"Yang ku sesali hanyalah luka yang ku timbulkan di hati mereka, hyung."
================================================================
Harap saling menghargai kawan!
================================================================
Pemandangan pepohonan nan sedap dimata terhampar dari bangunan bertingkat dua ini. Udara sejuk yang menguar di pagi ini membuat semua orang tergelitik untuk bangun dan menikmati cahaya mentari.
Seperti pria satu ini. Sudah sejak tiga puluh menit yang lalu dia termenung menatap keindahan di sekitar rumahnya dengan menyesap seduhan kopi hangat yang menemaninya. Kacamata bulat yang sedari tadi bertengger di ujung hidungnya ia lepas begitu satu ajudan setianya datang memberi salam.
"Ada yang perlu kau laporkan, Black?."
Sambil menyeruput kopi yang sudah setengah jalan, pria itu bersiap.
"Operasi Hansung project telah gagal, tuan. Ghost ditemukan tewas."
Lirikan tajam didapatkan pria muda bermarga Park ini. Kepalanya langsung tertunduk dalam begitu netranya tertembus pandangan si tuan besar yang kentara marah. Proyek dengan upah milyaran won harus hilang sia-sia karena kegagalan satu anggotanya.
"Gagal?. Jadi target kita masih hidup?."
Pria muda itu mengangguk ketakutan. Seluruh tubuhnya sudah gemetar tak karuan. Takut jika nanti dia akan berakhir mati menyusul rekannya. Ghost, dia juga berada satu tim dengannya jika ada misi kelompok. Seorang remaja dua puluhan dengan kemampuan tembak level satu juga tipe petarung jarak dekat itu pergi mendahuluinya.
BRAKKKK
Gelas yang ada digenggamannyapun hancur detik itu juga. Kemarahannya semakin meradang begitu kalkulasinya berhasil memperhitungkan kerugian yang cukup besar. Terlebih reputasi ravens dipertaruhkan dengan kematian satu anggotanya yang berhasil di temukan polisi.
"Bedebah!. Dasar bodoh!. Bagaimana kau mengajari mereka, eoh?. Bahkan selain gagal, dia juga memberi petunjuk pada polisi dengan menyerahkan mayat mereka sendiri?. Sialan!."
Bertubi-tubi tubuh Black di hantam pukulan dan tendangan tanpa ampun, tak ada suara yang bisa ia keluarkan. Hanya darah yang sudah merembes ditiap sudut badan, pasrah saat tetua nya menjadikan tubuhnya samsak tinju.
"Ti-tidak ada tanda-tanda dia bunuh diri, Tuan."
Jeon Jaehyun, pria tua itu menghentikan pukulannya. Satu pernyataan dari abdi setianya yang tengah sekarat itu berhasil menginterupsinya.
"Apa maksudmu, Black?."
"Mayat nya di temukan jauh dari tempat kejadian. Bahkan itu bukan rute pelarian yang sudah kita rencanakan. Dan jika dilihat dari luka-luka di tubuhnya, sepertinya terjadi perkelahian sebelum akhirnya dia tewas, Tuan. Di tambah senapan dan peralatan yang menjadi perlengkapan wajib kita raib entah kemana."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALER
FanfictionJangan tertipu dengan keceriaan nya. Apalagi dibodohi dengan mulut cerewetnya. Karena anak itu penuh teka teki yang keluarga nya sendiri kualahan untuk mencari tau jawabannya. Semoga mereka tak kehabisan waktu untuk menolong kelinci kecil mereka.