2. Murid Baru

71 6 0
                                    

Sesudah Adrian menghantar adiknya, Alettha, lalu ia menghantar Alan. Mereka berdua sudah sampai di SMA Nusa Bangsa. Mereka baru tiba pukul 07.05, sedangkan bel berbunyi pukul 07.00. Itu tandanya Alan telat 5 menit.

"Udah sampe. Turun lo." Ucap Adrian.

Telat gue.
Gumam Alan.

"Lo telat? Mampus diomelin Papah." Jeda Adrian.
"Mana pertama kali." Lanjutnya.

Ya. Hampir 2 tahun Alan bersekolah disini, ia tidak pernah telat sekalipun. Ia anak yang disiplin, hanya saja sikapnya yang dingin. Ia banyak dikagumi kepintarannya oleh guru-guru. Alan selalu menjadi juara kelas di kelasnya, lalu peringkat pertama dari seluruh murid kelas 11. Tak lupa, ia juga seorang kapten basket.

"Udah sono bujuk Pak Satpamnya." Ucap Adrian.

"Emang bisa?"

"Bisa. Lo kan anak pemilik yayasan. Gimana sih?" Kesal Adrian.

"Yaudah gue coba. Lo berangkat sono."

"Lo nya turun, dodol."

Akhirnya, Alan pun segera turun dari mobil Adrian. Sesudah Adrian pergi, Alan mencoba membujuk Pak Satpam.

"Tolong bukain gerbangnya."

"Nggak bisa. Kamu telat." Ujar Pak Satpam.

"Saya anak pemilik yayasan ini. Bapak mau saya bilang ke Papah saya, biar Bapak dipecat?"

Sebenarnya, Alan tidak ingin melalukan hal seperti ini. Ia hanya terpaksa, agar nanti pulang sekolah Papahnya tidak marah-marah kepadanya.

"I-iya saya bukain gerbangnya, tapi Pak Alvino jangan pecat saya."

Akhirnya, gerbang pun dibuka. Ia berjalan di koridor yang sangat sepi. Karena ini jam pelajaran, semua murid belajar. Alan segera masuk ke kelasnya yang berada dilantai 2.

Tok tok.

"Masuk."
"Dari mana kamu? Tumben kamu telat?" Tanya Bu Rita guru fisika.

"Macet, Bu."

"Yaudah duduk."

Alan duduk dibangku sendiri. Alasannya, agar tidak ada yang mengganggunya.

Setelah 10 menit belajar...

Tok tok.

"Permisi, Bu."

"Iya masuk, Aluna."

"Aluna, sekarang kamu perkenalkan diri kamu." Ucap Bu Rita.

"Hai. Nama gue Aluna Gadista. Kalian bisa panggil gue Aluna. Gue harap, kalian bisa berteman baik sama gue." Ucap Aluna memperkenalkan diri.

Cantik.

ID Line nya boleh lah.

Nanti ke kantin bareng gue.

Sini duduk sama gue aja.

Malming jalan kuy.

Jadian sama gue.

Begitulah kira-kira respons mereka. Aluna bingung mencari tempat duduk dimana. Ia memincingkan matanya, ada 1 tempat duduk kosong.

"Aluna, kamu duduk sama Alan ya." Ucap Bu Rita.

Yaudah iya jadian.

Yey temen gue nggak jomblo lagi.

Cie cie.

Pj nya ditunggu.

Cewek gue diembat.

"DIAM!"

Semuanya diam. Takut dengan Bu Rita. Karena ia guru killer di SMA Nusa Bangsa.

"Yasudah, Aluna kamu boleh duduk." Ucap Bu Rita yang dibalas anggukan oleh Aluna.

Aluna sudah duduk nyaman dibangkunya. Ia menoleh ke arah Alan. Ditatapnya Alan. 1 kata, yaitu tampan.

2 menit sudah Aluna menatap Alan, tetapi Alan tetap fokus. Alan mulai risih dengan tatapan Aluna. Akhirnya, Alan menoleh ke arah Aluna. Mereka berdua pun bertatapan. Keenan-teman Alan, menengok ke samping. Ia melihat adegan mereka bertatapan.

"ALAN UDAH BERANI NATAPIN CEWEK!" Heboh Keenan.

Akhirnya, Alan dan Aluna pun memutus kontak mata mereka. Alan kesal dengan perlakuan Keenan, sedangkan Aluna wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

Alhamdulillah temen gue nggak jomblo lagi.

Traktir lah pas istirahat.

Gue embat marah nggak ya.

Berteman sama Aluna yuk.

Ya Allah langsung lemes gue.

"DIAM! SEKALI LAGI BERISIK, IBU HUKUM KALIAN!" Teriak Bu Rita.

***

Kringgg

Bel istitahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas untuk ke kantin. Aluna ingin bertemu dengan teman lamanya. Sudah 1 tahun rasanya mereka tak berjumpa.

Aluna sudah sampai di kantin. Ia memincingkan matanya mencari keberadaan teman-temannya. Akhirnya, Aluna menemui keberadaan teman-temannya. Tapi ia bingung, kenapa ada Alan dan kawan-kawannya disana? Apa mereka memang sudah berteman?

"Eh? Aluna? Sini duduk." Ujar Sophie-teman Aluna.

Akhirnya, Aluna ikut gabung sama mereka. Aluna bingung dengan semua temannya.

"Udah lama banget nggak ketemu lo. Gue kangen banget sumpah." Ucap Sophie.

"Iya nih gue juga kangen." Lanjut Thalia.

"Gue apa lagi, kangen banget." Lanjut Selly.

"Iya. Gue juga kangen sama kalian. Gue pindah sekolah, biar bisa bareng kalian lagi." Ucap Aluna.

"Ya ampun, Aluna. Makasih udah bela-belain pindah demi kita." Ucap Sophie sambil memeluk Aluna dari samping.

"Lo nggak pesen?" Tanya Thalia.

"Nggak. Gue bawa bekel." Jawab Aluna yang dibalas anggukan oleh Thalia.

"Ini cowoknya di diemin aja nih?" Tanya Keenan yang sedari tadi hanya diam.

"Oh iya maaf jadi keasikan ngobrol." Jawab Sophie.

"Kenalin, Lun. Ini Keenan, ini Alfi, ini Devano, dan ini... Lo udah tau kan?" Ucap Sophie sambil memperkenalkan teman-temannya.

"Hai!" Ucap Aluna sambil melambaikan tangannya.
"Iya. Dia Alan. Dia sebangku sama gue." Lanjutnya.

"HAH?!" Teriak mereka bertiga histeris.

A/N:
Kayaknya banyak banget yang naksir sama Aluna, ya. Sophie, Thalia sama Selly nggak usah kaget gitu kali.
Thank you for reading♥
Don't forget star and your comment.

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang