satu

11.8K 546 7
                                    

•••

Erlangga merasakan tarikan yang cukup kuat di kerah seragamnya. Sedikit kesulitan saat mengikuti langkah kasar orang itu memasuki kamar mandi. Tanpa berpikir pun Erlangga tahu kalau orang kasar itu adalah Robby, teman sekelasnya yang paling Erlangga benci. Tapi sebesar apa pun rasa benci itu, Erlangga tetap tak bisa berbuat apa-apa.

Tanpa sempat melepaskan diri, Robby lebih dulu menghempaskan tubuh Erlangga dengan kuat ke dinding kamar mandi. Erlangga hanya bisa meringis karena rasa ngilu yang mulai menjalar di punggungnya.

“Heh, cupu! Kerjain tugas gue nih!” ucapnya seraya melemparkan buku ke wajah Erlangga.

“Kumpulin sekalian waktu pulang sekolah!” tambahnya tak tahu malu.

Erlangga hanya menunduk takut sambil meremas jari-jarinya. Jenis reaksi yang tidak Robby sukai karena anak itu sama sekali tidak mengiyakan perintahnya. Tanpa belas kasihan, Robby menjambak kasar rambutnya. Membuat Erlangga terpaksa mendongak karena tarikannya cukup kuat dan menyakitkan.

“Lo dengerin nggak sih?! Udah budeg ya? Atau bisu sampai gak bisa jawab?!” teriak Robby di depan wajah Erlangga. Tak menghiraukan kalau air liurnya sampai muncrat-muncrat.

“I-iya. Na-nanti aku kumpulin.” jawabnya penuh kepatuhan. Tak mau membuat masalah makin panjang dengannya yang dikenal sebagai tukang onar sekolah. Apes sekali nasib Erlangga karena harus sekelas dengan makhluk di depannya ini.

“Gitu dong dari tadi, susah amat.” Robby sudah mau pergi, tapi dia menyempatkan diri untuk menendang tulang kering Erlangga. Keras, membuat anak itu kembali mengaduh kesakitan.

Erlangga menatap nanar padanya yang pergi bagaikan orang yang paling tak berdosa. Ia memerosotkan tubuhnya ke lantai kamar mandi yang dingin. Ingin menangis, tapi kata kakaknya, lelaki kuat tidak boleh menangis. Kakaknya percaya kalau Erlangga adalah lelaki kuat. Maka dari itu ia hanya menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Hal ini sudah sering terjadi, dan mungkin akan terjadi seterusnya. Sabar Erlangga tekankan dalam hati, karena hanya itu hal yang bisa ia lakukan.

Namanya Erlangga, 16 tahun, segera menjadi tujuh belas tahun ini. Penampilannya mencerminkan anak baik-baik dan mudah dibodohi. Hal itu membuat orang-orang suka mengambil keuntungan darinya. Salah satunya adalah yang terjadi barusan. Apalagi Erlangga putra bungsu dari keluarga berada. Sering baginya untuk menjadi korban palak.

Seandainya tadi Ares ada di sini. Kakaknya itu pasti akan langsung menghajar Robby. Bahkan semua orang yang berani mengganggunya. Tapi, Erlangga tak pernah menceritakan bullying yang ia alami pada kakaknya. Ia tak ingin menambah beban sang kakak, yang sesungguhnya sudah teramat banyak.

Ares mempunyai track record yang buruk di sekolah. Membuat kakaknya menghajar Robby hanya akan menambah keburukannya di mata orang-orang. Erlangga tak mau kalau Ares yang sudah kelas dua belas pada akhirnya harus dikeluarkan dari sekolah karena kelakuan buruknya.

Banyak orang yang menghindari Erlangga karena hal itu. Mereka takut pada kakaknya. Mereka takut kalau ‘menyentuh’ Erlangga sedikit saja, masalah akan menghampiri. Tapi beberapa orang masih tetap bandel dan mengganggunya diam-diam, tanpa sepengetahuan Ares. Bagi mereka, Erlangga itu sumber masalah.

Erlangga sendiri hanyalah seorang cowok cupu berkaca-mata dan berpenampilan rapi. Tubuhnya kecil. Kulitnya putih bersih hingga banyak yang mengatakan kalau dia seperti perempuan. Bahkan dengan amat lancangnya, beberapa orang menyebutnya banci. Tapi pemuda itu hanya bisa diam. Ia hanya bisa menghindari permasalahan. Ia tidak seperti Ares yang pemberani.

Erlangga tak punya teman. Bukan karena Erlangga tak mau menjalin pertemanan. Hanya saja, orang-orang yang lebih dulu menjauh darinya. Mereka menganggap Erlangga seperti kuman yang patut dimusnahkan. Bukan hanya karena reputasi ‘mengerikan’ kakaknya. Tapi juga karena Erlangga terlalu pendiam dan kaku, sulit berteman dan menemukan kecocokan dengan orang lain. Teman-teman sekelasnya bahkan selalu kehabisan topik saat mengobrol dengannya.

mundaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang