Bagian 4

26 7 0
                                    

Untuk apa memaksa bersama jika sendirian membuatmu nyaman?
                                   ~ferdian hamzah~

Setelah kejadian ia pingsan tadi, kini Nesa sudah lebih baik. Nesa memang tidak bisa telat makan, tadi pagi ia tidak sarapan karena takut terlambat apalagi di tambah Nesa tidak makan dari semalam.

"Nes gue duluan ya, soalnya mau nganterin mamah ke butik"

"Iya gapapa Dit duluan aja"

Tidak lama kemudian setelah Dita pergi, handphone Nesa bergetar menandakan ada pesan masuk.

Drttt drrttt

082324××××××
Parkiran cpt!

Nesa bingung dengan isi pesan itu, mengapa ia harus ke parkiran? Dan siapa yang telah mengiriminya pesan?

                                                                                 Siapa?

Gak pntng! Parkiran cpt!

Tanpa membalas pesan tersebut akhirnya Nesa menuju parkiran, ia penasaran siapa yang mengiriminya pesan dan apa tujuan ia menyuruh Nesa ke parkiran?

Nesa berjalan menyusuri parkiran, ia bingung harus mencari siapa. Bahkan orang yang menyuruhnya pun Nesa tidak tau siapa. Huhh! Membingungkan.

"Lama!"

Suara dingin Gevan terdengar ketika Nesa tengah berjalan, dan benar! Gevan sedang duduk di atas motor sport miliknya dengan santai.

"Maaf kak maksudnya apa?" Nesa memberanikan diri bertanya seperti itu, karena menurutnya Gevan berbicara kepada nya. Parkiran sudah sepi saat ini hanya ada ia dan Gevan.

"Ck! Naik!"

"Enggak, makasih"

"Gak terima penolakan!"

"Ishhh kebiasaan deh maksa"  ucap Nesa dengan mengerucutkan bibirnya ke depan. Tanpa Nesa sadari, Gevan menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis, bahkan sangat tipis. Hanya Gevan saja yang dapat mengetahui nya.

~~

"Makasih kak, dan setelah ini kakak gak usah repot-repot nganterin aku pulang lagi" ucap Nesa pada Gevan.

"Hm"

Setelah motor sport hitam Gevan sudah tidak terlihat lagi, Nesa akhirnya pergi masuk ke rumahnya.

"Assalamualaikum mamahku yang cantik dan baik hati"

"Waalaikumsalam anak mamah yang lagi jatuh cinta"

"Eh"

"Itu tadi siapa? Padahal dia tadi pake helm tapi feeling mamah bilang kalau dia pasti ganteng!"

"Apaan sih mah itu kak Gevan"

"Gevan? Pacar kamu yaa?" goda Mira kepada anak perempuannya itu.

"Big no! Dia itu cuma kakak kelas aku mah"

Ya kalo bisa jadi pacar sih Alhamdulillah hehe~batin Nesa

"Tapi kok bisa nganterin pulang hayoo?"

"Tau deh terserah mamah!"

Mira terkekeh melihat tingkah laku Nesa, putri kecilnya yang lucu kini telah beranjak dewasa dan sudah mengenal apa itu cinta. Mira berharap Nesa selalu bahagia dan mendapatkan laki-laki baik untuk selalu melindungi Nesa.

Di dalam kamarnya Nesa sedang merenungkan apa yang baru saja terjadi. Gevan mengantarnya pulang, lagi? Dan tadi pagi Gevan menggendongnya ke UKS? Oh sungguh Nesa gila jika terus-terusan tersenyum seperti ini. Dan darimana Gevan dapat nomor telfon Nesa? Ah sudahlah!

Sama halnya dengan Nesa, kini Gevan sedang memikirkan sesuatu. Sesuatu yang akhir-akhir ini mengganggu konsentrasi nya. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa Gevan khawatir saat Nesa pingsan tadi? Dan kenapa Gevan selalu ingin mengantarkan gadis itu pulang? Aneh!

Makasih buat klean yg udah baca cerita ini.

See you next part ♥️

GEVANESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang