•••
Marendra dan Kirana membuka kamar Ares pelan. Kamar yang tak pernah mereka kunjungi kala empunya masih hidup. Kamar itu dipenuhi lukisan dan alat-alat yang digunakan untuk membuatnya. Ternyata putra sulung mereka memang sangat mencintai dunia yang satu itu. Ares jelas-jelas ingin menjadi pelukis hebat, tapi mereka tentang kuat-kuat keinginannya hanya untuk bisnis semata.
Perhatian mereka teralih pada dinding yang masih tertutup kain putih. Sama seperti yang Erlangga tuliskan dalam suratnya. Dibukanya kain itu. Mata mereka disapa oleh pemandangan yang rasanya seperti meremas hati mereka sangat kuat.
Itu lukisan terakhir yang Ares dan Erlangga buat bersama. Lukisan yang mengisi penuh dinding bagian kanan kamar Ares. Dalam lukisan itu bisa dilihat di mana terdapat sebuah keluarga bahagia di sana. Ayah, ibu, beserta dua anak lelakinya, yang jelas-jelas adalah Marendra, Kirana, Ares, dan Erlangga sendiri.
Lukisan itu menggambarkan perjalanan mereka. Saat si anak sulung baru lahir dan disambut senyum kebahagiaan dari kedua orang tuanya. Marendra dan Kirana tersenyum pilu saat mengingat bagaimana kenyataannya. Marendra tidak ada di sisi Kirana saat anak pertama mereka lahir. Kirana juga tak tersenyum sebahagia itu setelah resmi menjadi ibu.
Lukisan dilanjutkan dengan adanya kelahiran anak kedua yang disambut bahagia oleh ketiganya, yang kenyataannya juga tak seindah itu. Hanya Ares yang bahagia saat itu kala mendapatkan teman kecil dalam hidupnya.
Ada juga lukisan saat mereka sekolah, diantar oleh papa dan mama. Kenyataannya, hal itu tak pernah sekali pun terjadi. Marendra dan Kirana bahkan sudah berangkat saat anak-anak mereka bahkan belum selesai sarapan.
Lukisan saat mereka berlibur bersama layaknya keluarga normal lainnya. Mereka yang ada di lukisan itu melepas tawa bahagia bersama. Marendra dan Kirana terduduk dan menangis pilu di sana. Mereka yang melihat saja sudah begini. Apalagi Ares dan Erlangga yang setiap saatnya harus melukis keinginan yang fana ini.
Di ujung terdapat lukisan di mana dua anak lelaki berdiri dengan menampakkan punggung mereka. Bersama menatap ke arah kedua orang tua yang sedang berkutat dengan pekerjaan mereka di sebuah kantor mewah.
Lukisan itu lain dari yang lain. Karena lukisan itu hanya hitam putih, tak seperti lukisan lain yang penuh warna dan rasa kebahagiaan yang meluap. Hanya lukisan itu yang menampakkan apa yang sebenarnya terjadi, bukan keinginan fana semata.
Ares yang melukis lukisan itu sendirian, tidak ditemani adiknya. Dilukis beberapa menit sebelum dia memutuskan untuk pergi. Lukisan itu menggambarkan kehidupannya dan adiknya. Hitam putih, tidak ada warna penuh kebahagiaan.
...
Ternyata mereka masih menemukan lukisan lain, kali ini di dinding kamar Erlangga. Lukisan di mana ada dua anak lelaki yang bergandengan tangan menuju taman yang indah. Mereka melambai pada orang tua mereka dengan penuh senyuman. Namun ternyata orang tua itu justru membalikkan badan. Sehingga siapa pun dapat melihat wajah orang tua itu. Wajah datar tanpa senyum yang selalu mereka tunjukkan pada anak-anak mereka.
Lukisan bermakna itu juga Erlangga tutupi dengan kain putih. Karena Erlangga sempat bimbang. Bolehkah orang tuanya melihat lukisan itu?
Lukisan ini dibuat saat Erlangga memutuskan untuk menyerah, walau hanya terlintas sebentar di otaknya karena dia tidak benar-benar mau melakukan hal itu. Karena dia memang masih berharap kalau 'our dream life' bisa terwujud, walau tanpa ada Ares di sampingnya.
•••
lupa kalau aku belum jelasin tentang lukisan mereka. ya mungkin aja ada yang penasaran.
bener-bener berakhir disini.
makasih buat kalian yang udah setia ngikutin kisah Erlangga dan Ares di cerita ini, dari awal sampai akhir. makasih juga buat yang udah nyumbangin air mata untuk kisah mereka.
maaf kalau akhir untuk mereka tidak terlalu menyenangkan untuk kalian, wkwkwk
jangan lupa baca ceritaku yang lain
see you, bye bye.

KAMU SEDANG MEMBACA
mundane
General Fiction• end • mun·dane /ˌmənˈdān/ • lacking interest or excitement; dull • -- revisi ✓ !! TW !! bullying, suicide mohon jangan dibaca kalau mempunyai permasalahan di atas, atau sekiranya ada sangkut pautnya