Keberanian tidak ada padaku, aku lebih suka menyerah daripada merebut sesuatu yg orang lain ingin melebihi aku.
~ferdian hamzah~"Bro? Diem-diem bae"
"Apaan sih lo berisik"
"Ya elu nge-game kagak ngajak gue, gabut gue kan jadinya"
"Tinggal nge-game juga apa susahnya si Fan"
"Ya gaenak lah Dean kuhhh"
"Jyjyk fan sumpa"
"Oh iya Gev, gue denger si Aliya masuk rumah sakit ya?"
"Hm"
"Lu ga nemenin dia disana bro?"
"Nanti aja balik sekolah"
"Lah emang kita sekarang lagi sekolah ya?"
Gevan saat ini sedang nongkrong di warung Bu Yati. Tepatnya di belakang sekolah pas di pojokan pertigaan. Ide bolos kali ini adalah ajakan Ifan. Dia bilang ingin beristirahat dari lelahnya berpikir. Berpikir macam apa yg ia maksud? Tugas saja selalu copy paste milik Gevan.
"Tapi nih ya gev, lu kenapa dah kemarin marah ke cewe manis itu?"
"Nesa yg lo maksud?" Tanya Dean
"Widihhhh Abang Dean gercep amat ni dah tau namanya. Ati-ati lo gev sekarang banyak tikungan"
"Gue sih owh aja kalo Nesa juga mau sama gue haha"
"Ambil! Gue ga butuh" gevan pun angkat bicara.
"Seriusan? Lo gak nyesel? Oke deh ntar gue minta id line nya aja awokk"
~
"Maaf ya nesa kita gabisa nemenin lo jenguk Aliya, kita lagi ada urusan"
"Iya gapapa kalian pulang aja gue bisa sendiri kok"
"Yaudah lo hati-hati ya. Bye"
Oke nesa lo gaboleh takut. Mungkin Gevan lagi gaada disana, tenanggg!
Nesa berusaha meyakinkan dirinya sendiri, sebenarnya nesa takut jika bertemu dengan Gevan disana nantinya. Ia tidak bisa melihat mata yg membencinya.
Dan kini nesa sudah sudah di depan ruang rawat inap Aliya. Nesa ragu apakah ia lanjut masuk saja atau kembali pulang? Tapi nesa harus menuntaskan masalah ini.
"Aliya" sapa nesa dengan perlahan.
"Lo ngapain disini?"
Nesa terkejut dengan jawaban ketus Aliya. Kemarin-kemarin Aliya sangat baik dan lemah lembut. Tapi sekarang?
"Gue mau minta maaf, gara-gara gue lo jadi di rawat gini"
"Gausah sok deh! Lo sengaja kan kemarin? Lo pengen kan gue kaya gini? Lo cemburu kan liat gue deket sama Gevan?"
"Engga al. Gue ga sengaja sumpa. Maafin gue ya"
Tiba-tiba Aliya menangis dan memegangi kepalanya seperti orang kesakitan.
"Engga nes gue ga bohong. Gue beneran sakit hikss"
What? Apa ini? Kenapa Aliya berubah dari yg tadi. Tanpa nesa sadari, Gevan melihat kejadian sekarang di ambang pintu.
"Lo apain Aliya hah! Gak puas lo buat dia kayak gini?" bentak Gevan pada Nesa dengan nafas yg tak beraturan.
"Gue ga ngapa-ngapain Aliya kak" ucap nesa dengan menunduk. Sekuat tenaga ia menahan air matanya tidak jatuh.
"Terus kenapa Aliya jadi kesakitan gitu? Lo tuh ya emang dasar cewe pembawa sial. Tadinya gue liat lo di parkiran, gue pikir lo kesini mau minta maaf. Tapi gue salah bitch!"
Jlebbb! Gevan kali ini memang keterlaluan. Bisa-bisanya ia menuduh nesa seperti ini dengan kata-kata kasar yg menyakiti hati nesa. Padahal Gevan tidak tau apa yg terjadi sebenarnya.
Tanpa berkata lagi, nesa berlari keluar dari ruangan tersebut dengan menangis.
"Kamu di apain sama dia?" Tanya Gevan dengan khawatir.
"Tadi dia kesini nuduh aku pura-pura sakit hikss, dia bilang aku cuma ngambil perhatian kamu doang Gevan hikks hikss"
"Yaudah jangan di pikirin lagi ya Al, aku bakal slalu lindungin kamu dari dia" Gevan mencoba menenangkan Aliya.
Berhasil! Tunggu selanjutnya nesa~batin seseorang.
~~
Ketika ia berjalan untuk pulang, nesa di kejutkan dengan motor sport merah yg berhenti di depannya.
Sang pengendara motor pun turun menghampiri nesa, dan membuka helm full face nya.
"Miss me?"
Oh tidakkk. Dia hadir lagi disini di hadapan nesa. Untuk menyakiti nesa kembali? Nesa sudah cukup menderita jadi jangan menambah beban hidupnya lagi.
"Waittt! Kamu nangis? Siapa yg berani bikin kamu nangis cantikku?" ucap pria itu dengan manis.
Senyumnya? Bau khas wanginya? Ini yg nesa rindukan selama ini, sebelum ia mengenal Gevan.
Dia Rano, Seseorang di masa lalu nesa yg kini hadir kembali. Rano adalah pria yg pengertian dan manis terhadap wanitanya. Tapi kesalahan Rano di masa lalu membuat Nesa kecewa dan mereka berpisah.
See you next part ♥️ Jan lupa vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANESA
Novela Juvenil"Nama aku gevan novaro bagaskara" "Yaudah aku manggil kamu varo ya" "Iya Echa" "Kok Echa? Nama aku Nesa!" Akankah hubungan pertemanan mereka berlanjut hingga dewasa? Apakah justru pertemuan mereka hanya sekali itu saja? Selamat membaca dan semoga s...