[BL] PHOENIX

θ. Phoenix

Double up!!
'cuz, aku bakal hiatus minggu ini!
Jangan kangen bae,? Hehe:'3

.

.

Fantasy aksi

Taekook

Minyoon

Namjin

BxB

Yaoi

Shounen Ai

BoysLove

•

Warning; Terinspirasi dari The untamed dan beberapa film mitologi, jika ada beberapa scene yang mirip, mohon dimaklumi.

•

•

Enggak ngurus sama homophobic.
Muntah ya rasain aja, aku enggak ikut-ikutan:v

•

8.Phoenix—

Malam itu Tuan muda elf dan si pemuda werewolf berencana menghadiri pesta Ulang Tahun Tuan muda Jeon. Namun bahkan sebelum kedua pemuda itu menginjakkan tanah di luar istanah, keduanya telah dicegat oleh beberapa pengawal yang berjaga di pintu utama istana milik klan elf.

Vee otimatis melirik dengan raut datarnya, sementara Jimin sudah heboh mengoceh tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Wow, apa ini? Apa yang kalian lakukan kepada Tuan Muda Vee? Apa kalian tidak punya sopan santun heh?"

Dua pengawal itu menundukkan kepala memberi hormat sebelum menjawab kesarkatikan Si pemuda Werewolf. "Maaf Tuan Muda, saya hanya diberi perintah."

"Perintah? Perintah macam apa ini huh?" Jimin menghardik jengah.

"Perintah untuk tidak boleh membiarkan Tuan Muda Vee keluar dari Istana."

"Siapa yang menyuruhmu?" Vee bertanya cepat. Begitu heran, namun Vee tak bodoh. Dengan dirinya diberi perintah semacam ini pasti sesuatu yang buruk akan terjadi.

"Aku yang menyuruhnya. Ada masalah dengan itu?" interupsi dari sosok penguasa klan elf mengalihkan atensi mereka. Keduanya segera membungkuk memberi hormat sebagai bentuk formalitas.

Setelahnya Jimin mengutarakan protesan yang sempat ia tahan, "Tapi— bukankah itu keterlaluan. Sebagai Lord elf, tidakkah anda merasa kasihan kepada adik anda sendiri? Mengurung Vee? Kuno sekali—"

Namjoon terkekeh rendah, "Demi kebaikan bersama, apapun akan kulakukan."

"Tapi Kak—"

"Cukup Vee!" Vee mengatupkan bibir tak berani bicara lagi. Jika sang Kakak telah begini serius, maka sangkalan semacam apapun tak akan berlaku lagi. "Aku tak mau tau. Jangan biarkan Tuan Muda Vee keluar dari istana ini atau nyawa kalian melayang!"

Para pengawal itu mengangguk, lantas menunduk kompak.

Sementara Namjoon menatap sejenak adiknya dengan sorot sulit diartikan.

Memutar tubuh menyibak angkuh sebagian jubah putihnya menegaskan wibawa yang tiada mampu ditolak. Namjoon menjauh dengan jejak arogan yang menguar disekelilingnya.