7. Full Time

19 6 0
                                    

"Itu ikannya gede banget!" seru Aluna dengan gembira. Matanya tak lepas dari pandangannya, yaitu kolam ikan besar.

Alan yang kini berada di sampingnya, tersenyum tipis melihat Aluna sebahagia itu.

"Oh iya, lo tau tempat ini darimana?" tanya Aluna.

"Dari bokap."

"Dulu pas gue kecil, bokap selalu ngajak gue ke tempat ini. Bang Iyan, kak Alea, sama Aletha juga ikut. Mama juga pernah ikut. Kita gelar tiker disini, bawa bekal, sesekali kita ketawa karena hal konyol bang Iyan. Tapi sekarang udah nggak pernah. Bang Iyan kerja, kak Alea kuliah, gue sama Aletha sekolah."

"Berarti lo udah tau lama tempat ini?"

Alan mengagguk.

"Lo suka?" tanya Alan.

"Jangan tanya lagi. Suka banget!"

"Ke caffe itu yuk, Lan."

Alan mengangguk lagi mengiyakan.

Mereka berdua bangkit dari tempat yang mereka duduki. Sekarang mereka berada di caffe mini.

Mata Aluna tampak berbinar. Caffe bernuansa biru ini tampak elegan. Dihiasi lampu tambler disetiap pojok dinding.

Mereka berdua duduk di pojok caffe, tepatnya dekat lampu tambler.

"Alan gue mau foto. Fotoin ya?" ucap Aluna memohon dengan puppy eyesnya.

"Iya."

Alan mempotret Aluna sambil tersenyum tipis. Cewek itu sesekali bergaya dengan ciri khasnya. Aluna nampak bahagia saat dipotret.

"Coba liat." kata Aluna.

Alan menyodorkan handphonenya kepada Aluna. Aluna mengembangkan senyumnya. Rupanya Alan bisa juga memotret.

"Makasi." ucap Aluna tulus.

"Sama-sama."

"Mau pesen apa?" tanya Aluna.

"Coffe latte." jawab Alan.

"Oke. Biar gue aja yang mesen."

Selagi Aluna memesan minuman, Alan mengambil handphone Aluna yang terletak dimeja karena gadis itu tidak membawa handphonenya ke meja pesan. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu, sehingga ia tersenyum tipis. Sesudah melakukan aksinya, Aluna pun datang dengan membawa dua gelas coffe latte.

"Nih." ucap Aluna sambil menyodorkan minuman ke Alan.

"Makasi." ucap Alan yang di balas anggukan oleh Aluna.

Hari semakin gelap, dua insan sedang berada di Mall dekat komplek rumahnya. Gadis cantik dan pria tampan itu sedang memesan tiket bioskop. Ya, Aluna lah yang mengajak untuk menonton bioskop.

"Mau nonton apa?" tanya Alan sedang memesan tiket.

"Maunya film romantis." jawab Aluna.

"Mba film romantis apa ya?" tanya Aluna kepada pegawai yang melayani tiket.

"Ada banyak, kak." jawab pegawai tersebut.

"Menurut mba yang romantis gitu."

"Kalo menurut saya film Really Love. Itu film bapernya tingkat akut, kak." ucap pegawai tersebut dengan antusias.

"Yaudah mba film itu aja. Dua tiket ya, mba. Kalo bangkunya di tengah-tengah aja."

Alan sedari tadi hanya diam fokus melihat kecantikkan Aluna yang natural.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang