prolog

95 15 0
                                    

Pengumuman! Maaf jika nanti ceritanya absurd soalnya masih pemula wkwk:v

Jangan mencintai berlebihan. karena jika dia pergi, patahmu tidak akan ada yg sanggup menyembuhkan.
                                  ~ferdian hamzah~

"Nes, lo pulang sama siapa?"

"Eummm gak tau. Tadi gue nelfon nyokap tapi gak di angkat, supir gue juga lagi pulang kampung"  jawab Nesa dengan kesal, pasalnya ia harus pulang dengan naik angkutan umum lagi karena tidak ada yg menjemputnya.

Bukannya Nesa anak yang manja sehingga tidak mau naik angkutan umum, hanya saja Nesa malas jika harus menunggu angkutan yang tak kunjung datang.

"Yaudah gue duluan, maaf gak bisa nemenin lo nunggu angkutan" pamit Anggi kepada Nesa.
Sebenarnya Anggi ingin menemani sahabatnya itu hingga angkutan umum datang dan memastikan jika Nesa pulang tidak dengan jalan kaki, tetapi Anggi tidak enak jika harus menyuruh supirnya menunggu lama lagi.

"Iya gapapa kok Gi"

Di lain tempat terdapat seorang cowok yang sedang memantul-mantulkan bola basket lalu memasukkannya ke dalam ring. Dia adalah Gevan Novaro Bagaskara, anak dari pemilik yayasan SMA Bunga Bangsa. Memiliki wajah tampan, prestasi yang tidak dapat di ragukan, dan juga mapan. Tidak jarang banyak siswi-siswi di sekolahnya yang dengan terang-terangan mendekati Gevan.

Tetapi terkadang dari mereka banyak yang menyerah untuk mendapatkan Gevan karena sikap dingin dan cuek yang ia miliki. Jangankan kepada mereka yang mendekatinya, kepada sahabat-sahabat nya pun Gevan enggan berbicara jika tidak terlalu penting.

Entah mengapa pesona yang di miliki Gevan dapat memikat seorang Nesa Afrada Tama. Padahal Nesa adalah cewek yang tidak mudah tertarik kepada lawan jenisnya.

Nesa sendiri pun tidak tau apa yang sedang ia rasakan saat ini, apakah cinta? apakah sayang? atau mungkin hanya sekedar rasa kagum? Entahlah, biar waktu yang akan menjawab semuanya.

~~

"Gev, pulang yuk sekolah udah sepi nih. Serem gue lama-lama disini!" Ifan bergidik ngeri seperti orang ketakutan, padahal ini masih siang mana mungkin ada hantu. Huhh memang Ifan si penakut!

"Hm" jawab Gevan seadanya.

kok bisa ya gue punya sahabat irit omong kek gini~batin Ifan.

Sementara Nesa sedang kebingungan saat ini, karena angkutan yang di tunggunya tak kunjung datang, mamahnya pun juga tidak menjawab telfon darinya. Sungguh hari yang sangat menyebalkan!

Samar-samar terdengar suara motor dari parkiran sekolahnya, Nesa pikir bahwa sekolah sudah sepi karena sekarang pukul 16.55. Ternyata masih ada yang baru pulang.

Sudah satu jam Nesa berdiri di halte tempatnya sekarang, tapi tiba-tiba ada sebuah motor berhenti di depannya. Nesa kenal betul motor sport itu, itu adalah motor milik Gevan. Lalu, kenapa ia berhenti disini? Apakah ia sedang menunggu seseorang? Ah sudahlah Nesa tidak ingin memikirkannya.

"Naik"

Nesa yang tidak mengerti maksud Gevan pun bingung. Di halte ini tidak ada siapa-siapa lagi selain ia dan Gevan. Dan apakah baru saja Gevan bicara kepanya?

"E-eee maaf kamu bicara sama siapa" tanya Nesa dengan jantung yang berdegup kencang. Ia sebenarnya takut jika bicara dengan gevan, karena sudah pasti ia akan di abaikan.

"Naik! Sebelum gue berubah pikiran"

Satu

Dua

Tiga

Empat

Lima

Nesa yang mulai mengerti apa maksud Gevan pun langsung naik ke motor cowok itu. Nesa berpikir apa ini mimpi? Apakah benar ia sekarang sedang gonceng dengan orang yang ia sukai? Jika iya ini mimpi, Nesa ingin tidur saja sepuasnya!

Sepanjang perjalanan pulang baik Nesa maupun Gevan tidak ada yang membuka suara, mereka sama-sama diam dengan pikirannya masing-masing. Hingga Gevan pun membuka suara..

"Dimana"

"hah?"

"Alamat"

"E-emhh udah deket kok kak, di depan bentar lagi aku tunjukin rumah aku yang mana"

Tidak ada jawaban dari Gevan, sekarang Nesa sudah merasakan sendiri sikap cuek Gevan yang mempu membuat siapapun merasa kesal.

"Makasih kak, mau mampir?"

"Gak"

Gevan pun menjalankan motornya menjauh dari pekarangan rumah Nesa. Kemudian Nesa memasuki rumahnya dengan senyuman yang melekat di bibirnya.

"Pulang sekolah tuh ucapin salam Nesa!" Tegur Mira yakni mamah Nesa.

"Eh iya mah lupa, maaf hehe"  Nesa mencium tangan mamahnya dengan terkekeh.

"Kamu ini lama-kelamaan mamah liat makin aneh tau gak!"

"Ih aneh apaan sih mamah ada-ada aja, yaudah Nesa mau ke kamar dulu"

Di dalam kamarnya Nesa pun membaringkan tubuhnya pada kasur queen size nya.

astaghfirullah mimpi apa ya gue semalem?

eh kok masih deg-deg an sihhh

astagaaaa Gevan kalo dari deket lebih ganteng ternyata yaaa

"Eh kok gue jadi gini sih, sadar Nesa sadar! Gila lo kalo mikirin tuh balok es mulu"  ucap Nesa bermonolog.

Segitu dulu ya prolognya hehe:v soalnya ini masih pengalaman pertama aku nulis cerita gini. Semoga kalian suka yaaa, vote dong hehe!

See you next part ♥️

GEVANESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang