Aku akan belajar melepaskan dari sesuatu yg ku kira tidak akan meninggalkan
~ferdian hamzah~"Hahh seriusan lo kemarin pulang sama kak Gevan? Omaygattttt Nesa!!!! Lo tuh beruntung banget tau gak!"
Pagi hari di sekolah Nesa di hidangkan dengan berbagai pertanyaan dari sahabatnya, Anggi. Jika tau respon Anggi akan heboh seperti ini, Nesa lebih baik tidak menceritakan apa yang terjadi kemarin.
"Ih pokoknya lo harus jelasin sejelas-jelasnya gimana bisa kemarin lo di anterin pulang sama tuh es balok" Anggi masih tetap saja heboh dan antusias dengan apa yang Nesa ceritakan.
Akhirnya Nesa menceritakan apa terjadi kemarin dari awal hingga selesai. Nesa bosan jika harus mendengarkan pertanyaan-pertanyaan tidak penting yang di lontarkan oleh sahabatnya itu.
Tapi tidak heran sih kalau Anggi heboh seperti itu, bayangkan saja. Seorang Gevan Novaro Bagaskara mau mengantarkan Nesa pulang. Yang Anggi dengar dari gosip-gosip di sekolah bahwa Gevan tidak pernah dekat dengan cewek manapun, bahkan Lexa yang merupakan most wanted girl saja Gevan tolak. Apalagi Nesa? Huhh bahkan meliriknya saja Gevan enggan. Dan perihal kejadian kemarin, Gevan mungkin hanya kasihan pada Nesa tidak lebih!
~~
"Gev, kantin gak lo?" Tanya Dean salah satu sahabat Gevan.
"Hm"
"Yaelah fan masih tetep aja nih bocah irit ngomong ya"
"Sahabat lo tuh"
"Sahabat lo juga o'on"
Sedangkan Gevan berjalan di depan tanpa memikirkan obrolan Dean dan Ifan. Gevan memang tipikal orang yang bodoamat terhadap ucapan orang lain, menurutnya jika yang ia lakukan masih wajar-wajar saja ya tidak masalah.
Sudah jadi tradisi bahwa setiap Gevan dan teman-temannya memasuki kantin, pasti banyak fansnya yang meneriaki nama Gevan. Tidak hanya kantin, dimanapun ada Gevan pasti selalu ramai dengan ocehan gadis-gadis alay itu.
Ih ya ampun Gevan makin lama makin ganteng ya
Si Ifan juga ya keren bangettttt
Eh tapi Dean juga loh, senyumnya itu manis banget. Gak kuat gueeee
Kira-kira seperti itulah celotehan siswi-siswi yang ada di kantin, Nesa yang penasaran apa penyebab suasana kantin jadi rame pun menoleh ke arah pintu masuk kantin dan mendapati Gevan yang baru datang bersama dua orang laki-laki yang Nesa tidak kenal.
Ketika sedang menatap Gevan, Nesa tiba-tiba terkejut karena Gevan juga menatapnya. Tatapan itu sangat menakutkan bagi Nesa, dan juga mendebarkan. Tatapan itu hanya berlangsung kurang lebih 3 detik, karena Nesa memutuskan kontak mata itu terlebih dahulu. Nesa tidak ingin jika ia terkena serangan jantung mendadak jika harus terus-terusan seperti ini.
"Nes, lo kenapa kok bengong?" Tanya Dita yang heran dengan Nesa yang tiba-tiba diam.
"....."
"Woyyy!" Teriak Anggi menghancurkan lamunan Nesa.
"Ih lo apa-apaan sih malu tau gak diliatin banyak orang"
"Ya lagian lo di tanya tuh sama Dita" jawab Anggi dengan nada kesal.
"Eh emang iya?"
"Serah Lo"
Nesa tidak habis pikir, hanya karena tatapan dari Gevan saja sudah menghancurkan kefokusannya. Ia tidak tau mengapa efek dari Gevan sangat merubah dirinya?
~~
Sejak dari kantin tadi Nesa masih tetap saja melamun, hingga ia tidak sadar bahwa guru kimia nya sedang memanggil namanya.
"Nesa!"
"....."
"Nesa Afrada Tama!"
Sontak Nesa kaget dan sadar jika ia sedang dalam masalah.
"Ngapain kamu? Melamun di jam pelajaran saya! Keluar kamu! Berdiri di lapangan dengan hormat kepada bendera sampai jam pelajaran saya selesai" perintah Bu Mina dengan tegas.
"M-mmaaf Bu saya janji tidak akan mengulanginya lagi"
"Sudah sana cepat keluar!"
Dengan berat hati, Nesa melangkahkan kakinya menuju keluar kelas untuk menjalankan hukuman. Benar-benar sial! Gevan memberikan aura negatif pada Nesa, ini semua hanya karena memikirkan Gevan!
Tanpa Nesa sadari, ada yang memperhatikannya dari jendela atas kelas 12 IPA 2, kelas Gevan.
"Liatin apa sih lo serius amat?" Tanya Ifan dengan penasaran.
"Oh lo lagi liatin tuh cewek. Kenapa lo? Naksir?"
Pertanyaan dari Ifan membuat Gevan seketika berfikir. Naksir? Gevan tidak tau apa yang sedang ia rasakan, tapi melihat Nesa di hukum seperti itu membuat Gevan tidak tega.
See you next part ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVANESA
Teen Fiction"Nama aku gevan novaro bagaskara" "Yaudah aku manggil kamu varo ya" "Iya Echa" "Kok Echa? Nama aku Nesa!" Akankah hubungan pertemanan mereka berlanjut hingga dewasa? Apakah justru pertemuan mereka hanya sekali itu saja? Selamat membaca dan semoga s...