14. Impossible

15 4 0
                                    

Murid kelas 11 SMA Nusa Bangsa, sudah sampai ke tempat kuliner yang cukup populer. Seluruh murid sedang menyantap makanan mereka seraya tertawa ria, bernyanyi, berselfi dan masih banyak lagi. Kini, The Most Wanted menyantap makanan dengan sesekali tertawa. Kalian tahu kan? Mereka semua duduk satu meja. Aluna berhadapan dengan Alan. Disamping Aluna ada Sophie berhadapan dengan Keenan. Disamping Keenan ada Alfi berhadapan dengan Selly. Disamping Selly ada Thalia berhadapan dengan Devano. Mereka nampak bahagia, seperti lepas dari masalah.

"Sumpah ini ayam bakarnya enak banget!" ucap Keenan dengan mulut penuh dengan makanan.

"Telen dulu. Keselek mampus lo." ucap Alfi seperti menyumpahi teman konyolnya ini.

Memang diantara mereka, Keenan lah yang paling konyol. Ia pintar, tetapi otaknya salah letak.

"Bacot. Nyumpahin gue gitu." cibir Keenan kesal.

"Lagian kalo mau ngomong, telen dulu makananya." timpal Devano.

Keenan hanya mencibir seraya memeletkan lidahnya.

Alan diam memperhatikan Aluna fokus pada makanannya. Gadis itu memesan satu porsi sate ayam.

"Buka mulut lo." ucap Alan saat Aluna hendak menyuapi satenya ke dalam mulut.

"Kenapa? Ada yang nyangkut, ya?" tanya Aluna seraya mengambil cermin kecil dari tas selempangnya.

"Nggak ada."

"Terus kenapa?"

"Gue pengen nyuapin lo."

Aluna mencerna ucapan Alan barusan. Sudah berapa kali gadis itu dibuat terbang olehnya.

"Buka cepetan."

"Ish! Apaan sih. Malu anjai."

Bagaimana Aluna tidak malu, semua teman yang satu meja dengannya memperhatikan sambil meledek. Dengan tanpa aba-aba, Alan memasukkan sepotong daging sapi yang ditusuk garpu ke dalam mulut Aluna.

"Gila parah, cuy! Si Alan nyuapin Aluna." kata Devano.

"Iya njir! Gue aja nggak pernah disuapin sama Selly." ujar Alfi memberi kode kepada Selly yang berada di hadapannya.

"Mau gue suapin?" ujar Selly.

"Mau banget!"

"Noh, suapin dulu Helena si bocah cupu!"

Semua tertawa keras mendengar ucapan Selly.

"Hahaha sono suapin dulu!" Keenan meledek seraya memegangi perutnya yang sedikit sakit karena tertawa terbahak-bahak.

"Makanya anak orang jangan digantungin mulu. Kayak jemuran kering aja." kata Thalia.

"Tau ah! Males gue sama lo pada."

"Udah oy! Alfi ngambek!" Devano memberi isyarat agar segera menyudahi tertawa kerasnya itu.

"Iya-iya udah."

Sekedar pemberitahuan saja. Helena adalah gadis pendiam dengan segudang prestasi. Gadis berkuncir dua dan berkacamata. Gadis yang sangat pintar di bidang akademik maupun non akademik. Tapi ia tak mudah bergaul. Ia sering menjuarai Olimpiade cerdas cermat tingkat nasional. Tak heran semua guru menyukai Helena. Salah satu gadis inilah yang membawa nama baik SMA Nusa Bangsa.

"Sophie mau aku suapin nggak?"

"Yaaah mulai udah dah si dua bucin." ucap Devano memelas ketika melihat aksi dua manusia bucin ini.

"Tau lo. Nggak di sekolah, di tempat umum, pacaran teros." timpal Selly.

"Iri bilang boss!"

"Sorry. Gue mah nganan!"

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang