1. Hari Pertama

84 6 0
                                    

Tok tok tok

"Aluna sayang? Ayo bangun, nak. Ini hari pertama kamu sekolah disekolah baru." Ucap seseorang dari balik pintu kamar.

"Iya, Mah. Ini Aluna udah bangun kok. Aku lagi siap-siap." Balas seorang gadis yang berada di dalam kamar.

"Yaudah cepetan. Mamah udah bikinin sarapan sama bekal nasi buat kamu. Kamu langsung ke meja makan ya."

"Iya, Mah. Ini Aluna mau turun."

"Yaudah. Mamah duluan ya."

"Iya."

"Good morning, Mah, Pah." Ucap Aluna sambil mengecup pipi kanan dan kiri kedua orang tuanya.

"Good morning." Balas Nadia dan Niko berbarengan.

"Kamu mau sarapan apa?" Tanya Mamahnya-Nadia.

"Hmm..." Aluna tampak berpikir.
"Aku mau nasi goreng sama telor ceplok aja." Lanjutnya.

"Oke. Sebentar ya. Mamah siapin dulu." Ucap Nadia yang dibalas anggukan oleh Aluna.

"Kamu mau dianterin sama Mamah apa sama Papah?" Tanya Papahnya-Niko.

"Aku mau dianterin sama Mamah aja."

"Oh yaudah. Cepetan sarapannya nanti telat." Ucap Niko yang dibalas anggukan kepala oleh Aluna.

"Sayang, ini Mamah bawain kamu bekal nasi, mie goreng, sama ayam goreng. Jangan lupa dimakan ya." Ucap Nadia.

"Siap Mamah yang cantik."

15 menit sudah mereka sarapan. Aluna berpamitan kepada Papahnya.

"Pah? Aluna berangkat dulu ya." Ucap Aluna sambil mencium punggung tangan Papahnya.

"Iya. Hati-hati ya, anak Papah." Ucap Niko sambil mendekap dan mencium kening anak gadisnya.
"Semangat hari pertamanya!" Ucapnya.

"Thank's, Pah." Balas Aluna.
"Papah juga semangat kerjanya!" Lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Niko.

"Yaudah, Pah. Mamah mau berangkat dulu anter Luna. Kita berdua berangkat ya."
Ucap Nadia.

"Iya, Mah. Ini Papah juga mau berangkat." Balas Niko sambil mengunci pintu rumahnya.

"Assalamu'alaikum." Ucap Aluna dan Nadia berbarengan.

"Wa'alaikumsalam." Balas Niko sambil tersenyum.

Niko menghela napas panjang, setelah memasuki kedalam mobil. Ia menjalankan stir mobilnya. Ia bersyukur kepada Tuhan telah di agnugerahi keluarga yang harmonis.

***

Seorang lelaki bertubuh atletis sudah rapih dengan seragam putih abu-abunya. Alan, ingin pergi ke sekolah. Baru sampai didepan pintu, namun...

"ALAN!"

Teriak seorang pria dengan cemprengnya terdengar sampai ke seantero bumi.

"Hm?"

"Berangkat bareng gue." Ucap Adrian-Kakaknya.

"Ogah."

"Dih bocah. Gue, lo, sama Alettha berangkat bareng naik mobil gue."

"Kata siapa?"

"Kata Papah. Soalnya Papah nggak bisa nganterin. Papah ada rapat sama sekolah lain."

"Yaudah."

"ALETTHA GECE LAMA BANGET!" Teriak Adrian.

"IYA BANG. ALETTHA MAU TURUN." Balas Alettha yang berada didalam kamarnya.

"BANG IYAN SAMA BANG ALAN TUNGGU DIMOBIL." Ucap Adrian yang tidak ada sahutan dari Alettha.

"Mah, Iyan sama Alan berangkat dulu. Papah udah berangkat kan?" Ucap Adrian.

"Iya, udah. Hati-hati. Ajak adikmu, Bang." Balas Lina-Mamahnya.

"Iya, Mah. Iyan sama Alan ke mobil duluan."

"Assalamu'alaikum." Ucap Adrian dan Alan berbarengan sambil mencium punggung tangan Lina.

"Wa'alaikumsalam."

"Mah, Lettha berangkat dulu. Bang Iyan sama Bang Alan udah dimobil?" Tanya Alettha.

"Udah. Cepetan gih, nanti mereka marah-marah."

"Iya. Assalamu'alaikum." Balasnya sambil mencium punggung tangan Lina.

"Wa'alaikumsalam."

"Lama banget lo, Alettha." Ucap Adrian sesampainya Alettha dimobil.

"Bacot. Udah gece." Balas Alettha.

"Lan, lo nggak mau punya pacar gitu?" Tanya Adrian disela-sela menyetir mobil.

"Nggak." Jawab Alan.

"Lo itu udah kelas 11. Masa iya Most Wanted sekolah belom punya pacar?"

Diam.

Astaghfirullah berasa ngomong sama batu.
Batin Adrian.

"Jangan ngomongin pacar kek. Ada Lettha disini." Ucap Lettha yang sedari tadi diam.

Akhirnya mereka bertiga diam.

***

Aluna sudah sampai di sekolah barunya, yaitu SMA Nusa Bangsa. Aluna nampak takjub melihat gedung sekolah barunya yang sangat amat besar.

Muridnya pasti pinter-pinter.
Batin Aluna.

"Belajar yang rajin ya. Jangan lupa bekalnya di makan." Ucap Nadia.

"Iya, Mah."
"Aku masuk ya, Mah." Lanjutnya.

"Iya sana. Nanti keburu bel."

Kringgg

"Tuh kan udah bel." Lanjutnya.

"Oh iya, Mah. Makasih udah nganterin aku sekolah." Ucapnya sambil tersenyum memperlihatkan kedua lesung pipinya.

"Sama-sama."

"Assalamu'alaikum." Ucap Aluna sambil mencium punggung tangan Nadia.

"Wa'alaikumsalam."

Sesudah Aluna keluar dari mobil, Nadia tersenyum. Ia berpikir sejenak.
Apakah rahasia yang selama 16 tahun ia sembunyikan bersama suaminya akan diketahui oleh Aluna? Bagaimana nanti kalau Aluna mengetahui semuanya? Apakah Aluna akan menerima semuanya? Atau Aluna malah membenci semuanya?

A/N:
Makasih udah mampir di cerita pertama ku. Kira-kira selama 16 tahun mama Aluna & papa Aluna nyimpen rahasia apa nih?
Thank you for reading♥
Don't forget star and your comment.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang