil Reza dan menekan kan rasa gengsinya

***
G

imana??
Masih mau next lagi gak,
Vote sama komentar yaa jan lupaaaa ^^

Luv ♡

"Hate Or Luv♡" [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang